Perang Salib: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 28:
 
=== Penyebab Langsung ===
 
Penyebab langsung dari [[Perang Salib Pertama]] adalah permohonan Kaisar [[Alexius I]] kepada [[Paus Urbanus II]] untuk menolong Kekaisaran [[Byzantium]] menahan laju invasi tentara Muslim ke dalam wilayah kekaisaran tersebut. Pada tahun 1071, di [[Pertempuran Manzikert]], Kekaisaran Byzantium telah dikalahkan oleh pasukan Muslim [[Seljuk]] dan kekalahan ini berujung kepada dikuasainya hampir seluruh wilayah [[Asia Kecil]] (Turki modern). Meskipun [[Pertentangan Timur-Barat]] seldang berlangsung antara gereja [[Katolik Barat]] dengan gereja [[Orthodox Timur]], [[Alexius I]] mengharapkan respon yang positif atas permohonannya. Bagaimanapun, respon yang didapat amat besar dan hanya sedikit bermanfaat bagi [[Alexius I]]. Paus menyeru bagi kekuatan invasi yang besar bukan saja untuk mempertahankan Kekaisaran [[Byzantium]], akan tetapi untuk merebut kembali [[Yerusalem]].
 
Ketika [[Perang Salib Pertama]] didengungkan pada tahun 1095, para pangeran [[Kristen]] dari [[Iberia]] sedang bertempur untuk keluar dari pegunungan [[Galicia]] dan [[Asturia]], wilayah [[Basque]] dan [[Navarre]], dengan tingkat keberhasilan yang tinggi, selama seratus tahun. Kejatuhan bangsa [[Moor]] [[Toledo]] kepada [[Kerajaan Leon]] pada tahun 1085 adalah kemenangan yang besar. Ketidak bersatuan penguasa-penguasa Muslim merupakan faktor yang penting, dan kaum Kristen, yang meninggalkan para wanitanya di garis belakang, amat sulit untuk dikalahkan. Mereka tidak mengenal hal lain selain bertempur, mereka tidak memiliki taman-taman atau perpustakaan untuk dipertahankan. Para ksatria Kristen ini merasa bahwa mereka bertempur di lingkungan asing yang dipenuhi oleh orang [[kafir]] sehingga mereka dapat berbuat dan merusak sekehendak hatinya. Seluruh faktor ini kemudian akan dimainkan kembali di lapangan pertempuran di Timur. Ahli sejarah [[Spanyol]] melihat bahwa [[Reconquista]] adalah kekuatan besar dari karakter [[Castilia]], dengan perasaan bahwa kebaikan yang tertinggi adalah mati dalam pertempuran mempertahankan ke-Kristen-an suatu Negara.
 
=== Kondisi Sesudah [[Perang Salib Pertama]] ===
 
[[Perang Salib Pertama]] melepaskan gelombang semangat perasaan paling suci sendiri yang diekspresikan dengan pembantaian terhadap orang-orang [[Yahudi]] yang menyertai pergerakan tentara Salib melintasi [[Eropa]] dan juga perlakuan kasar terhadap pemeluk [[Kristen Orthodox]] [[Timur]]. Kekerasan terhadap [[Kristen Orthodox]] ini berpuncak pada penjarahan kota [[Konstantinopel]] pada tahun 1024, dimana seluruh kekuatan tentara Salib ikut serta. Selama terjadinya serangan-serangan terhadap orang [[Yahudi]], pendeta lokal dan orang Kristen berupaya melindungi orang Yahudi dari pasukan Salib yang melintas. Orang Yahudi seringkali diberikan perlindungan di dalam gereja atau bangunan Kristen lainnya, akan tetapi, massa yang beringas selalu menerobos masuk dan membunuh mereka tanpa pandang bulu.
 
Pada abad ke-13, perang salib tidak pernah mencapai tingkat kepopuleran yang tinggi di masyarakat. Sesudah kota [[Acra]] jatuh untuk terakhir kalinya pada tahun 1291 dan sesudah penghancuran bangsa [[Occitan]] ([[Perancis Selatan]]) yang berpaham [[Catharisme]] pada [[Perang Salib Albigensian]], ide perang salib mengalami kemerosotan nilai yang diakibatkan oleh pembenaran lembaga Kepausan terhadap agresi politik dan wilayah yang terjadi di [[Katolik Eropa]].
 
Orde Ksatria Salib yang terakhir yang mempertahankan wilayah adalah orde [[Knights Hospitaller]]. Sesudah kejatuhan Acra yang terakhir, orde ini menguasai [[Pulau Rhodes]] dan pada abad ke-16 dibuang ke [[Malta]]. Tentara-tentara Salib yang terakhir ini akhirnya dibubarkan oleh [[Napoleon Bonaparte]] pada tahun 1798.
 
 
 
== Referensi ==
*Carole Hillenbrand, ''The Crusades, Islamic Perspectives''. New York, 2000.