Sumatera Barat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Impressa (bicara | kontrib)
k ←Suntingan Impressa (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Kenrick95
Baris 235:
Sumatera Barat memiliki hampir semua jenis [[objek wisata]] alam seperti [[laut]], [[pantai]], [[danau]], [[gunung]] dan [[ngarai]], selain objek wisata budaya. Akomodasi [[hotel]] sudah mulai banyak mulai dari kelas melati sampai bintang empat. Agen tour dan travel di bawah keanggotaan [[ASITA]] Sumatera Barat sudah lebih dari 100 buah. Untuk melengkapi fasilitas penunjang pariwisata, pemerintah juga menyediakan kereta api wisata yang beroperasi pada jam-jam tertentu.
 
Objek-objek wisata yang dikunjungi para wisatawan di antaranya, Kawasan wisata [[Mandeh]] (Mande Resort) [[Jembatan akar]] di kecamatan [[Bayang, Pesisir Selatan|Bayang]]; Rumah Gadang Mande Rubiah di [[Lunang Silaut, Pesisir Selatan|Lunang]]; Istana Kerajaan Inderapura di kecamatan [[Pancung Soal, Pesisir Selatan|Pancung Soal]]; [[Pulau Cingkuak]] dengan peninggalan Benteng [[Belanda]] dan [[Puncak Langkisau]] di [[Painan]], kabupaten [[Pesisir Selatan]], [[Danau Maninjau]] dan Puncak Lawang Embum Pagi di [[kabupaten Agam]], [[Lembah Anai]]; [[Istano Basa|Istano Basa Pagaruyung]], [[Danau Singkarak]] di [[kabupaten Tanah Datar]], [[Danau Talang]]; [[Danau Diatas]] dan [[Danau Dibawah]] dikenal juga dengan sebutan ''Danau kembar'' di [[kabupaten Solok]], Panorama [[Ngarai Sianok]]; [[Fort de Kock (benteng)|Benteng Fort de Kock]]; [[Jam Gadang]] di [[kota Bukittinggi]], Pantai Air Manis; Pantai Muaro; Pantai Caroline; [[Pulau Sikuai]] di [[kota Padang]], Tempat wisata Harau di [[kabupaten Lima Puluh Kota]], Tempat wisata Ngalau di [[kota Payakumbuh]], Candi Padang; [[Prasasti Padang Roco]] di [[Kabupaten Dharmasraya]], Pantai Kata; [[Pantai Gandoriah]] di [[kota Pariaman]], Pantai Arta; Malibo Anai di [[kabupaten Padang Pariaman]].
 
Sementara itu berbagai informasi dan literatur sejarah mengenai Sumatera Barat dan kebudayaan [[Minangkabau]] secara umum dapat dijumpai di Pusat Dokumentasi Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM), yang terletak di tengah-tengah objek wisata [[Perkampungan Minangkabau]] (''Minangkabau Village'') di [[kota Padang Panjang]]. Di PDIKM terdapat berupa dokumentasi foto mikrograf surat kabar, pakaian tradisional, kaset rekaman lagu daerah, dokumentasi surat-surat kepemerintahan dan alur sejarah masyarakat Minangkabau secara terperinci khususnya semenjak abad 18 (periode penjajahan Belanda) hingga era 1980'an. Selain itu sumber literatur lain dapat ditelusuri di Perpustakaan [[KITLV]] (''Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde'') dan di Perpustakaan [[Universitas Leiden]], dua-duanya di [[Leiden]], [[Belanda]].