A.M. Hendropriyono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tontowy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tontowy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 241:
===Desember 30, 1996===
Ketua Umum [[Komisi Tinju Indonesia]] (KTI) Pusat [[A.M. Hendropriyono]] menunjuk Kol (Inf) Tritamtomo, selaku caretaker (pengemban) atau pengganti yang akan menjalankan roda kepengurusan di KTI. Selain itu diumumkan 12 personel baru KTI yang akan membantu tugas sehari-hari dari caretaker, hingga Munas 1998. (KOMPAS, Selasa, 31 Desember 1996, halaman 16. Hendropriyono Tunjuk "Caretaker" KTI).
 
==Kilas Balik 1997==
 
===Januari 20, 1997===
Mantan Panglima Kodam Jaya, Mayjen TNI Drs. H. [[A.M. Hendropriyono]], MBA, SH yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Pengendalian Operasi Pembangunan ([[Sesdalopbang]]), naik pangkat setingkat menjadi Letnan Jenderal TNI.
 
Selama ini Letnan Jenderal TNI [[A.M. Hendropriyono]] dikenal sebagai perwira yang sukses dalam berbagai medan pertempuran. Ia lama bertugas di pasukan Baret Merah, [[Komando Pasukan Khusus]] TNI-AD, mulai sebagai Komandan Peleton (1968-1972), Komandan Kompi Prayudha (1972-1974), Komandan Detasemen Tempur 13 (1981-1984), Wakil Asisten Personel, Asisten Intelijen.
 
Dari tugas di Kopassus ia menjadi Asisten Intel Kodam Jaya (1985-1987), Komandan Korem Garuda Hitam di Lampung (1987-1991), Direktur D Bais (Badan Intelijen Strategis) ABRI (1991), Direktur A Bais ABRI (1993-1994).
 
Sekalipun tergolong orang pasukan, Hendropriyono juga giat menimba ilmu hingga berhasil menyelesaikan studi di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara, meraih gelar [[MBA]] dari [[University of the City of Manila]], [[Filipina]] dan tahun 1996 lalu lulus dari [[Sekolah Tinggi Hukum Militer]].Hendropriyono sempat kuliah di [[Fakultas Kedokteran]] [[UGM]] sebelum ia memasuki [[Akademi Militer Nasional]] (1964-1967). (KOMPAS, Selasa, 21 Januari 1997, halaman 14. Hendropriyono Jadi Letjen).
 
===Maret 11, 1997===
Sesdalopbang Letjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] tampil sebagai salah satu pemakalah dan pembahas pada acara Seminar Sehari Mengenai Perspektif Peranan ABRI Memasuki Abad 21 dalam rangka memperingati Catur Windu Harian Angkatan Bersenjata, yang berlangsung di [[Lemhannas]], Jakarta. (KOMPAS, Rabu, 12 Maret 1997, halaman 1. Reaktualisasi dan Reorientasi Dwifungsi ABRI).
 
===Maret 25, 1997===
Sesdalopbang Letjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] bersama Menteri Keuangan [[Mar'ie Muhammad]], Dirjen Perdagangan Internasional Djoko Mulyono serta sejumlah konglomerat dari Jakarta melepas ekspor perdana salak pondoh, di Dusun Wonosari, Desa Bangunkerto, Kecamatan Turi, [[Sleman]], [[DI Yogyakarta]]. (KOMPAS, Rabu, 26 Maret 1997, halaman 24. Nama dan Peristiwa: Mar'ie Muhammad Melepas Ekspor Perdana Salak Pondoh).
 
===Agustus 01, 1997===
Sesdalopbang Letjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] menerima lima kapal tangkapan eks-[[Thailand]] dan [[Malaysia]] dari Kepala Kejaksaan Tinggi Sumut, Soehandjono, dan atas nama [[Presiden RI]] kelima kapal tersebut diserahkan kepada nelayan melalui Ketua DPD [[Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia]] (HNSI), Kadim Berutu.
 
Ketika itu Hendropriyono berpendapat, setiap kapal tangkapan yang perkaranya sudah diputus pengadilan, sebaiknya jangan langsung dilelang. Sebab, hanya akan jatuh menjadi milik orang yang punya uang. Hibahkan saja langsung ke nelayan. Untuk itu, menurut Hendropriyono, perlu dicari jalan keluarnya agar setiap kapal tangkapan bisa langsung diserahkan ke nelayan. (KOMPAS, Sabtu, 02 Agustus 1997, halaman 9. Sesdalopbang Hendropriyono: Ironis, Kekayaan Laut Dicolong Orang Asing).
 
===Agustus 12, 1997===
Sekretaris Pengendalian Operasi Pembangunan ([[Sesdalopbang]]) Letjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] pada hari Selasa tanggal 12 Agustus 1997 menerima penyematan tanda kehormatan [[Bintang Yudha Dharma Pratama]] dari Panglima ABRI Jenderal TNI [[Feisal Tanjung]] di [[Mabes]] [[ABRI]] Jakarta.
 
Penghargaan tersebut diberikan berdasarkan SK Presiden atas jasa baktinya yang melebihi dan melampaui panggilan tugas pembinaan dan pengembangan, sehingga keuntungan luar biasa untuk kemajuan, perkembangan dan terwujudnya integrasi [[ABRI]]. (KOMPAS, Rabu, 13 Agustus 1997, halaman 14. KSAD Terima Tanda Kehormatan dari Pangab).
 
===Agustus 29, 1997===
Sekretaris Pengendalian Operasi Pembangunan ([[Sesdalopbang]]) Letjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] pada hari Jumat tanggal 29 Agustus 1997 di Bitung meninjau 65 buah pamboat (perahu motor) [[Filipina]] dan sembilan kapal asing berbendera [[Taiwan]] hasil sitaan aparat keamanan di Dermaga Angkatan Laut Bitung.
 
Hendropriyono juga menyampaikan instruksi Presiden yang mengharuskan kapal asing, perahu motor maupun armada laut lainnya yang ditangkap dan diputus secara hukum oleh pengadilan karena kasus pencurian ikan di perairan teritorial Indonesia, jangan lagi dilelang tetapi dihibahkan kepada nelayan. Dalam hal ini, hibah merupakan salah satu cara pemerintah dalam rangka memperkuat armada laut nasional, sekaligus upaya mengangkat kehidupan nelayan. (KOMPAS, Sabtu, 30 Agustus 1997, halaman 8. Instruksi Presiden, Kapal Asing Sitaan untuk Nelayan).
 
===Desember 19, 1997===
Sekretaris Pengendalian Operasi Pembangunan ([[Sesdalopbang]]) Letjen TNI [[A.M. Hendropriyono]] pada hari Jumat tanggal 19 Desember 1997 turut melepas ekspor perdana kedelai jenis [[edamame]] ke [[Jepang]] yang dilakukan PT Mitra Tani 27, sebanyak 43 ton. Sejak tahun 1994 hingga 1997, PT Mitra Tani 27 telah melakukan uji coba ekspor produknya ke Jepang. Menurut Hendropriyono, ekspor kedelai ini merupakan prestasi, sebab pasar di Jepang dikenal paling sulit menerima produk pertanian dari negara lain. (KOMPAS, Sabtu, 20 Desember 1997, halaman: 8. Dilepas, Ekspor Perdana Kedelai Jenis Edamame).