Kota Padang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahman Priadi (bicara | kontrib)
copyedit
Rahman Priadi (bicara | kontrib)
Terima kasih, bung Dikaalnas
Baris 98:
Kota Padang telah dikunjungi oleh pelaut Inggris pada tahun 1649,<ref>{{cite book|last=Keane|first=A.H.|title=Eastern Geography: A Geography of the Malay Peninsula, Indo-China, the Eastern Archipelago, the Philippines, and New Guinea|year=1892|publisher=E. Stanford}}</ref> kemudian mulai berkembang sejak kehadiran [[VOC]] (''Vereenigde Oost Indische Compagnie'') pada tahun 1663 yang diiringi dengan migrasi penduduk Minangkabau dari kawasan [[luhak]].<ref name="Freek">{{cite journal|last=Colombijn|first=Freek|title=Padang|volume=13|issue=4|year=1996|doi=10.1016/0264-2751(96)00010-8 |pages=281-288}}</ref> Selain memiliki muara yang bagus, VOC tertarik membangun [[Pelabuhan Muara|pelabuhan]] dan pemukiman baru di pesisir barat Sumatera untuk memudahkan akses perdagangan dengan kawasan pedalaman Minangkabau. Selanjutnya pada tahun 1668, VOC telah berhasil mengusir pengaruh Kesultanan Aceh dan menanamkan pengaruhnya di sepanjang pantai barat Sumatera, sebagaimana diketahui dari surat ''Regent'' Jacob Pits kepada [[Daftar Raja Pagaruyung|Raja Pagaruyung]] yang berisi permintaan dilakukannya hubungan dagang kembali dan mendistribusikan [[emas]] ke kota ini.<ref>NA. VOC 1277. ''Mission to Pagaruyung''. fols. 1027r-v.</ref> Dalam perkembangan selanjutnya, pada 7 Agustus 1669 terjadi pergolakan masyarakat [[Pauh, Padang|Pauh]] dan [[Koto Tangah, Padang|Koto Tangah]] melawan monopoli VOC. Meski dapat diredam oleh VOC, peristiwa tersebut kemudian diabadikan sebagai tahun lahir Kota Padang.<ref name="Pemda"/>
 
Beberapa bangsa [[Eropa]] lain juga silih berganti mengambil alih kekuasaan di Kota Padang. Pada tahun 1781, akibat rentetan [[:en:Fourth Anglo-Dutch War|Perang AngloInggris-Belanda ke-4Keempat]],<ref name="Moore">Moore, B., Nierop, H.F.K. (2003). ''Colonial Empires Compared: Britain and the Netherlands, 1750-1850''. Ashgate Publishing. ISBN 0-7546-0492-6.</ref> Inggris berhasil menguasai kota ini.<ref name="Marsden">{{cite book |last=Marsden|first=William|authorlink=William Marsden|title=The History of Sumatra: Containing an Account of the Government, Laws, Customs and Manners of the Native Inhabitants, with a Description of the Natural Productions, and a Relation of the Ancient Political State of That Island|year=1784}}</ref> Namun setelah ditandatanganinya [[:en:Peace of Paris (1783)|Perjanjian Paris pada tahun 1784]] kota ini dikembalikan kepada VOC.<ref>{{cite journal|last=Tarling|first=Nicholas|title=Anglo-Dutch Rivalry in the Malay World, 1780-1824|url=http://links.jstor.org/sici?sici=0018-246X(1964)7%3A1%3C177%3AARITMW%3E2.0.CO%3B2-Y|journal=Historical Journal|volume=7|year=1964|pages=177-179}}</ref> Pada tahun 1793 kota ini sempat dijarah dan dikuasai oleh seorang [[bajak laut]] dari [[Perancis]] yang bermarkas di [[Mauritius]] bernama François Thomas Le Même, yang keberhasilannya diapresiasi oleh pemerintah Perancis waktu itu dengan memberikannya penghargaan.<ref>{{cite book|last=Piat|first=Denis|title=Pirates and Corsairs in Mauritius|year=2007|publisher=Christian le Comte|id=ISBN 978-99949-905-3-5}}</ref> Kemudian pada tahun 1795, Kota Padang kembali diambil alih oleh Inggris.<ref name="Moore"/> Namun setelah [[peperangan era Napoleon]], pada tahun 1819 Belanda mengklaim kembali kawasan ini yang kemudian dikukuhkan melalui [[Traktat London]], yang ditandatangani pada 17 Maret 1824.<ref>{{cite book|last=Keat|first=G.O.|title=Southeast Asia: a Historical Encyclopedia, from [[Angkor Wat]] to East Timor|year=2004|publisher=ABC-CLIO|id=1-57607-770-5}}</ref>
Pada tahun 1833, Residen James du Puy melaporkan terjadi [[Gempa bumi Sumatera 1833|gempa bumi]] yang diperkirakan berkekuatan 8.6–8.9 skala Richter di Padang yang menimbulkan tsunami.<ref name="gempapadang2"/> Sebelumnya pada tahun 1797, juga diperkirakan oleh para ahli pernah terjadi [[:en:1797Gempa Sumatrabumi earthquakeSumatera 1797|gempa bumi]] berkekuatan 8.5–8.7 skala Richter, yang juga menimbulkan tsunami di pesisir kota Padang dan menyebabkan kerusakan pada kawasan pantai Air Manis.<ref name="gempapadang2">{{cite journal|last=Natawidjaja|first=D. H.|coauthors=K. Sieh, M. Chlieh, J. Galetzka, B. W. Suwargadi, H. Cheng, R. L. Edwards, J.-P. Avouac, dan S. N. Ward|title=Source parameters of the great Sumatran megathrust earthquakes of 1797 and 1833 inferred from coral microatolls|url=http://www.gps.caltech.edu/~sieh/pubs_docs/papers/P06e.pdf|journal=Journal Of Geophysical Research|volume=111|issue=B06403|month=Juni|year=2006|doi=10.1029/2005JB004025 |pages=B06403}}</ref>
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ereboog bij een brug met opschrift 'Welkom te Padang' ter gelegenheid van het bezoek van Gouverneur-Generaal Van Limburg Stirum Westkust -Sumatra. TMnr 60013113.jpg|left|thumb|170px|Gerbang bertuliskan ucapan selamat datang dalam [[bahasa Belanda]] yang dibuat untuk menyambut kedatangan [[Gubernur Jenderal Hindia-Belanda|Gubernur Jenderal]] [[Johan Paul van Limburg Stirum]] di Padang pada Maret 1916]]