Kesultanan Aceh: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 9:
==Kemunduran==
Kemunduran Kesultanan Aceh bermula sejak kemangkatan Sultan Iskandar Tsani pada tahun 1641,. disebabkanKemunduran penguasaanAceh perdagangandisebabkan oleh Inggerisbeberapa danfaktor, Belanda.diantaranya Iniialah jugamakin menyebabkanmenguatnya merekakekuasaan untukBelanda berlombadi menguasaipulau sebanyak-banyaknyaSumatera kawasandan diSelat NusantaraMalaka, untukditandai kegiatandengan perdaganganjatuhnya mereka.wilayah TraktatMinangkabau, LondonSiak, yangDeli ditandatanganidan padaBengkulu 1824kedalam telahpangkuan memberi kekuasaan kepadapenjajahan Belanda. untukFaktor menguasaipenting segalalainnya kawasanialah British/Inggrisadanya di Sumatra sementara Belanda akan menyerahkan segalaperebutan kekuasaan perdagangandiantara merekapewaris ditahta Indiakesultanan. dan juga berjanji tidak akan menandingi British/Inggris untuk menguasai Singapura.
[[Traktat London]] yang ditandatangani pada 1824 telah memberi kekuasaan kepada Belanda untuk menguasai segala kawasan British/Inggris di Sumatra sementara Belanda akan menyerahkan segala kekuasaan perdagangan mereka di India dan juga berjanji tidak akan menandingi British/Inggris untuk menguasai Singapura.
Pada akhir Nopember 1871, lahirlah apa yang disebut dengan [[Traktat Sumatera]], dimana disebutkan dengan jelas "Inggris wajib berlepas diri dari segala unjuk perasaan terhadap perluasan kekuasaan Belanda di bagian manapun di Sumatera. Pembatasan-pembatasan Traktat London 1824 mengenai Aceh dibatalkan." Sejak itu, usaha-usaha untuk menyerbu Aceh makin santer disuarakan, baik dari negeri Belanda maupun Batavia. Setelah melakukan peperangan selama 40 tahun, Kesultanan Aceh akhirnya jatuh ke pangkuan kolonial Hindia-Belanda. Sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Aceh menjadi bagian dari Republik Indonesia.