Shiddiq Amien: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Anton-AG (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Anton-AG (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 29:
 
Jenjang pendidikan formal Shiddiq Amien diawali dengan memasuki SDN Benda Nagarasari Tasikmalaya, kemudian masuk SMPN 3 Tasikmalaya dan SMA Negeri 1 Tasikmalaya. Selesai menamatkan pendidikannya di SMA (1974), beliau melanjutkan pendidikan formalnya di ABA (seakarang STBA) yang waktu kuliahnya sore hari. Maka pada pagi harinya Shiddiq Amien belajar di pesantren Persis 1 Pajagalan pada tingkat Mu’allimien yang di pimpin (saat itu) oleh KH.Endang Abdurrahman. Dilihat dari sisi pendidikan pesantren beliau terbilang cukup mengagumkan, mengingat tanpa memasuki jenjang Tsanawiyah bisa langsung masuk ke Tingkat Mu’allimien. Saat itu Shiddiq Amien hanya dititipkan oleh sang ayah kepada KHE.Abdurrahman.[4] Pendidikan ilmu agamanya lebih banyak diasuh oleh sang ayah, baik itu ilmu alat seperti balaghah, nahwiyah, sharaf dan lain-lain, atau-pun dalam membaca kitab kuning. Sekalipun beliau tidak pernah mengeyam pendidikan tingkat Tsanawiyah secara formal di Persis, namun beliau mampu menyusul ketertinggalan itu bahkan menjadi murid kepercayaan ustadz Abdurrahman. Tentu saja pendidikan agama yang senantiasa beliau terima dari ayahnya menjadi modal. Sebab hampir tiap malam beliau diajari oleh ayahnya. Seperti dituturkan mantan santrinya, bahwa ia sering mendengar beliau membaca hadits atau kitab yang diajarkan oleh ayahnya. Bahkan menurut penuturan ibunya Hj.E.Hamidah bahwa sebelum jang Shiddiq (panggilan keyasangan dari ibu) pergi ke Bandung, selama kurang lebih 2 bulan beliau tiap habis shalat shubuh oleh ayahnya diasah mengenai ilmu alat seperti nahwiyah, balaghah, mantiq dan sebagaianya. Maka tidak heran jika beliau bisa langsung masuk ke jenjang Mu’allimien. Bahkan Shiddiq Amien banyak mendapat kepercayaan dari gurunya Ustadz Abdurrahman. Meskipun hanya mengenyam pendidikan selama dua tahun di Pesantren (Mu’allimien) namun pengetahuan yang dimilikinya tentang agama Islam cukup luas dan mendalam. Hal ini disebabkan beliau selalu rajin dan ulet dalam mempelajari agama Allah. Bukan hanya melalui pendidikan Mu’allimien, namun juga melalui pengajian-pengajian yang selalu dihadirinya, selain itu dengan penguasaan dua bahasa asing menyebabkan mampu membuka berbagai disiplin ilmu. Dan pada tahun 1979 beliau memperoleh gelar S1-nya di Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA), sedangkan gelar MBA diraihnya lewat JIMS.
 
* SDN Benda – Jl. Cisalak No. ….. Tsm (thn. 1968)
* Diniyyah Ula Pesantren Persis Benda – Tsm (thn. 1968)
* SMPN-3 Jl. Merdeka No. 17 – Tsm (thn. 1972)
* SMAN-1 – jl. RSU No. 28 – Tsm (thn. 1974)
* Mu’allimien ( MA) – jl. Pajagalan no. 14 – Bdg (thn 1976)
* ABA Pasundan – Tasikmalaya (thn. 1979)
* STBA Yapari – jl. Cihampelas No. 194 – Bdg (thn. 1988)
* DLI – Jakarta – jl. Gatot Subroto Kav.56 – Jakarta (thn. 1999)
 
 
== Riwayat Dalam Kehidupan Organisasi ==
 
* Ketua Bidang Kepustakaan OSIS SMPN-3 Tasikmalaya (thn. 1971)
* Ketua bidang Kerohanian OSIS SMAN-1 Tasikmalaya (thn. 1974)
* Ketua Umum RG Pesantren Persis Pajagalan Bandung (thn. 1976)
* Anggota Bidang Rohani Senat Mhsw STBA Yapari Bandung (thn. 1987)
* Anggota Pemuda Persis Cab. Tasikmalaya (thn. 1977)
* Sekretaris PC Persis Cipedes – Tsm (1977-1984)
* Ketua Pimpinan Daerah Persis Tasikmalaya (1984 –1990)
* Ketua Bid. Jamiyyah PP Persis (1990-1997)
* Ketua Umum PP Persis (1997 – 2009)
* Angota Dewan Penasihat MUI Pusat (1998 – 2009)
* Anggota MPR RI Fraksi Utusan Golongan (1999 – 2004)
 
== Riwayat Pekerjaan ==
 
* Guru / Pimpinan Pesantren Persis Benda (1997)
* Dosen STAIPI Persis – jl. Ciganitri – Bandung ( 1995 – 1997)
* Dosen Prog. Bidan Depkes – Tsm (1994 – 1997)
* Dosen AKPER Depkes Tsm (1995 – 1996)
* Komisaris Utama BPRS Amanah R Bandung (1997 – ‏2000)
* Komisaris Utama PT Karya Imtak – Bandung (1997)
* Anggota Dewan Syariah BPRS Al-Wadiah Tsm (1998 – 2000)
* Anggota Dewan Pengawas Syari’ah Bank BTPn (2008)
 
 
== Ulama Intelektual ==