Dewi Lestari: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 29:
}}
'''Dewi Lestari Simangunsong''' yang akrab dipanggil '''Dee''' ({{lahirmati|[[Bandung]], [[Jawa Barat]]|20|1|1976}}) adalah seorang [[penulis]] dan [[penyanyi]] asal [[Indonesia]].
== Karier menyanyi ==
Dee terlahir sebagai anak keempat dari lima bersaudara dari pasangan Yohan Simangunsong dan Turlan br Siagian (alm).
Trio RSD meluncurkan album perdana, ''Antara Kita'' pada tahun 1995 yang kemudian dilanjutkan dengan album ''Bertiga'' (1997). RSD kemudian berkibar di bawah bendera [[Sony BMG Music Entertainment|Sony Music Indonesia]] dengan merilis album ''Satu'' (1999) dengan nomor andalan antara lain, "Kepadamu" dan "Tak Perlu Memiliki". Menjelang akhir tahun 2002, RSD mengemas lagu-lagu terbaiknya ke dalam album ''The Best of Rida Sita Dewi'' dengan tambahan dua lagu baru, yakni "Ketika Kau Jauh" ciptaan [[Stephan Santoso]]/[[Inno Daon]] dan "Terlambat Bertemu", karya pentolan [[Kahitna]], [[Yovie Widianto]]. Pada tahun 2006, Dee meluncurkan album berbahasa Inggris berjudul ''Out Of Shell'', dan tahun 2008 melucurkan album RectoVerso,Album Ini mengundang Arina Mocca berduet di lagu Aku Ada dan berduet di lagu "Peluk" dengan Aqi Alexa. Hits besarnya adalah "Malaikat Juga Tahu". Di Album ini juga Dee merilis ulang lagu milik Marcell Siahan berjudul "Firasat".
== Karier Menulis ==
Sebelum [[Supernova (novel)|Supernova]] keluar, tak banyak orang yang tahu kalau Dee telah sering menulis. Tulisan Dee pernah dimuat di beberapa media. Salah satu cerpennya berjudul "Sikat Gigi" pernah dimuat di buletin seni terbitan Bandung, Jendela Newsletter, sebuah media berbasis budaya yang independen dan berskala kecil untuk kalangan sendiri. Tahun 1993, ia mengirim tulisan berjudul "Ekspresi" ke [[majalah]] Gadis yang saat itu sedang mengadakan lomba menulis dimana ia berhasil mendapat hadiah juara pertama. Tiga tahun berikutnya, ia menulis cerita bersambung berjudul "Rico the Coro" yang dimuat di majalah Mode. Bahkan ketika masih menjadi siswa SMU 2 Bandung, ia pernah menulis sendiri 15 karangan untuk buletin sekolah.
Novel pertamanya yang sensasional, Supernova Satu : Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh, dirilis 16 Februari 2001. Novel yang laku 12.000 eksemplar dalam tempo 35 hari dan terjual sampai kurang lebih 75.000 eksemplar ini banyak menggunakan istilah sains dan cerita cinta. Bulan Maret 2002, Dee meluncurkan “Supernova Satu” edisi Inggris untuk menembus pasar internasional dengan menggaet Harry Aveling (60), ahlinya dalam urusan menerjemahkan karya sastra Indonesia ke bahasa Inggris.
|