Manga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kamen (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Kamen (bicara | kontrib)
Baris 32:
<ul>Untuk beberapa manga yang tidak mempermasalahkan keadaan terbalik ini, hal semacam ini tidak terlalu dipermasalahkan, namun kerancuan menjadi sangat mengganggu dalam terjemahan manga genre detektif seperti [[Detektif Conan]], Q.E.D atau [[Kindaichi]] '''yang sering memberikan <u>informasi / clue</u> yang sangat menyesatkan pembaca''' karena pada bagian cerita di chapter depan tidak sesuai dengan hasil deduksi / kesimpulan dari tokoh utama. Bahkan dalam suatu buku cerita, kadangkala hanya 1 panel yang dibalik (pada bagian deduksi) yang semakin memperparah inti cerita</ul>
 
<gallery>
Berkas:DSCF6944.jpg‎|Cover Buku salah satu manga terbitan Elex Media Komputindo
Berkas:DSCF6945.jpg|Salah satu halaman yang 'menyesatkan' dengan penghilangan clue
</gallery>
 
Hal ini berlangsung selama beberapa tahun hingga sekitar tahun 2000-an ketika penerbit-penerbit manga di Indonesia mulai sadar bahwa proses pembalikan ini sebenarnya tidak diperlukan. Manga pertama yang mepertahankan format seperti format jepang asli adalah [[Rurouni Kenshin]]. Selain itu, beberapa penulis komik seperti [[Takehiko Inoue]] yang menciptakan komik ''[[Slam Dunk (manga)|Slam Dunk]]'' tidak setuju karya mereka diubah begitu saja dan minta agar karya mereka dibiarkan dalam format aslinya. Kini, manga-manga yang terbit di Indonesia biasanya sudah diterbitkan dalam format aslinya kecuali untuk beberapa judul yang telah mulai diterbitkan sebelum tahun 2000-an.