Cincin pernikahan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ZéroBot (bicara | kontrib)
k r2.7.1) (bot Menambah: ko:결혼 반지
Botrie (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
[[Berkas:Weddingring.JPG|thumb|210px|Cincin pernikahan emas putih]]
 
'''Cincin pernikahan''' adalah salah satu [[simbol]] di dalam [[pernikahan]] menurut tradisi [[Kristen]] Barat.<ref name="George">{{en}}George R. Szews. 1983. ''We Will Celebrate a Church Wedding''. Collegeville, Minnesota: The Liturgical Press.</ref> Pertukaran cincin pernikahan di dalam prosesi pernikahan dilakukan pada saat pengucapan komitmen kedua mempelai untuk menjalani kehidupan bersama.<ref name="George"></ref> Meskipun demikian, cincin pernikahan bukanlah simbol utama sebab yang terpenting adalah pengucapan komitmen antara kedua mempelai tersebut.<ref name="George"></ref> Pertukaran cincin pernikahan tersebut adalah simbol sekunder yang boleh ditiadakan.<ref name="George"></ref>
 
 
== Latar Belakang Sejarah ==
=== Abad ke-1 hingga Abad ke-9 ===
Pemberian cincin semula berasal dari upacara [[pertunangan]] [[Romawi]] sejak abad pertama Masehi.<ref name="Pengantar"></ref> Upacara pertunangan tersebut berisi pernyataan tentang janji untuk menikah pada masa depan.<ref name="Pengantar">{{id}}James F. White. 2002. ''Pengantar Ibadah Kristen''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 282-286.</ref> Pada masa itu, keterlibatan tradisi setempat masih kuat di dalam kekristenan yang tengah berkembang sehingga banyak unsur-unsur tradisi setempat yang masuk ke dalam ritus pernikahan Kristen.<ref name="Pengantar"></ref> Salah satu unsur tradisi Romawi yang masuk ke dalam ritus pernikahan Kristen adalah prosesi pertukaran cincin pernikahan.<ref name="Pengantar"></ref> Di dalam suatu garis besar tata pernikahan yang dibuat gereja pada abad ke-9, prosesi pemasangan cincin dalam pernikahan telah tercantum di dalamnya.<ref>Rasid Rachman. 1999. ''Pengantar Sejarah Liturgi''. Tangerang: Bintang Fajar. Hal. 82.</ref>
 
=== Abad ke-10 hingga Abad ke-11 ===
Di dalam abad ke-10 dan ke-11 terdapat penambahan di dalam prosesi pemasangan cincin, yaitu pemasangan cincin disertai dengan pemberian berkat pada cincin.<ref name="Stevenson"></ref> Mempelai pria memasangkan cincin kepada mempelai wanita seraya berkata,"Dia (menyebutkan nama mempelai perempuan) yang mengenakan cincin ini boleh berada di dalam damai, kehidupan, bertumbuh di dalam kasih, dan dikaruniakan umur panjang."<ref name="Stevenson">{{en}}Kenneth Stevenson. 1982. ''Nuptial Blessing: A Study of Christian Mariage Rites''. London: Alcuin SPCK, p. 66-67.</ref> Dengan demikian seolah-olah cincin memiliki makna dalam pernikahan sebagaimana konsekrasi roti dan anggur dalam [[Ekaristi]].<ref name="Stevenson"></ref>
 
[[Gereja-gereja Ortodoks Timur]] mempertahankan prosesi pertukaran cincin, seperti pertukaran janji dan cincin di ruang depan.<ref name="Pengantar"></ref> Dengan demikian, jikalau pada abad ke-10 dan ke-11 cincin menjadi simbol berkat, maka pada gereja-gereja Ortodoks Timur, cincin menjadi simbol ikatan kedua mempelai melalui janji pernikahan.<ref name="Pengantar"></ref>
 
=== Abad ke-16 hingga Kini ===
Pada masa [[Reformasi Protestan|Reformasi Gereja]], muncul rumusan lain yang berasal dari [[Martin Luther]], yaitu "Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia".<ref name="Pengantar"></ref> Ibadah pernikahan di gereja-gereja [[Protestan]] Indonesia hingga kini sebagian besar memakai rumusan ini atau yang serupa dengan ini.<ref name="Pengantar"></ref>
 
Walaupun cincin banyak digunakan dalam liturgi pernikahan, namun bukan berarti semua gereja menyetujui penggunaan cincin dalam liturgi pernikahan.<ref name="Pengantar"></ref> Kaum [[Puritan]] pada abad ke-17 menolak penggunaan cincin pernikahan.<ref name="Pengantar"></ref> Mereka keberatan terhadap prosesi pertukaran cincin, dan juga unsur-unsur lain di dalam ibadah, sehingga menghilangkan prosesi tersebut dari ibadah pernikahan.<ref name="Pengantar"></ref> Akan tetapi, sebagian besar unsur-unsur tersebut dipulihkan kembali pada tahun-tahun berikutnya.<ref name="Pengantar"></ref> Keberatan tersebut wajar mengingat tujuan mereka adalah "memurnikan" [[Gereja Inggris]] pada saat itu dengan cara menyingkirkan segala hal yang berbau Romawi.<ref name="Pengantar"></ref> Pada abad ke-18, [[John Wesley]] juga menghapus ritus penyerahan mempelai dan pemberian cincin.<ref name="Pengantar"></ref> Akan tetapi, para penerus John Wesley memulihkan kedua ritus tersebut.<ref name="Pengantar"></ref>
 
== Fungsi Simbolik Cincin Pernikahan ==
[[Berkas:anillos.jpg|thumb|right|sepasang cincin.]]
Simbol berfungsi menghadirkan masa lalu pada masa kini.<ref name="Warsito"></ref>. Dengan demikian, melalui cincin pernikahan pasangan suami-istri dapat mengingat [[cinta]] yang terjalin dan makna pernikahan yang telah mereka jalani.<ref name="Warsito"></ref> Cincin pernikahan tidak menjamin cinta dan kesetiaan suami-istri, namun cincin pernikahan menjadi simbol yang senantiasa mengingatkan dan membahasakan kerinduan mereka untuk selalu memperdalam cinta kepada pasangannya.<ref name="Warsito">Warsito Djoko Sudibya. 1995. ''Aneka Simbol''. Jakarta: Obor. Hal. 4.</ref> Secara populer ada makna-makna lain yang diberikan kepada cincin pernikahan, misalnya sebagai penanda akan status pemakainya selaku suami-istri, atau perlambang ikatan pernikahan yang tiada akhirnya seperti bentuk cincin yang bulat dan tak berujung.<ref>[http://rawabokor.web.id/lifestyle/arti-sebuah-cincin-perkawinan Arti sebuah cincin perkawinan]</ref>
 
== Referensi ==