Simbolisme anarkis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di awal tahun +pada awal tahun)
Baris 76:
 
[[Berkas:Wooden Shoe.svg|150px|thumb|right|Sepatu Kayu atau disebut "sabot" adalah simbol sabotase para pekerja]]
Gambar sepatu kayu digunakan secara simbolis oleh para anarkis pada [[abad ke-19]] dan dan awal [[abad ke-20]], walaupun sampai sekarang penggunaan simbol tersebut jarang lagi digunakan. Bahasaorang Perancisbelanda dan perancis untuk sepatu kayu adalahdengan sabot, yang mungkin merupakan dasar dari kata sabotaseSabot. Para pekerja yang ingin menghentikan kegiatan kerja mereka akan melempar sepatu kayu kedalam mesin-mesin pabrik atau pertanian, yang secara efektif menghentikan kerja mesin itu sampai mesin itu dapat diperbaiki kembali.
 
Kita tahu di dunia persandalan sabot dan kelom adalah identik, orang sunda menyebut alas kaki yang terbuat dari kayu nangka dengan sebutan kelom atau bakiak. Orang Belanda yang negaranya berada di bawah air sehingga membutuhkan alas kaki yang anti rusak, tahan lama dan cukup kuat untuk digunakan di daerah berair/becek, salju dan tanah, orang belanda menciptakan sebuah sandal dari kayu yang disebutnya Sabot.
 
 
Lantas kenapa dari kata Sabot ini menjadi terkenal dan mendunia, padahal asal kata tersebut memiliki arti sebuah produk untuk digunakan sebagai alas kaki. Kita tahu “pada jaman Revolusi Industri” sejak ditemukannya mesin-mesin tekstil, industri tekstil sangat maju di Eropa Barat terutama Inggris dan France, kapasitas di optimalkan, harga di tekan semakin murah karena metoda prosuksinya yang telah mengunakan otomatisasi kerja. Sampai lahir lah gerakan kaum buruh yang meminta kenaikan upah buruh karena terlalu kecil.
 
 
Para pemilik mesin / kaum kapitalis tentu saja sangat tidak suka dengan tuntutan para buruh, maka timbulah perlawanan dari kaum buruh agar tuntutan mereka dipenuhi. Apa yang mereka lakukan sebagai bentuk perlawanan kepada pemilik mesin adalah dengan melakukan tindakan pengrusakan terhadap mesin-mesin tekstil tersebut yaitu memasukan Sabot (sandal orang Belanda) kedalam mesin sehingga mesin tersebut sehingga mangalami kerusakan dan kemacetan. Akibatnya kaum kapitalis ‘meradang’ karena banyak mesin yang rusak dan tidak dapat berproduksi sementara upah buruh harus tetap dibayarkan.
 
 
Tindakan pengrusakan mesin mesin tekstil ini oleh kaum buruh dengan memasukan Sabot ke dalamnya yang kita kenal sekarang ini dengan kata Sabotase. yang mungkin merupakan dasar dari kata sabotase. Para pekerja yang ingin menghentikan kegiatan kerja mereka akan melempar sepatu kayu kedalam mesin-mesin pabrik atau pertanian, yang secara efektif menghentikan kerja mesin itu sampai mesin itu dapat diperbaiki kembali.
 
 
 
Di Philadelphia, Pennsylvania, terdapat toko buku anarkis yang diberi nama The Wooden Shoe, dan sejak tahun 2001 sampai tahun 2003 ada majalah anarkis dari Denmark yang berjudul Sabot.