Ilyas Ruhiat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nashrul Hakiem (bicara | kontrib)
Ibensis (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 33:
Ilyas juga mendapat pendidikan pesantren, yakni di [[Pondok Pesantren Cipasung]] yang dipimpin ayahnya, KH Ruhiat. Sejak kecil, Ilyas berpembawaan tenang dan sejuk, namun diakui oleh para ulama di kalangan NU dan non-NU sebagai ulama yang cerdas.
 
Pada usia 9 tahun ia sudah menguasai kitab jurumiyah[[Jurumiyah]] (ilmu nahwu) dan pada usia 15 tahun dia telah menguasai kitab Al Fiyah[[Alfiyah Ibnu Malik]] (Ilmu Sharaf yang dirakit dalam seribu bait syair).
 
Oleh karena itu sejak usia 15 tahun Ilyas sering dipercaya menggantikan ayahnya untuk mengajar. Ketika ayahnya ditangkap dan dipenjarakan oleh penjajah Belanda, Ilyaslah yang menggantikan posisi sang ayah sebagai guru di pesantren.