Gereja Santo Petrus, Lubuk Baja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andreas Sihono (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Andreas Sihono (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 38:
Bukit Baloi, lokasi baru yang diberikan oleh Otorita untuk bangunan gereja, ternyata penuh dengan bebatuan. Umat Katolik harus bekerja keras dengan bergotong royong meratakan tanah, memecahkan batu-batuannya dan akhirnya berdirilah bangunan gereja permanen. Bangunan permanen ini kemudian diberi nama ”Gereja Santo Petrus”. Nama yang sesuai mengingat letaknya yang di atas lokasi berbatu. Petrus berarti batu karang (Mat 16:18).
Akhirnya pada tahun 1990, gereja Santo Petrus diresmikan menjadi Paroki pertama di pulan Batam.
 
===Pemekaran===
 
Seiring dengan pembangunan pulau batam menjadi pulau industri, perkembangan umat katolik di pulau batam juga berkembang dengan sangat pesat, sehingga pada tahun 1995, Paroki Santo Petrus Lubukbaja dipecahdimekarkan menjadi dua, dengan terbentuknya [[Paroki Santo Damian Batam|Paroki Beato Damian]].<ref name="Paroki">{{cite web |url=http://www.parokisantodamian.co.cc/?page_id=2 |title = WEB resmi Paroki Santo Damian|accessdate=2012-05-22}} </ref> yang meliputi 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Bengkong, Kecamatan Nongsa dan Kecamatan Batam Centre serta Pulau Todak.
 
Tanggal 1 November 2003, sekali lagi paroki Paroki Santo Petrus Lubukbaja dimekarkan dengan terbentuknya [[Paroko Maria Bunda Pembantu Abadi Tembesi]] yang meliputi daerah Tembesi, Pulau Rempang, Pulau galang, Tanjung Uncang.
 
== Referensi ==
{{reflist}}