Pantai Lovina: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aansentanu (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Aansentanu (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 16:
'''Karma dalam kehidupan Lovina'''.
Sejak jaman penjajahan Belanda sampai jaman kemerdekaan, Singaraja dikenal sebagai ibu kota. Status ini bertahan dengan mapan sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan perdagangan. Namun, kondisi seperti itu tiba-tiba berubah. Pada awal 1960, Singaraja tidak lagi sebagai ibukota, karena digantikan oleh Denpasar, yang selanjutnya menjadi ibu kota propinsi Bali. Akibatnya jelas, kegiatan pembangunan, dan perdagangan turun tajam di Singaraja, dan wilayah utara Bali pada umumnya.
Memerlukan waktu bertahun-tahun untuk membangkitkan kembali ke kondisi normal di Bali Utara. Sang manajer muda Ngurah Sentanu, mendapat pengalaman terburuk dalam menjalankan Pondok Lovina. Namun ia legowo menerima tugas dan amanat Panji Tisna. Apa yang telah diramalkan oleh para analis bisnis memang
'''Mulainya pariwisata di Bali'''.
Baris 30:
'''Terpendam selama 10 tahun, "Lovina" muncul sebagai "Maskot"'''.
Dunia pariwisata telah mengenal '''Lovina''' sejak lama sebagai sebuah destinasi di Bali Utara. Permintaan dari pebisnis pun menuntut kehadiran Lovina.
Usaha
'''Lovina pembawa berkah untuk masyarakat'''.
Baris 36:
'''Arti "Lovina"'''.
"Love" dan "Ina" yang diartikan sebagai Love Indonesia, tidak
Menurut Panji Tisna, Lovina memiliki makna filosofis, campuran dua suku kata "Love" dan "Ina". Kata "Love" dari bahasa Inggris berarti kasih yang tulus dan "Ina" dari bahasa Bali atau bahasa daerah yang berarti "ibu".
|