Adam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: mengosongkan halaman [ * ]
k ←Suntingan 114.199.86.67 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Albertus Aditya
Baris 3:
'''Adam''' ([[bahasa Ibrani|Ibrani]]: '''אָדָם'''; [[bahasa Arab|Arab]]:<Font size=5>'''آدم'''</font>, berarti ''tanah'', ''manusia'', atau ''cokelat muda'') (sekitar [[5872]]-[[4942]] SM)<ref>[http://www.google.com/url?sa=t&source=web&ct=res&cd=12&ved=0CAsQFjABOAo&url=http%3A%2F%2Fimages.farido.multiply.multiplycontent.com%2Fattachment%2F0%2FReDWbwoKCrYAAAkVbac1%2FKisah%252025%2520Nabi%2520Rosul%2520dr%2520eramuslim.doc%3Fnmid%3D20725112&rct=j&q=pada+tahun+berapa+Nabi+Nuh+hidup&ei=jm_7Ss2ZJorykAWtmfmPBQ&usg=AFQjCNFCoeZf-t1R5goMw4h-YhCuERU_Pg Adam diperkirakan hidup pada tahun 5872 - 4942 SM]</ref> adalah dipercaya oleh [[agama Samawi|agama-agama Samawi]] sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya yang bernama [[Hawa]]. Menurut Agama Samawi pula, merekalah orang tua dari semua manusia yang ada di dunia. Rincian kisah mengenai Adam dan Hawa berbeda-beda antara agama [[Islam]], [[Yahudi]], [[Kristen]], maupun agama lain yang berkembang dari ketiga agama Abrahamik ini.
 
== Adam menurut Islam ==
Adam adalah ciptaan Allah yang diciptakan dari debu tanah dan merupakan mahluk yang serupa dan segambar dengan rupa Allah. Adam merupakan mahluk termulia dari seluruh ciptaan Allah.(Kejadian 1:27-28)
Adam hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM), sedangkan [[Hawa]] lahir ketika Adam berusia 130 tahun. [[Al-Quran]] memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di antaranya [[Al-Baqarah]] [2]:30-38 dan [[Al-A’raaf]] [7]:11-25.
 
Menurut ajaran agama Abrahamik, anak-anak Adam dan Hawa dilahirkan secara kembar, yaitu, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan. Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.
 
Menurut [[Ibnu Humayd]], [[Ibnu Ishaq]], dan [[Salamah]] anak-anak Adam adalah: Qabil dan Iqlima, Habil dan Labuda, Sith dan Azura, Ashut dan saudara perempuannya, Ayad dan saudara perempuannya, Balagh dan saudara perempuannya, Athati dan saudara perempuannya, Tawbah dan saudara perempuannya, Darabi dan saudara perempuannya, Hadaz dan saudara perempuannya, Yahus dan saudara perempuannya, Sandal dan saudara perempuannya, dan Baraq dan saudara perempuannya. Total keseluruhan anak Adam sejumlah 40.
 
=== Wujud Adam ===
Menurut [[hadits]] [[Muhammad]] yang diriwayatkan oleh [[Imam Bukhari]], Adam memiliki postur badan dengan ketinggian 60 [[hasta]] (kurang lebih 27,432 meter).<ref>“Allah menciptakan adam dengan tinggi enam puluh hasta“ (Hadits riwayat Imam Bukhari).</ref> Hadits mengenai ini pula ditemukan dalam riwayat [[Imam Muslim]] dan [[Imam Ahmad]], namun dalam sanad yang berbeda.<ref>[http://mifsifeui.wordpress.com/2008/11/22/tinggi-nabi-adam-27432-meter/ Tinggi Nabi Adam 27,432 meter di situs mifsifeui.wordpress.com]</ref>
 
Sosok Adam digambarkan sangat beradab sekali, memiliki ilmu yang tinggi dan ia bukan makhluk purba. Ia berasal dari surga yang berperadaban maju. Turun ke muka bumi bisa sebagai ''[[manusia]]'' dari sebuah peradaban yang jauh lebih maju dan jauh lebih cerdas dari peradaban manusia sampai kapanpun, oleh karena itulah Allah menunjuknya sebagai `[[khalifah]]` (pemimpin) di muka bumi.
 
Dalam gambarannya ia adalah makhluk yang teramat cerdas, sangat dimuliakan oleh Allah, memiliki kelebihan yang sempurna dibandingkan makhluk yang lain sebelumnya dan diciptakan dalam bentuk yang terbaik. Sesuai dengan Surah Al Israa' 70, yang berbunyi:{{cquote|''Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan (Al Israa' 17:70)}}
 
Dalam surah At-Tiin ayat 4 yang berbunyi: {{cquote|''sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (At Tiin 95:4)}}
 
Menurut riwayat di dalam Al-Qur'an, ketika Nabi Adam as baru selesai diciptakan oleh Allah, seluruh [[malaikat]] bersujud kepadanya atas perintah Allah, lantaran kemuliaan dan kecerdasannya itu, menjadikannya makhluk yang punya derajat amat tinggi di tengah makhluk yang pernah ada. Sama sekali berbeda jauh dari gambaran [[manusia purba]] menurut [[Charles Darwin]], yang digambarkan berjalan dengan empat kaki dan menjadi makhluk purba berpakaian seadanya.
 
=== Makhluk sebelum Adam ===
Mengenai penciptaan Adam sebagai khalifah di muka bumi diungkapkan dalam Al-Qur'an: {{cquote|''“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah 30)}}
 
Menurut syariat Islam, manusia tidak diciptakan di Bumi, tetapi diturunkan dimuka bumi sebagai manusia dan diangkat /ditunjuk Allah sebagai Khalifah (pemimpin/pengganti /penerus) di muka bumi atau sebagai makhluk pengganti yang tentunya ada makhluk lain yang di ganti, dengan kata lain adalah Adam ''''bukanlah makhluk berakal pertama'''' yang memipin di Bumi.
 
Dalam Al-Quran disebutkan tiga jenis makhluk berakal yang diciptakan Allah yaitu manusia, jin, dan malaikat. Manusia dan Jin memiliki tujuan penciptaan yang sama oleh karena itu sama-sama memiliki akal yang dinamis dan nafsu namun hidup pada dimensi yang berbeda. Sedangkan malaikat hanya memiliki akal yang statis dan tidak memiliki nafsu karena tujuan penciptaanya sebagai pesuruh Allah. Tidak tertutup kemungkinan bahwa ada makhluk berakal lain selain ketiga makhluk ini.
 
Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat di atas. Dalam [[Arkeologi]], berdasarkan [[fosil]] yang ditemukan, memang ada makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti manusia, tetapi memiliki karakteristik yang [[primitif]] dan tidak berbudaya.
 
Volume otak mereka lebih kecil dari manusia, oleh karena itu, kemampuan mereka berbicara sangat terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan.
 
Sebagai contoh [[Pithecanthropus Erectus]] memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara [[Homo sapiens]] memiliki volume otak di atas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Maka dari itu bisa diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah ada sosok makhluk yang memiliki kemampuan akal yang mendekati kemampuan berpikir manusia pada zaman sebelum kedatangan Adam.
 
Surah Al Hijr ayat 27 berisi: {{cquote|''Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al Hijr 15:27)}}. Dari ayat ini, sebagian lain ulama berpendapat bahwa makhluk berakal yang dimaksud tidak lain adalah Jin seperti dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan: "Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam diciptakan adalah Jin yang suka berbuat kerusuhan."
 
Menurut salah seorang perawi hadits yang bernama [[Thawus al-Yamani]], salah satu penghuni sekaligus penguasa/pemimpin di muka bumi adalah dari golongan jin.
 
Walaupun begitu pendapat ini masih diragukan karena manusia dan jin hidup pada dimensi yang berbeda. Sehingga tidak mungkin manusia menjadi pengganti bagi Jin.
 
=== Penciptaan Adam ===
''{{main|Penciptaan Adam}}''
Setelah [[Allah|Allah SWT.]] menciptakan [[bumi]], [[langit]], dan [[malaikat]], [[Allah]] berkehendak untuk menciptakan [[makhluk]] lain yang nantinya akan dipercaya menghuni, mengisi, serta memelihara bumi tempat tinggalnya. Saat [[Allah]] mengumumkan para [[malaikat]] akan kehendak-Nya untuk menciptakan manusia, mereka khawatir makhluk tersebut nantinya akan membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melakukan kerusakan di muka bumi. Berkatalah para [[malaikat]] kepada [[Allah]]:
{{cquote|''Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"'' (Q.S. [[Al-Baqarah]] [2]:30)}}
 
[[Allah]] kemudian berfirman untuk menghilangkan keraguan para [[malaikat|malaikat-Nya]]:
{{cquote|''Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."'' (Q.S. [[Al-Baqarah]] [2]:30)}}
 
Lalu diciptakanlah Adam oleh [[Allah]] dari segumpal [[tanah liat]] yang kering dan [[lumpur]] hitam yang dibentuk sedemikian rupa. Setelah disempurnakan bentuknya, maka ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga ia dapat bergerak dan menjadi manusia yang sempurna.
 
=== Kesombongan Iblis ===
Saat semua makhluk penghuni [[surga]] bersujud menyaksikan keagungan [[Allah]] itu, hanya [[Iblis]] dari bangsa Jin yang membangkang dan enggan mematuhi perintah [[Allah]] karena merasa dirinya lebih mulia, lebih utama, dan lebih agung dari Adam. Hal itu disebabkan karena [[Iblis]] merasa diciptakan dari unsur [[api]], sedangkan Adam hanyalah dari [[tanah]] dan lumpur. Kebanggaan akan asal-usul menjadikannya sombong dan merasa enggan untuk bersujud menghormati Adam seperti para makhluk [[surga]] yang lain.
 
Disebabkan oleh kesombongannya itulah, maka Allah menghukum Iblis dengan mengusirnya dari [[surga]] dan mengeluarkannya dari barisan para [[malaikat]] disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga [[kiamat]] kelak. Disamping itu, ia telah dijamin sebagai penghuni [[neraka]] yang abadi.
 
Iblis dengan sombong menerima hukuman itu dan ia hanya memohon kepada Allah untuk diberi kehidupan yang kekal hingga [[kiamat]]. Allah memperkenankan permohonannya itu. Iblis mengancam akan menyesatkan Adam sehingga ia terusir dari [[surga]]. Ia juga bersumpah akan membujuk anak cucunya dari segala arah untuk meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat bersamanya. [[Allah]] kemudian berfirman bahwa setan tidak akan sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.
 
=== Pengetahuan Adam ===
Allah hendak menghilangkan pandangan miring dari para [[malaikat]] terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam sebagai penguasa bumi, maka Allah memerintahkan malaikat untuk menyebutkan nama-nama benda. Para [[malaikat]] tidak sanggup menjawab firman [[Allah]] untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengakui ketidaksanggupan mereka dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.
 
Adam lalu diperintahkan oleh [[Allah]] untuk memberitahukan nama-nama benda itu kepada para [[malaikat]] dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah [[Allah]] kepada mereka bahwa hanya Allah lah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui segala sesuatu yang nampak maupun tidak nampak.
 
Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki akal yang dinamis. Sedangkan malaikat hanya memiliki akal yang statis sehingga hanya mengetahui hal-hal yang diajarkan langsung oleh Allah saja.
 
=== Adam menghuni surga ===
Adam diberi kesempatan oleh Allah untuk tinggal di [[surga]] dulu sebelum diturukan ke Bumi. Allah menciptakan seorang pasangan untuk mendampinginya. Adam memberinya nama, Hawa. Menurut cerita para ulama, Hawa diciptakan oleh [[Allah]] dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu beliau masih tidur sehingga saat beliau terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:
{{cquote|''Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu [[surga|syurga]] ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim."'' (Q.S. [[Al-Baqarah]] [2]:35)}}
 
=== Tipu daya Iblis ===
Sesuai dengan ancaman yang diucapkan saat diusir oleh [[Allah]] dari [[surga]] akibat pembangkangannya, Iblis mulai berencana untuk menyesatkan Adam dan Hawa yang hidup bahagia di [[surga]] yang tenteram dan damai dengan menggoda mereka untuk mendekati pohon yang dilarang oleh Allah kepada mereka.
 
Iblis menipu mereka dengan mengatakan bahwa mengapa [[Allah]] melarang mereka memakan buah terlarang itu karena mereka akan hidup kekal seperti Tuhan apabila memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga akhirnya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Jadilah mereka melanggar ketentuan [[Allah]] sehingga Dia menurunkan mereka ke bumi. [[Allah]] berfirman:
 
{{cquote|''Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.'' (Q.S. [[Al-Baqarah]] [2]:36)}}
 
Mendengar firman [[Allah]] tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan sehingga mendapat dosa besar karenanya. Mereka lalu bertaubat kepada Allah dan setelah taubat mereka diterima, [[Allah]] berfirman:
 
{{cquote|''Turunlah kamu dari [[surga|syurga]] itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.}}
 
Peristiwa ini hanyalah skenario yang dirancang oleh Allah. Tujuannya adalah untuk memberikan pengetahuan kepada Adam dan Hawa mengenai apa yang boleh mereka kerjakan dan apa yang tidak boleh mereka kerjakan. Adam dan Hawa diturunkan ke Bumi bukan karena hukuman melainkan karena sebelum mereka diciptakan, Allah memang akan menjadikan manusia sebagai khalifah di muka Bumi. Oleh karena itu jika mereka tidak memakan buah terlarang pun mereka tetap akan diturunkan ke Bumi.
=== Adam dan Hawa turun ke bumi ===
Adam dan Hawa kemudian diturunkan ke Bumi dan mempelajari cara hidup baru yang berbeda jauh dengan keadaan hidup di [[surga]]. Mereka harus menempuh kehidupan sementara dengan beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam bentuknya.
 
Menurut kisah Adam diturunkan di ([[Sri Lanka]]) di puncak bukit [[Sri Pada]] dan Hawa diturunkan di [[Arabia]]. Mereka akhirnya bertemu kembali di Jabal Rahmah di dekat [[Mekkah]] setelah 40 hari berpisah. Setelah bersatu kembali, konon Adam dan Hawa menetap di Sri Lanka, karena menurut kisah daerah Sri Lanka nyaris mirip dengan keadaan surga.<ref>[http://www.sacredsites.com/asia/sri_lanka/adams_peak.html Adam's Peak: An Arab tradition tells that when Adam was expelled from heaven, God put him on the peak to make the shock less terrible - Ceylon being that place on earth closest to and most like heaven.</ref> Di tempat ini ditemukan jejak kaki Adam yang berukuran raksasa.
 
Di bumi pasangan Adam dan Hawa bekerja keras mengembangkan keturunan. Keturunan pertama mereka ialah pasangan kembar [[Qabil]] dan [[Iqlima]], kemudian pasangan kedua [[Habil]] dan [[Labuda]]. Setelah keempat anaknya dewasa, Adam mendapat petunjuk agar menikahkan keempat anaknya secara bersilangan, Qabil dengan Labuda, Habil dengan Iqlima.
 
Namun Qabil menolak karena Iqlima jauh lebih cantik dari Labuda. Adam kemudian menyerahkan persolan ini kepada Allah dan Allah memerintahkan kedua putra Adam untuk berkurban. Siapa yang kurbannya diterima, ialah yang berhak memilih jodohnya. Untuk kurban itu, Habil mengambil seekor kambing yang paling disayangi di antara hewan peliharaannya, sedang Qabil mengambil sekarung gandum yang paling jelek dari yang dimilikinya. Allah menerima kurban dari Habil, dengan demikian Habil lebih berhak menentukan pilihannya.
 
== Adam menurut Yahudi dan Kristen ==
Baris 14 ⟶ 99:
Setelah diusir dari taman itu, Adam harus bekerja untuk menghidupi keluarganya. Adam dan Hawa mempunyai tiga orang putra yang disebut dalam [[Kitab Kejadian]], yaitu [[Kain]], [[Habel]], [[Set]], dan sejumlah putra dan putri yang tidak disebutkan jumlahnya.<ref>http://sabdaweb.sabda.org/bible/chapter/?b=1&c=5#4</ref>. [[Kitab Yobel]] menyebutkan dua orang anak perempuan Adam dan Hawa, yaitu Azura yang menikah dengan Set dan Awan, yang menikah dengan Kain. Baik [[Kitab Kejadian]] maupun [[Kitab Yobel]] menyatakan bahwa Adam mempunyai anak yang lain, tetapi nama mereka tidak disebutkan.
 
Menurut silsilah [[Kitab Kejadian]], Adam meninggal dunia pada usia 950930 tahun. Dengan angka-angka seperti itu, perhitungan seperti yang dibuat oleh [[Uskup Agung Ussher]], memberikan kesan bahwa Adam meninggal hanya sekitar 127 tahun sebelum kelahiran [[Nuh]], sembilan generasi setelah Adam. Dengan kata lain, Adam masih hidup bersama [[Lamekh]] (ayah [[Nuh]]) sekurang-kurangnya selama 50 tahun. Menurut [[Kitab Yosua]], kota Adam masih dikenal pada saat [[bangsa Israel]] menyeberangi [[Sungai Yordan]] untuk memasuki [[Kanaan]]<ref>http://sabdaweb.sabda.org/bible/chapter/?b=6&c=3#16</ref>.
 
Menurut legenda, setelah diusir dari [[Taman Eden]], Adam pertama kali menjejakkan kakinya di muka bumi di sebuah gunung yang dikenal sebagai [[Puncak Adam]] atau ''Al-Rohun'' yang kini terdapat di [[Sri Lanka]].