Bata ringan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Asenity (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Asenity (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
Teknologi material bahan bangunan kian berkembang salah satunya adalah teknologi Bata Ringan, di Indonesia sendiri Bata Ringan dikenal ada 2 (dua) jenis: Autoclaved Aerated Concrete (AAC) dan Cellular Lightweight Concrete (CLC). Perbedaan Bata Ringan AAC dengan CLC dari segi proses pengeringannya yaitu AAC mengalami pengeringan dalam oven autoklaf bertekanan tinggi sedangkan Bata Ringan jenis CLC yang mengalami proses pengeringan alami.
 
'''Sejarah Beton Ringan'''
 
Beton ringan AAC ini pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan. Beton ringan AAC ini kemudian dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel di Jerman di tahun 1943.
Baris 13:
Saat pencampuran pasir kwarsa, semen, kapur, gypsum, air, dan alumunium pasta, terjadi reaksi kimia. Bubuk alumunium bereaksi dengan kalsium hidroksida yang ada di dalam pasir kwarsa dan air sehingga membentuk hidrogen. Gas hidrogen ini membentuk gelembung-gelembung udara di dalam campuran beton tadi. Gelembung-gelembung udara ini menjadikan volumenya menjadi dua kali lebih besar dari volume semula. Di akhir proses pengembangan atau pembusaan, hidrogen akan terlepas ke atmosfir dan langsung digantikan oleh udara. Rongga-rongga udara yang terbentuk ini yang membuat beton ini menjadi ringan.
 
'''Prana Luar:'''
 
[http://Perbedaan%20Bata%20Ringan%20AAC%20dan%20CLC Perbedaan Bata Ringan AAC dan CLC]]