Arsitektur dan peninggalan sejarah di Surakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Kembangraps (bicara | kontrib)
Baris 94:
[[Masjid Agung Kraton Surakarta]] (nama resmi bahasa Jawa: ''Masjid Ageng Karaton Surakarta Hadiningrat'') pada masa prakemerdekaan merupakan Masjid Agung Kerajaan (Surakarta Hadiningrat). Semua pegawai mesjid tersebut merupakan abdi dalem keraton, dengan gelar seperti Kanjeng Raden Tumenggung Penghulu Tafsiranom (penghulu) dan Lurah Muadzin.
 
Masjid Agung dibangun oleh Sunan [[Pakubuwono III]] tahun [[1763]] dan selesai pada tahun [[1768]]. Masjid ini merupakan masjid dengan katagori [[Masjid Jami]]', yaitu masjid yang digunakan untuk salat lima waktu dan salat Jumat. Status Masjid Negara/Kerajaan berarti segala keperluan masjid disediakan oleh kerajaan dan masjid juga dipergunakan untuk upacara keagamaan yang diselenggarakan kerajaan.
Masjid Agung menempatiMenempati lahan seluas 19.180 meter persegi, kawasan yangmasjid dipisahkan dari lingkungan sekitar dengan tembok pagar keliling setinggi 3,25 meter. Bangunan Masjid Agung Surakarta merupakan bangunan bergaya ''tajug'' yang beratap tumpang tiga dan berpuncak mustaka (mahkota).
 
Di masjid inilah kegiatan festival tahunan [[Sekaten]] dipusatkan.
Masjid Agung menempati lahan seluas 19.180 meter persegi yang dipisahkan dari lingkungan sekitar dengan tembok pagar keliling setinggi 3,25 meter. Bangunan Masjid Agung Surakarta merupakan bangunan bergaya ''tajug'' yang beratap tumpang tiga dan berpuncak mustaka (mahkota).
 
Masjid Agung terdiri dari:
 
* Serambi, mempunyai semacam lorong yang menjorok ke depan (tratag rambat) yang bagian depannya membentuk kuncung.
* Ruang Salat Utama, mempunyai 4 saka guru dan 12 saka rawa dengan mihrab dengan kelengkapan mimbar sebagai tempat [[Khotib]] pada waktu [[Salat]] Jumat.
* Pawestren, (tempat salat untuk wanita) dan Balai Musyawarah,
* Tempat ber[[wudhu]]
* Pagar Keliling, dibangun pada masa Sunan [[Paku Buwono VIII]] tahun [[1858]].
* Pagongan, terdapat di kiri kanan pintu masuk masjid, bentuk dan ukuran bangunan sama yaitu berbentuk pendapa yang digunakan untuk tempat [[gamelan]] ketika upacara [[Sekaten]] (Upacara Peringatan hari lahir [[Nabi Muhammad SAW]]).
* Istal dan garasi kereta untuk raja ketika Salat Jumat dan [[Gerebeg]], diperkirakan dibangun bersamaan dengan dibangunnya Masjid Agung Surakarta.
* Gedung PGA Negeri, didirikan oleh Susuhunan [[Paku Buwono X]] ([[1914]]) dan menjadi milik kraton.
* Menara Adzan, mempunyai corak arsitektur menara [[Kutab Minar]] di [[India]]. Didirikan pada tahun [[1928]].
* Tugu Jam Istiwak, yaitu jam yang menggunakan patokan posisi matahari untuk menentukan waktu shollat.
* Gedang Selirang, merupakan bangunan yang dipergunakan untuk para abdi dalem yang mengurusi masjid Agung.
 
=== Masjid Mangkoenegaran ===