Wikipedia:Bak pasir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fajar Faraday (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Aldo samulo (bicara | kontrib)
k ←Suntingan Fajar Faraday (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Idealv3
Baris 1:
BAB I
PENDAHULUAN
 
Hampir serupa dengan sub suku local lainnya, masyarakat Tambe’e juga memiliki rentang sejarah panjang dengan berbagai dimensi termaktub dan tersirat di dalamnya, meskipun Peta histories masyarakat Ethnis (Suku) Tambe’e ini belum tersurat secara jelas. Mengupas serta membahas secara ilmiah tentang latarbelakang masyarakat Tambe’e merupakan sebuah pekerjaan sulit yang dapat dimetaforakan bagai mencari jarum dalam sekam atau mencari jarum di tengah-tengah samudera yang maha luas. Opini Ini dilatarbelakangi oleh terbatasnya informasi yang diperlukan untuk memperlengkapi sebuah karya ilmiah berkaitan dengan eksistensi masyarakat Ethnis Tambe’e. Informasi tertulis tentang masyarakat ini sama sekali tidak pernah ditemukan, padahal materi tersebut sangat dibutuhkan sebagai factor pendukung akurasi sebuah Kajian Ilmiah tentang sebuah peristiwa sejarah perkumpulan satu masyarakat yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan realitas historis sebagaimana pernah terjadi. Bilamana masyarakat Tambe’e membentuk satu komunitas, bagaimana peranan masyarakat Tambe’e dalam perjalanan histories, Bilamana masyarakat ini telah berkiprah pada berbagai dimensi kehidupan Historis, termasuk peristiwa-peristiwa Heroik (Kepahlawanan) yang konon pernah mereka lakukan, waktu dan saatnya begitu sulit untuk ditentukan sehingga Peristiwa-peristiwa sejarah yang dapat diperoleh melalui kisah dari mulut ke mulut sangat sulit untuk dipertanggungjawabkan jika itu tidak dianalisa secara baik. Setiap kali mendengar sebuah kisah dari seorang Tambe’e tentang Orang Tambe’e pada masa lampau, kita akan selalu mendapati bahwa kisah itu dimulai dengan kosa kata “ARANIMPIHE” (Secara Harafiah Kosa Kata Tambe’e ini dapat diartikan dengan : “DAHULU KALA….”), atau kita juga akan sering mendapati satu kosa kata yang lain yaitu : “ASOMPIHE” (Secara Harafiah dapat diartikan : “PADA SUATU WAKTU…). Kedua kosa kata ini memberikan gambaran tentang betapa tidak jelasnya waktu dan saat terjadinya sebuah peristiwa sejarah dalam kehidupan masyarakat Tambe”e.
==Fajar==
Meskipun demikian, Penulisan Sejarah Masyarakat suku Tambe’e tidak dapat diabaikan begitu saja, <br>sebab upaya <br> # menulis dan mengkaji secara Ilmiah tentang Sejarah kehidupan masyarakat Tambe’e merupakan “URGENT NEED” (Kebutuhan Mendesak) demi masa ## depan komunitas suku Tambe’e sehingga tidak menjadi suatu masyarakat yang “Punah” dalam ketidakjelasan oleh Niirnya status Historis ## yang di miliki oleh masyarakat Pribumi ini. Kemudian dengan memiliki sejarah secara tertulis, maka Posisi Masyarakat ini diharapkan memperoleh tempat yang benar dan layak diatas landasan Yuridis (hukum) yang kuat, sehingga eksistensi masyarakat Ethnis Tambe’e beserta semua Asset dan Perangkat budaya Tambe’e dapat diterima, dihormati dan diakui dan terproteksi atau terlindung dalam bingkai hukum yang berlaku di Indonesia dan Daerah Luwu Timur dalam konteks yang lebih terbatas. Kepemilikan status yang jelas serta mendapat konfesi secara hukum merupakan jaminan bahwa komunitas masyarakat ini dapat terpelihara, tidak terusik oleh berbagai kepentingan yang Nota Bene tidak memberi keuntungan - merugikan, bahkan membuat masyarakat ini dapat menjadi bagaikan “Kambing-kambing yang di bawa ke Pesakitan, disembelih lalu menjadi makanan lezat dari orang-orang yang lebih berani berpikir cerdik ketimbang masyarakat yang hanya Tidur Pulas dengan tetap berada pada posisi tidur dan tidak nyana atau sadar meskipun Badai dan Guntur telah mengusik Tidur Pulasnya.
serupa dengan sub suku local lainnya, masyarakat Tambe’e juga memiliki rentang sejarah panjang dengan berbagai dimensi termaktub dan tersirat di dalamnya, meskipun Peta histories masyarakat Ethnis (Suku) Tambe’e ini belum tersurat secara jelas. Mengupas serta membahas secara ilmiah tentang latarbelakang masyarakat Tambe’e merupakan sebuah pekerjaan sulit yang dapat dimetaforakan bagai mencari jarum dalam sekam atau mencari jarum di tengah-tengah samudera yang maha luas. Opini Ini dilatarbelakangi oleh terbatasnya informasi yang diperlukan untuk memperlengkapi sebuah karya ilmiah berkaitan dengan eksistensi masyarakat Ethnis Tambe’e. Informasi tertulis tentang masyarakat ini sama sekali tidak pernah ditemukan, padahal materi tersebut sangat dibutuhkan sebagai factor pendukung akurasi sebuah Kajian Ilmiah tentang sebuah peristiwa sejarah perkumpulan satu masyarakat yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan realitas historis sebagaimana pernah terjadi. Bilamana masyarakat Tambe’e membentuk satu komunitas, bagaimana peranan masyarakat Tambe’e dalam perjalanan histories, Bilamana masyarakat ini telah berkiprah pada berbagai dimensi kehidupan Historis, termasuk peristiwa-peristiwa Heroik (Kepahlawanan) yang konon pernah mereka lakukan, waktu dan saatnya begitu sulit untuk ditentukan sehingga Peristiwa-peristiwa sejarah yang dapat diperoleh melalui kisah dari mulut ke mulut sangat sulit untuk dipertanggungjawabkan jika itu tidak dianalisa secara baik. Setiap kali mendengar sebuah kisah dari seorang Tambe’e tentang Orang Tambe’e pada masa lampau, kita akan selalu mendapati bahwa kisah itu dimulai dengan kosa kata “ARANIMPIHE” (Secara Harafiah Kosa Kata Tambe’e ini dapat diartikan dengan : “DAHULU KALA….”), atau kita juga akan sering mendapati satu kosa kata yang lain yaitu : “ASOMPIHE” (Secara Harafiah dapat diartikan : “PADA SUATU WAKTU…). Kedua kosa kata ini memberikan gambaran tentang betapa tidak jelasnya waktu dan saat terjadinya sebuah peristiwa sejarah dalam kehidupan masyarakat Tambe”e.
* Dalam Rangka menghindarkan masyarakat Ethnis Tambe’e dari “Keadaan sesat dan Lengah” serta merugikan diri sendiri ini, maka ** kertas putih ini terpaksa harus ternoda oleh coretan tinta yang berisikan sebuah Risalah Singkat-Edukatif (Mengajar)-Pedagogis *** (Mendidik) masyarakat yang lagi tertidur pulas tanpa sadar, bahwa bahaya telah mengancam bahkan siap menerkam serta menghabisi semua asset berharga yang ada disampingnya dan mungkin menjadi mimpi-mimpi indah yang bakal tak kunjung terwujud. Risalah ini ditulis dalam pikiran kemuskhylan tanpa Informasi yang memadai. Tetapi Risalah ini juga sekaligus berupaya untuk memperkecil bahaya keniir-Historisan Masyarakat Ethnis Tambee. Melalui studi Literatur seadanya dan juga melalui Informasi lisan Via Key Informan (Informan Kunci) yang berkompetensi dalam membantu Kajian singkat ini, penulis akan berupaya untuk merepresentasikan secara obyektif tentang sejarah hidup masyarakat Ethnis Tambe’e . Risalah ini juga baru mengupas sekelumit tentang Komunitas suku Tambe’e dan lebih banyak memfokuskan pokok masalah yang berkaitan dengan asset berupa tanah Ulayat adat ethnis tersebut. Asumsi ini dilatarbelakangi oleh satu pemikiran bahwa Komunitas Ethnis Tambe’e mulai mengalami ancaman Marginalisasi sebagaimana nasib yang dialami oleh Ethnis Lokal lain seperti Karunsi’e dan Padoe di tengah-tengah konteks Modernisasi dan Informatika, di tengah lajunya intensitas Kompetisi Ekonomi Global di mana sering kali dalam Kompetisi tersebut ekses-ekses sosial yang dapat terjadi tidak terhitung banyaknya. Dalam kompetisi ekonomi global yang sering kontra concern, Masyarakat Pribumi juga sering menjadi “korban” keganasan kaum KAPITALIS yang disebabkan oleh ketidakberdayaan pada satu sisi, posisi sebagai korban seperti ini sering juga sangat dipengaruhi lebih dan kurangnya oleh “Kebodohan Sendiri” pada sisi lain.
===Yulizar===
Meskipun demikian, Penulisan Sejarah Masyarakat suku Tambe’e tidak dapat diabaikan begitu saja <br>sebab upaya <br> # menulis dan mengkaji secara Ilmiah tentang Sejarah kehidupan masyarakat Tambe’e merupakan “URGENT NEED” (Kebutuhan Mendesak) demi masa ## depan komunitas suku Tambe’e sehingga tidak menjadi suatu masyarakat yang “Punah” dalam ketidakjelasan oleh Niirnya status Historis ## yang di miliki oleh masyarakat Pribumi ini. Kemudian dengan memiliki sejarah secara tertulis, maka Posisi Masyarakat ini diharapkan memperoleh tempat yang benar dan layak diatas landasan Yuridis (hukum) yang kuat, sehingga eksistensi masyarakat Ethnis Tambe’e beserta semua Asset dan Perangkat budaya Tambe’e dapat diterima, dihormati dan diakui dan terproteksi atau terlindung dalam bingkai hukum yang berlaku di Indonesia dan Daerah Luwu Timur dalam konteks yang lebih terbatas. Kepemilikan status yang jelas serta mendapat konfesi secara hukum merupakan jaminan bahwa komunitas masyarakat ini dapat terpelihara, tidak terusik oleh berbagai kepentingan yang Nota Bene tidak memberi keuntungan - merugikan, bahkan membuat masyarakat ini dapat menjadi bagaikan “Kambing-kambing yang di bawa ke Pesakitan, disembelih lalu menjadi makanan lezat dari orang-orang yang lebih berani berpikir cerdik ketimbang masyarakat yang hanya Tidur Pulas dengan tetap berada pada posisi tidur dan tidak nyana atau sadar meskipun Badai dan Guntur telah mengusik Tidur Pulasnya.
* Dalam Rangka menghindarkan masyarakat Ethnis Tambe’e dari “Keadaan sesat dan Lengah” serta merugikan diri sendiri ini, maka ** kertas putih ini terpaksa harus ternoda oleh coretan tinta yang berisikan sebuah Risalah Singkat-Edukatif (Mengajar)-Pedagogis *** Mendidik masyarakat yang lagi tertidur pulas tanpa sadar, bahwa bahaya telah mengancam bahkan siap menerkam serta menghabisi semua asset berharga yang ada disampingnya dan mungkin menjadi mimpi-mimpi indah yang bakal tak kunjung terwujud. Risalah ini ditulis dalam pikiran kemuskhylan tanpa Informasi yang memadai. Tetapi Risalah ini juga sekaligus berupaya untuk memperkecil bahaya keniir-Historisan Masyarakat Ethnis Tambee. Melalui studi Literatur seadanya dan juga melalui Informasi lisan Via Key Informan (Informan Kunci) yang berkompetensi dalam membantu Kajian singkat ini, penulis akan berupaya untuk merepresentasikan secara obyektif tentang sejarah hidup masyarakat Ethnis Tambe’e . Risalah ini juga baru mengupas sekelumit tentang Komunitas suku Tambe’e dan lebih banyak memfokuskan pokok masalah yang berkaitan dengan asset berupa tanah Ulayat adat ethnis tersebut. Asumsi ini dilatarbelakangi oleh satu pemikiran bahwa Komunitas Ethnis Tambe’e mulai mengalami ancaman Marginalisasi sebagaimana nasib yang dialami oleh Ethnis Lokal lain seperti Karunsi’e dan Padoe di tengah-tengah konteks Modernisasi dan Informatika, di tengah lajunya intensitas Kompetisi Ekonomi Global di mana sering kali dalam Kompetisi tersebut ekses-ekses sosial yang dapat terjadi tidak terhitung banyaknya. Dalam kompetisi ekonomi global yang sering kontra concern, Masyarakat Pribumi juga sering menjadi “korban” keganasan kaum KAPITALIS yang disebabkan oleh ketidakberdayaan pada satu sisi, posisi sebagai korban seperti ini sering juga sangat dipengaruhi lebih dan kurangnya oleh “Kebodohan Sendiri” pada sisi lain.
A. Sangaji dalam bukunya yang berjudul Rahmat atau Malapetaka menjelaskan bahwa Kompetisi Ekonomi Global yang dipromotori oleh kaum KAPITALIS acap kali tidak memperhitungkan kerugian bahkan penderitaan orang lain baik Person, Komunitas Ethnis bahkan satu bangsa sekalipun dalam mencapai target Laba. Kompetisi model ini merupakan bentuk-bentuk Imperialisme Modern.
Realitas ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat Ethnis Tambe’e untuk menghindar dari sergapan keganasan Imperialisme modern yang setiap saat dapat saja merampas dan mengeksploitasi semua asset yang dimiliki dan diakui secara turun-temurun. Penulisan Buku Sejarah Tambe’e ini juga dilakukan dalam rangka Proteksi terhadap nilai-nilai Historis, Cultural beserta semua perangkat budaya yang terdapat dalam Totalitas masyarakat Ethnis Tambe’e. Dengan memiliki Bingkai Historis yang jelas, maka Eksistensi Ethnis Tambe’e dapat diterima dan diakui sebagai satu masyarakat yang kuat serta memiliki identitas serta kekuatan dalam memberikan kontribusi di tengah-tengah kerangka memperkaya Cultur daerah dan bangsa Indonesia pada konteks multi Ethnis, multi cultural, multi religi yang biasa dikenal juga dengan pluralitas.
<o1>
Meskipun tujuan penulisan Buku sejarah ini berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan proteksi dan pengakuan secara Yuridis tentang Eksistensi orang Tambe’e, tetapi tujuan yang paling essensial dari kajian dan penulisan buku sejarah tentang kehidupan orang-orang Tambe’e ini adalah untuk menemukan, melukiskan dan menerangkan aspek sosial dan akibat yang ditimbulkan oleh kiprah orang-orang Tambe’e yang ditemukan, dilukiskan dan diterangkan dalam sejarah tersebut sampai dengan hari ini. Ketiga proses yakni menemukan, melukiskan dan menerangkan sebuah realitas sejarah orang Tambe’e sekali lagi bukan satu perkara mudah. Pada tahap pertama yang harus dilakukan adalah melibatkan diri pada usaha penemuan elemen-elemen sejarah yang terkait dengan kehidupan orang Tambe’e. Pada tahapan ini menuntut adanya kepastian factual tentang “Apa”, “Siapa”, “Bila” dan di mana. Pada tahap kedua, ketika elemen-elemen sejarah tersebut harus dirangkai menjadi suatu kisah, dan pertanyaan “Bagaimana” harus dijawab, maka bukan saja keutuhan logika harus terjaga, tetapi Imajinasi kesejarahan juga harus memainkan peranan penting di dalamnya. Sebab elemen-elemen sejarah tersebut sangat berkarakter Fragmentaris, serba terpenggal-penggal. Oleh karena itu peranan bahasa dalam merangkai dan dalam upaya mengisahkan peristiwa sejarah juga sangat penting, bahkan interpretasi atau penafsiran terhadap sejarah tidak dapat diabaikan sebab segment ini sangat memegang peranan besar di dalamnya. Sepertinya memang tidak ada garansi tentang adanya satu garis lurus antara realitas sejarah dengan bahasa yang dipakai untuk menggambarkan peristiwa masa lampau kini bahkan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa akan datang (Future History). Juga tidak ada kepastian akan adanya kesesuaian yang utuh antara teks, yang berusaha dan berupaya untuk mewakili realitas sejarah tersebut dengan pembacanya. Realitas ini juga menjadi persoalan yang harus diakui dan diterima tentang bagaimana menyesuaikan antara realitas sejarah dalam teks dengan bahasa yang dipakai dalam menjelaskan sejarah tentang kehidupan orang-orang Tambe’e. Untuk mencapai dan menemukan kesesuaian tersebut dapat pula dimetaforakan bagai upaya membenahi “segulung besar” benang-benang kusut dengan struktur yang tidak teratur. Dari segi tugas secara Historikal, maka Tugas dari analisis dan kajian dalam buku “BINGKAI SEJARAH TO TAMBE’E” ini sekali lagi sebetulnya adalah sebuah upaya Rekonstruksi Sejarah yang mencoba “Menghadirkan Kembali” tentang kelampauan, sedikit tentang okeee....masa kini dan bagaimana Future Prospec atau prospek masa depan persekutuan Komunalitas suku Tambe’e dalam perjalanan sejarah. Upaya ini disadari sangat diwarnai oleh berbagai keterbatasan : Kompetensi Penulis berkaitan dengan disiplin Ilmu, Informasi, Referensi serta keterbatasan Dana yang dibutuhkan dalam proses penulisan.
<i1> ganteng
<i1> gaul
<i1> oke
<o1 style="List-Style-Type: Lower-Alpha;">
<i1> k
<i1> b
<i1> z
 
Meskipun tujuan penulisan Buku sejarah ini berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan proteksi dan pengakuan secara Yuridis tentang Eksistensi orang Tambe’e, tetapi tujuan yang paling essensial dari kajian dan penulisan buku sejarah tentang kehidupan orang-orang Tambe’e ini adalah untuk menemukan, melukiskan dan menerangkan aspek sosial dan akibat yang ditimbulkan oleh kiprah orang-orang Tambe’e yang ditemukan, dilukiskan dan diterangkan dalam sejarah tersebut sampai dengan hari ini. Ketiga proses yakni menemukan, melukiskan dan menerangkan sebuah realitas sejarah orang Tambe’e sekali lagi bukan satu perkara mudah. Pada tahap pertama yang harus dilakukan adalah melibatkan diri pada usaha penemuan elemen-elemen sejarah yang terkait dengan kehidupan orang Tambe’e. Pada tahapan ini menuntut adanya kepastian factual tentang “Apa”, “Siapa”, “Bila” dan di mana. Pada tahap kedua, ketika elemen-elemen sejarah tersebut harus dirangkai menjadi suatu kisah, dan pertanyaan “Bagaimana” harus dijawab, maka bukan saja keutuhan logika harus terjaga, tetapi Imajinasi kesejarahan juga harus memainkan peranan penting di dalamnya. Sebab elemen-elemen sejarah tersebut sangat berkarakter Fragmentaris, serba terpenggal-penggal. Oleh karena itu peranan bahasa dalam merangkai dan dalam upaya mengisahkan peristiwa sejarah juga sangat penting, bahkan interpretasi atau penafsiran terhadap sejarah tidak dapat diabaikan sebab segment ini sangat memegang peranan besar di dalamnya. Sepertinya memang tidak ada garansi tentang adanya satu garis lurus antara realitas sejarah dengan bahasa yang dipakai untuk menggambarkan peristiwa masa lampau kini bahkan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa akan datang (Future History). Juga tidak ada kepastian akan adanya kesesuaian yang utuh antara teks, yang berusaha dan berupaya untuk mewakili realitas sejarah tersebut dengan pembacanya. Realitas ini juga menjadi persoalan yang harus diakui dan diterima tentang bagaimana menyesuaikan antara realitas sejarah dalam teks dengan bahasa yang dipakai dalam menjelaskan sejarah tentang kehidupan orang-orang Tambe’e. Untuk mencapai dan menemukan kesesuaian tersebut dapat pula dimetaforakan bagai upaya membenahi “segulung besar” benang-benang kusut dengan struktur yang tidak teratur. Dari segi tugas secara Historikal, maka Tugas dari analisis dan kajian dalam buku “BINGKAI SEJARAH TO TAMBE’E” ini sekali lagi sebetulnya adalah sebuah upaya Rekonstruksi Sejarah yang mencoba “Menghadirkan Kembali” tentang kelampauan, sedikit tentang okeee....masa kini dan bagaimana Future Prospec atau prospek masa depan persekutuan Komunalitas suku Tambe’e dalam perjalanan sejarah. Upaya ini disadari sangat diwarnai oleh berbagai keterbatasan : Kompetensi Penulis berkaitan dengan disiplin Ilmu, Informasi, Referensi serta keterbatasan Dana yang dibutuhkan dalam proses penulisan.
Proses penulisan buku ini sudah pasti dilakukan oleh insan biasa yang penuh dengan keterbatasan. Oleh karena itu, mungkin bukan “dosa” di atas “dosa” jika ketika membaca buku ini akan ditemukan kekurangan-kekurangan yang tidak terhitung banyaknya. Juga bukan “dosa” jika buku ini menjadi alat Inklusivitas atau keterbukaan penulis dalam menerima saran, usul dan kritik membangun sehingga dapat dilakukan revisi-revisi seperlunya demi memperoleh potret sebuah karya yang lebih baik, menyenangkan serta memberikan setetes kelegaan dalam rangka menjawab kebutuhan akan buku yang berkaitan dengan Sejarah dan Element-element yang terdapat didalamnya termasuk Pranata-pranata.