Megawati Soekarnoputri: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 125.161.196.249 (Pembicaraan) dikembalikan ke versi terakhir oleh RobotQuistnix
Baris 24:
Karir politik Mega yang penuh liku seakan sejalan dengan garis kehidupan rumah tangganya yang pernah mengalami kegagalan. Suami pertamanya, seorang pilot [[AURI]], tewas dalam kecelakaan pesawat di laut sekitar [[Biak]], [[Papua|Irian Jaya]]. Waktu itu usia Mega masih awal dua puluhan dengan dua anak yang masih kecil. Namun, ia menjalin kasih kembali dengan seorang pria asal [[Mesir]] yang tampan, tetapi pernikahannya tak berlangsung lama. Kebahagiaan dan kedamaian hidup rumah tangganya baru dirasakan setelah ia menikah dengan [[Taufiq Kiemas|Moh. Taufiq Kiemas]], rekannya sesama aktivis di GMNI dulu, yang juga menjadi salah seorang penggerak [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDIP]].
 
==Karir Politik==
 
Jejak politik sang ayah berpengaruh kuat pada Megawati. Karena sejak mahasiswa, saat kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Pajajaran, ia pun aktif di GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia).
; 1986
{{PemimpinIndonesia}}
: Tahun 1986 ia mulai masuk ke dunia politik, sebagai wakil ketua [[Partai Demokrasi Indonesia|PDI]] Cabang Jakarta Pusat.Karir politiknya terbilang melesat. Mega hanya butuh waktu satu tahun menjadi anggota DPR RI.
; 1993
: Dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di [[Surabaya]] [[1993]], Megawati terpilih secara [[aklamasi]] sebagai Ketua Umum PDI.
; 1996
: Namun, pemerintah tidak puas dengan terpilihnya Mega sebagai Ketua Umum PDI. Mega pun didongkel dalam Kongres PDI di Medan pada tahun 1996, yang memilih Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI.
 
: Mega tidak menerima pendongkelan dirinya dan tidak mengakui [[Kongres Medan]]. Ia masih merasa sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Kantor dan perlengkapannya pun dikuasai oleh pihak Mega. Pihak Mega tidak mau surut satu langkah pun. Mereka tetap berusaha mempertahankan kantor DPP PDI. Namun, [[Soerjadi]] yang didukung pemerintah memberi ancaman akan merebut secara paksa kantor DPP PDI yang terletak di [[Jalan Diponegoro]].
 
: Ancaman Soerjadi kemudian menjadi kenyataan. Tanggal [[27 Juli]] [[1996]] kelompok Soerjadi benar-benar merebut kantor DPP PDI dari pendukung Mega. Aksi penyerangan yang menyebabkan puluhan pendukung Mega meninggal itu, berbuntut pada kerusuhan massal di Jakarta yang dikenal dengan nama [[Peristiwa 27 Juli]]. Kerusuhan itu pula yang membuat Ketua Umum [[Partai Rakyat Demokratik]] (PRD) [[Budiman Sudjatmiko]] mendekam di penjara.
 
: Peristiwa penyerangan kantor DPP PDI tidak menyurutkan langkah Mega. Malah, ia makin mantap mengibarkan perlawanan. Ia memilih jalur hukum, walaupun kemudian kandas di pengadilan. Mega tetap tidak berhenti. Tak pelak, PDI pun terbalah dua: PDI di bawah Soerjadi dan PDI pimpinan Mega. Pemerintah mengakui Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Namun, massa PDI lebih berpihak pada Mega.
 
; 1997
: Keberpihakan massa PDI kepada Mega makin terlihat pada pemilu 1997. Perolehan suara PDI di bawah Soerjadi merosot tajam. Sebagian massa Mega berpihak ke Partai Persatuan Pembangunan, yang kemudian melahirkan istilah "Mega Bintang". Mega sendiri memilih golput saat itu.
 
; 1999
: Pemilu 1999, PDI Mega yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan berhasil memenangkan pemilu. Meski bukan menang telak, tetapi ia berhasil meraih lebih dari tiga puluh persen suara. Massa pendukungnya, memaksa supaya Mega menjadi presiden. Mereka mengancam, kalau Mega tidak jadi presiden akan terjadi revolusi.
 
: Namun alur yang berkembang dalam Sidang Umum 1999 mengatakan lain: memilih [[Abdurrahman Wahid|KH Abdurrahman Wahid]] sebagai Presiden. Ia kalah tipis dalam voting pemilihan Presiden: 373 banding 313 suara.
; 2001
: Namun, waktu juga yang berpihak kepada Megawati Sukarnoputri. Ia tidak harus menunggu lima tahun untuk menggantikan posisi Presiden Abdurrahman Wahid, setelah Sidang Umum 1999 menggagalkannya menjadi Presiden. [[Sidang Istimewa MPR]], Senin (23/7/2001), telah menaikkan statusnya menjadi Presiden, setelah Presiden Abdurrahman Wahid dicabut mandatnya oleh MPR RI.
; 2004
: Masa pemerintahan Megawati ditandai dengan semakin menguatnya konsolidasi demokrasi di Indonesia, dalam masa pemerintahannyalah, [[pemilu|pemilihan umum]] presiden secara langsung dilaksanakan dan secara umum dianggap merupakan salah satu keberhasilan proses demokratisasi di Indonesia. Ia mengalami kekalahan (40% - 60%) dalam [[pemilu|pemilihan umum]] presiden 2004 tersebut dan harus menyerahkan tonggak kepresidenan kepada [[Susilo Bambang Yudhoyono]] mantan [[Menteri Koordinator]] pada masa pemerintahannya.
 
==Perjalanan karir==
Baris 35 ⟶ 62:
# Wakil Presiden RI, (Oktober 1999-23 Juli 2001)
# Presiden RI ke-5, (23 Juli 2001-2004)
 
==Perjalanan pendidikan==
# SD [[Perguruan Cikini]] Jakarta, (1954-1959)
Baris 42 ⟶ 68:
# Fakultas Pertanian UNPAD Bandung (1965-1967), (tidak selesai)
# Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972), (tidak selesai)
 
==Lihat pula==
*[[Daftar Presiden Indonesia]]
*[[Daftar Wakil Presiden Indonesia]]
*[[Presiden Wanita]]
 
==Pranala luar==
{{wikiquote-id|Megawati}}
*{{id}} [http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/biography/index.asp?presiden=megawati Profil di situs web Kepustakaan Presiden Perpustakaan Nasional Republik Indonesia]
*{{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/m/megawati/index.shtml Megawati Soekarnoputri di Tokoh Indonesia]
*{{en}} [http://www.forbes.com/2004/08/18/04powomland.html Artikel majalah Forbes: The World's Top Ten Most Powerful Women 2004]
*{{en}} [http://www.time.com/time/pow/printout/0,8816,169130,00.html Artikel majalah TIME: The Princess Who Settled for the Presidency]
 
 
{{Kotak_mulai}}
{{Kotak_suksesi | pendahulu = [[Abdurrahman Wahid]] | jabatan = [[Presiden Republik Indonesia]] | tahun = 2001 - 2004 | pengganti = [[Susilo Bambang Yudhoyono]]}}
{{Kotak_suksesi | pendahulu = [[BJ Habibie]] | jabatan = [[Wakil Presiden Republik Indonesia]] | tahun = 1999 - 2001 | pengganti = [[Hamzah Haz]]}}
{{Kotak_selesai}}
 
{{Presiden Indonesia}}
{{Wakil Presiden Indonesia}}
[[kategori:Kelahiran 1947|Soekarnoputri, Megawati]]
[[kategori:Presiden Indonesia]]
[[kategori:Wakil Presiden Indonesia]]
[[kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh PDIP]]
 
[[ar:ميجاواتي سوكارنوبوتري]]
[[de:Megawati Sukarnoputri]]
[[en:Megawati Sukarnoputri]]
[[es:Megawati Sukarnoputri]]
[[fi:Megawati Sukarnoputri]]
[[fr:Megawati Soekarnoputri]]
[[hr:Megawati Sukarnoputri]]
[[ilo:Megawati Sukarnoputri]]
[[ja:メガワティ・スティアワティ・スカルノプトゥリ]]
[[ms:Megawati Sukarnoputri]]
[[nl:Megawati Soekarnoputri]]
[[pl:Megawati Soekarnoputri]]
[[pt:Megawati Sukarnoputri]]
[[su:Megawati Sukarnoputri]]
[[sv:Megawati Sukarnoputri]]
[[zh:梅加瓦蒂·苏加诺普翠]]
[[zh-min-nan:Megawati Sukarnoputri]]