Rumpun dialek Arekan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fabi Fuu 76 (bicara | kontrib)
Edited some grammars & letters capitalization, so now the article should look more professionally.
Baris 78:
* "ndingkik" artinya mengintip
* "semlohe" artinya sexy (khusus untuk perempuan)
"jancuk" dari kata 'dancuk' dan turunan dari 'diancuk' dan turunan dari 'diencuk' yg artinya 'disetubuhi' ('dientot' bahasa betawinya).
orangOrang jawaJawa (golongan mataramanMataraman) pada umumnya menganggap dialek suroboyoanSuroboyoan adalah yang terkasar., tapinamun sebenarnya itu menujukkan sikap tegas, lugas, dan terus terang. Sikap basa basi yang diagung-agungkan Wong Jawa, tidak berlaku dalam kehidupan Arek Suroboyo.
misalnyaMisalnya dalam berbicara, wongWong jawaJawa menekankan tdaktidak boleh memandang mata lawan bicara yang lebih tua atau yang dituakan atau pemimpin, karena dianggap tdaktidak sopan. Tapi dalam budaya arekArek suroboyoSuroboyo,itu tandahal tersebut menandakan bahwa orang tersebut sejatinya pengecut, karena tidak berani memandang mata lawan bicara.
sikap basa basi yang diagung-agungkan wong jawa, tidak berlaku dalam kehidupan arek suroboyo.
Tapi kata jancuk juga dapat diartikan sebagai tanda persahabatan,. arekArek-arek suroboyoSuroboyo apabila kalotelah lama tidak bertemu dengan sahabatnya jika ketemubertemu kembali pasti ada kata jancuknyajancuk yang terucap, contoh: "jancukJancuk piye khabare rek suwi gak ketemu!", jancukJancuk juga merupakan tanda seberapa dekatnya arekArek suroboyoSuroboyo dengan temannya denganyang tandaditandai apabila ketika kata jancuk diucapkan obrolan akan semakin hangat. contohContoh: "yoYo gak ngunu cuk critane matamuamatamu mosok mbalon gak mbayar".
misalnya dalam berbicara, wong jawa menekankan tdak boleh memandang mata lawan bicara yang lebih tua atau yang dituakan atau pemimpin, karena dianggap tdak sopan. Tapi dalam budaya arek suroboyo,itu tanda bahwa orang tersebut sejatinya pengecut, karena tidak berani memandang mata lawan bicara.
Tapi kata jancuk juga dapat diartikan sebagai tanda persahabatan, arek-arek suroboyo kalo lama tidak bertemu dengan sahabatnya jika ketemu pasti ada kata jancuknya terucap contoh: "jancuk piye khabare rek suwi gak ketemu", jancuk juga merupakan tanda seberapa dekatnya arek suroboyo dengan temannya dengan tanda apabila ketika kata jancuk diucapkan obrolan semakin hangat. contoh: "yo gak ngunu cuk critane matamua mosok mbalon gak mbayar".
 
Selain itu, sering pula ada kebiasaan di kalangan penutur dialek Surabaya, dalam mengekspresikan kata 'sangat', mereka menggunakan penekanan pada kata dasarnya tanpa menambahkan kata sangat (bangat atau temen) dengan menambahkan vokal "u", misalnya "sangat panas" sering diucapkan "puanas", "sangat pedas" diucapkan "puedhes", "sangat enak" diucapkan "suedhep". Apabila ingin diberikan penekanan yang lebih lagi, vokal "u" dapat dsbditambah.
 
* ''Hawane puanas'' (udaranya panas sekali)
* ''Sambele iku puedhespuuuedhes'' (sambal itu sangat sangat pedas sekali)
 
Selain itu. salah satu ciri lain dari bahasa Jawa dialek Surabaya, dalam memberikan perintah menggunakan kata kerja, kata yang bersangkutan direkatkan dengan akhiran -''no''. Dalam bahasa Jawa standar, biasanya direkatkan akhiran -''ke''