Bondho Nekat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Jagawana (bicara | kontrib)
k - {{rapikan}}
Baris 1:
{{rapikan}}
Istilah '''bonek''', [[akronim]] [[bahasa Jawa]] dari ''Bondho Nekat'' (modal nekat), biasanya ditujukan kepada sekelompok pendukung atau suporter kesebelasan [[Persebaya]] [[Surabaya]], walaupun ada nama kelompok resmi pendukung kesebelasan ini yaitu [[Yayasan Suporter Surabaya]] (YSS). Di persepakbolaan [[Indonesia]], bonek banyak digambarkan sebagai pendukung yang sering membuat kerusuhan, dari mulai tidak membayar tiket [[kereta api]], sampai bentrok dengan aparat keamanan dan pendukung kesebelasan lawan.
 
Beberapa peristiwa kekacauan yang disebabkan "Bonek mania" antara lain adalah kerusuhan pada pertandingan [[Piala Indonesia|Copa Dji Sam Soe]] antara [[Persebaya Surabaya]] melawan [[Arema Malang]] pada [[4 September]] [[2006]] di [[Gelora 10 November|Stadion 10 November]], [[Tambaksari, Surabaya|Tambaksari]], [[Kota Surabaya|Surabaya]]. Selain menghancurkan kaca-kaca di dalam stadion, para pendukung Persebaya ini juga membakar sejumlah mobil yang berada di luar stadion antara lain mobil stasiun televisi milik [[ANTV]], mobil milik [[Telkom]], sebuah mobil milik [[TNI Angkatan Laut]], sebuah ambulans dan sebuah [[mobil]] umum. Sementara puluhan mobil lainnya rusak berat. Atas kejadian ini Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan hukuman (sebelum banding) dilarang bertanding di Jawa Timur selama setahun kepada Persebaya, kemudian larangan memasuki [[stadion]] manapun di seluruh [[Indonesia]] kepada para bonek selama tiga tahun.
 
Sekitar [[Agustus]] 2006, bonek dijatuhi sanksi lima kali tidak boleh mendampingi timnya saat pertandingan ''away'' menyusul ulah mereka yang memasuki lapangan pertandingan sewaktu Persebaya menghadapi [[Persis Solo]] di final divisi satu. Ironisnya, tahun [[2005]], Persebaya justru rela dihukum terdegradasi ke divisi satu gara-gara mundur di babak 8 besar. Pihak klub beralasan untuk melindungi bonek agar tidak disakiti.
 
Di awal tahun [[2000]], Persebaya pernah dilarang bertanding di kandang“kandang” sendiri karena pendukungnya sering rusuh. Larangan yang dikeluarkan [[polisi|Kepolisian]] Daerah [[Jawa Timur]] tersebut berlaku untuk seluruh wilayah Jawa Timur. Saat itu Persebaya nyaris dicabut partisipasinya dari [[Divisi_Utama_Liga_Indonesia_1999/2000|Liga Indonesia VI]].
 
[[Kategori:Komunitas pendukung klub sepak bola]]