Subur Rahardja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 14:
Subur Rahardja sejak kecil telah dididik disiplin keras.
Ilmu Silat berasal dimulai sejak usia 6 tahun belajar seni bela diri langsung dari ayahnya dan dari ayah Gusti Agung Gede Agung Djelantik Balewangse (guru bangsawan nya dari Lombok) serta dari beberapa seni bela diri yang terkenal guru,yaitu sebagaiGuru Sutur, MrBapak Mada (ketutunan Mbah Sakir anak didik Cimande), Gaya Kampung Baru Kalibata-Batavia (adalah Haji Husen alia Jiencin) dan Haji Dulhamid dari Tarikolot Cimande Jawa Barat,) Tjong Kim Nji, Liu Chi Tay (banyak bangau mengajar momen), Bapak Sabuy. Hal ini dilakukan sampai ia berusia 25 tahun.
 
Dia mempelajari kombinasi inti Bela diri dan kemudian gaya Silat yang diambil dari banyak gerakan dan pengaruh dari Kuntao Shaolin selatan (Southern Shaolin Kungfu) dan beberapa aliran Pencak Silat.
Ditambah dia senang mengamati gerakan alam begitu banyak mengambil prinsip alam. Gerak diperoleh dari pengamatan terhadap Gerakgerak dan sikap khewan seperti bangau , harimau, ular, monyet, ayam hutan, dan burung-burung merak.
 
HalSehingga Silat yang diajarkan oleh PGB Bangau putihmerupakan sintesis dari empat gaya seni bela diri dengan yanginti emstyle marga aslinya dari kun tao. yang berasla dari keluarganya
 
Dalam tahun-tahun setelah Perang Dunia II, Subur bergabung dengan negaranya dalam pertempuran untuk perjuangan kemerdekaan. Subur memperoleh reputasi sebagai pejuang yang tangguh selama kampanyemasa gerilya melawan kekuasaan kolonial Belanda dan Inggris. Karena keberanian dan akal sehatnya, Subur sering menemukan dirinya dalam peran pemimpin.
Subur alami mulai berbagi keterampilan bela diri dengan teman-teman dekat dan kawan-kawan selama perjuangan kemerdekaan. Setelah menarik minat dari rekan-rekan di sekelilingnya, bahwa ia mencetuskan ide untuk membentuk sebuah wadah bernama Persatuan GerakanGerak Badan disingkat PGB disingkatdan dengan simbol dari Bangau Putih.
 
Rupanya ide ini disetujui oleh ayah angkatnya (Pamannya) bersama dengan The Hong Kie dan Tjio Swie Hong. Kemudiankemudian pada tanggal 25 Desember 1952 secara resmi lahir perguruan Silat dengan simbol Bangau Putih , dan diangkat Bapak Mada (dari Cimande) selaku penasehat di perguruannya. Bangau Putih diambil sebagai simbol warna putih murni, anggun, tenang, suka berteman dan hidup di alam lima.
.http://www.silat.tv/profiles/blogs/the-road-way-of-guru-besar-subur-rahardja-from-kun-tao-hokian-to
Pada tahun [[1950]], Subur mulai bekerja di kantor [[Stanvac]], perusahaan minyak Amerika, di Jakarta. Ia menangani pembukuan dan surat-menyurat perusahaan. Pada [[1951]] Subur menikah dengan Lie Gwat Nio dan memperoleh 9 orang anak, yaitu Lukman, Yulianti, Andyan, Yuliany, Irwan, Gunawan, Liem Lan Hoa, Francisca, Ardyan.