Andayaningrat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Asidharta (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k ←Suntingan Asidharta (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Wagino 20100516
Baris 6:
 
[[Kategori:Kerajaan Pajang]]
 
''artikel diatas masih dalam perdebatan besar, dan mengandung unsur penyesatan sejarah.
Apalagi pada masa hidupnya Ki Ageng Pengging Sepuh tidak memeluk agama Islam, bagaimana mungkin ia yang tidak memeluk agama Islam mempunyai nama Arab seperti 'Sharif Muhammad Kebungsuan atau Sayyid Muhammad Kebungsuan' apalagi dianggap sebagai putra dari Sayyid Husein Jumadil Kubro .''
 
sumber yang lebih kompeten menulis:
 
Ki Ageng Pengging Sepuh adalah ayah dari Ki Kebo Kanigara dan Ki Ageng Pengging alias Kebo Kenanga dan Nyai Ageng Tingkir, atau dengan kata lain beliau adalah kakek dari Karebet yang kemudian berjuluk Jaka Tingkir yang kemudian menjadi Sultan Hadiwijaya Pajang. Ki Ageng Pengging Sepuh sendiri sebelum membuka dan mendirikan tanah perdikan Pengging,bergelar Pangeran Handayaningrat yg merupakan salah satu putera Brawijaya V/Bravijaya Pamungkas yang setelah Majapahit runtuh menyepi ke Gunungkidul
 
Nama asli Pangeran Handayaningrat / Andayaningrat adalah Jaka Sengara. Ia diangkat menjadi bupati Pengging karena berjasa menemukan Ratu Pembayun putri Brawijaya raja Majapahit (versi babad), yang diculik Menak Daliputih raja Blambangan putra Menak Jingga. Jaka Sengara berhasil menemukan sang putri dan membunuh penculiknya.
 
Jaka Sengara kemudian menjadi bupati Pengging, bergelar Andayaningrat atau Ki Ageng Pengging I (versi lain menyebutnya Jayaningrat).
 
Kedua putranya menempuh jalan hidup yang berbeda. Kebo Kanigara yang setia pada agama lama meninggal saat bertapa di puncak Gunung Merapi. Sedangkan Kebo Kenanga masuk Islam di bawah bimbingan Syekh Siti Jenar.