Wilayah Kesultanan Banjar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Alamnirvana (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 38:
* Teritorial/ring keempat, adalah '''Pesisir''' yaitu daerah terluar, maka dengan tambahan kedua wilayah ini teritorial kerajaan semakin bertambah luas lebih kurang sama dengan [[Provinsi Borneo]] pada masa kolonial Hindia Belanda. Perjanjian Sultan [[Tamjidullah I]] dengan VOC pada [[20 Oktober]] [[1756]] yang berencana untuk menaklukan kembali daerah-daerah yang melepaskan diri yaitu Sanggau, Sintang, Lawai, Paser, Kutai dan Berau. Daerah Pesisir terdiri dari :<br />
** '''Pesisir Timur''' disebut ''tanah yang di atas angin'' meliputi kawasan timur Kalimantan dan jika digabung dengan kawasan selatan Kalimantan menjadi '''Karesidenan Afdeeling Selatan dan Timur Borneo''' pada masa kolonial Hindia Belanda.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=KJFBAAAAYAAJ&dq=Verdeeling%20van%20het%20Eiland%20Borneo%20in%20tteee%20%20afdeelingen%2C%20onder%20de%20benaming%20van%20Wester%20afdeeling%20en%20Zuid%20en%20Ooster%20afdeeling.&pg=PA55-IA22#v=onepage&q=Verdeeling%20van%20het%20Eiland%20Borneo%20in%20tteee%20%20afdeelingen,%20onder%20de%20benaming%20van%20Wester%20afdeeling%20en%20Zuid%20en%20Ooster%20afdeeling.&f=false {{nl}} Staatsblad van Nederlandisch Indië, s.n., 1849]</ref> Kerajaan-kerajaan di Kaltim tergolang sebagai negara dependen di dalam Kesultanan Banjar.<ref name="Royal Geographical Society">{{en}}{{cite book|first=Royal Geographical Society (Great Britain)| last= | url=http://books.google.com/books?id=grENAAAAQAAJ&dq=banjarmassin&hl=id&pg=PA841#v=onepage&q=banjarmassin&f=false | title=A Gazetteer of the world: or, Dictionary of geographical knowledge, compiled from the most recent authorities, and forming a complete body of modern geography -- physical, political, statistical, historical, and ethnographical, Volume 5 | publisher=A. Fullarton | year=1856}}</ref>
# Wilayah [[Kesultanan Kutai|
# Wilayah [[Kesultanan Berau|
# Wilayah terluar di timur yang telah lama melepaskan diri dan kemudian di bawah pengaruh Brunei yaitu '''Negara bagian Karasikan''' atau '''Buranun/Banjar Kulan (Banjar Kecil).<ref name="Ongsotto, Et Al">{{en}}{{cite book|first=Ongsotto, Et Al | last=Ongsotto, Et Al | url=http://books.google.co.id/books?id=ITLRpPrrcykC&lpg=PA39&dq=orang%20banjar%20sulu&pg=PA39#v=onepage&q=orang%20banjar%20sulu&f=true | title=Philippine History Module-based Learning I' 2002 Ed. | publisher=Rex Bookstore, Inc. | year=2002 | isbn=9789712334498}} ISBN [http://books.google.co.id/books?id=ITLRpPrrcykC&printsec=copyright#v=onepage&q&f=false 971-23-3449-X]</ref><ref name="Edward Balfour">{{en}}{{cite book|first=[[Edward Balfour|Edward]] | last=Balfour | url=http://books.google.co.id/books?id=SIq_FvJUr40C&lpg=RA3-PA18-IA1&dq=orang%20banjar%20sulu&pg=RA3-PA18-IA1#v=onepage&q=orang%20banjar%20sulu&f=true |title=The cyclopædia of India and of eastern and southern Asia, commercial industrial, and scientific: products of the mineral, vegetable, and animal kingdoms, useful arts and manufactures, Jilid 2 | publisher=Bernard Quaritch | year=1885}}</ref><ref name="Theodor Waitz">{{de}}{{cite book|first=[[Theodor Waitz|Theodor]] | last=Waitz | coauthors=Georg Karl Cornelius Gerland | url=[http://books.google.co.id/books?id=U5otAAAAYAAJ&dq=orang%20banjar%20sulu&pg=PA54#v=onepage&q=orang%20banjar%20sulu&f=true |title=Anthropologie der naturvölker: Die Völker der Südsee. Pt.1 Die Malaien. Pt.2. Die Mikron esier und nordwestlichen Polynesier | publisher=F. Fleischer | year=1865}}</ref><ref name="Malayan miscellanies">{{en}}{{cite book|first=Malayan miscellanies | last=Malayan miscellanies | url=http://books.google.co.id/books?id=fBYIAAAAQAAJ&dq=banjar%20kulan&pg=RA4-PA1#v=onepage&q=banjar%20kulan&f=false |title=Malayan miscellanies | publisher=Malayan miscellanies | year=1820}}</ref><ref name="J. H. Moor">{{en}}{{cite book|first=[[J. H. Moor|Moor]] | last=J. H. |url=http://books.google.co.id/books?id=fHhNAAAAYAAJ&dq=banjar%20kulan&pg=RA1-PA31#v=onepage&q=banjar%20kulan&f=false |title=Notices of the Indian archipelago & adjacent countries: being a collection of papers relating to Borneo, Celebes, Bali, Java, Sumatra, Nias, the Philippine islands ... | publisher=F.Cass & co. | year=1837}}</ref><ref name="Gesellschaft für Erdkunde">{{de}}{{cite book|first=Gesellschaft für Erdkunde | last=Berlin | url=http://books.google.co.id/books?id=VBZDAAAAcAAJ&dq=banjar%20kulan&pg=PA122#v=onepage&q=banjar%20kulan&f=false |title=Zeitschrift der Gesellschaft für Erdkunde zu Berlin: zugl. Organ d. Deutschen Geographischen Gesellschaft, Volume 2 | publisher=Gesellschaft für Erdkunde | year=1867}}</ref><ref name="Zeitschrift">{{de}}{{cite book|first=Gesellschaft für Erdkunde zu Berlin| last=Gesellschaft für Erdkunde zu Berlin | url=http://books.google.co.id/books?id=WKBNBfF74IAC&dq=banjar%20kulan&pg=PA122#v=onepage&q=banjar%20kulan&f=false |title=Zeitschrift | publisher=D. Reimer | year=1867}}</ref>
** '''Pesisir Barat''' disebut ''tanah yang di bawah angin'' meliputi kawasan barat Kalimantan yang kemudian menjadi Karesidenan '''Borneo Barat''' pada masa kolonial Hindia Belanda.
# Wilayah '''Batang Lawai''' atau [[sungai Kapuas]] (
# Wilayah [[Kerajaan Sukadana|
# Wilayah terluar di barat adalah [[Kerajaan Sambas|
Pada abad ke-18 Pangeran [[Tamjidullah I]] berhasil memindahkan kekuasaan pemerintahan kepada dinastinya dan menetapkan [[Pangeran Nata Dilaga]] sebagai Sultan yang pertama sebagai '''Panembahan Kaharudin Khalilullah'''. Pangeran Nata Dilaga yang menjadi raja pertama dinasti Tamjidullah I dalam masa kejayaan kekuasaannya, menyebutkan dirinya '''Susuhunan Nata Alam''' pada tahun [[1772]]. Putera dari '''Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah''' yang bernama Pangeran Amir, atau cucu Sultan Hamidullah melarikan diri ke negeri Pasir, dan meminta bantuan pada pamannya yang bernama Arung Tarawe (dan Ratu Dewi). Pangeran Amir kemudian kembali dan menyerbu Kesultanan Banjar dengan pasukan orang Bugis yang besar pada tahun [[1757]], dan berusaha merebut kembali tahtanya dari Susuhunan Nata Alam. Karena takut kehilangan tahta dan kekuatiran jatuhnya kerajaan di bawah kekuasaan orang Bugis, Susuhunan Nata Alam meminta bantuan kepada VOC. VOC menerima permintaan tersebut dan mengirimkan '''Kapten Hoffman''' dengan pasukannya dan berhasil mengalahkan pasukan Bugis itu. Sedangkan Pangeran Amir terpaksa melarikan diri kembali ke negeri Pasir. Beberapa waktu kemudian Pangeran Amir mencoba pula untuk meminta bantuan kepada para bangsawan Banjar di daerah Barito yang tidak senang kepada Belanda, karena di daerah Bakumpai/Barito diserahkan Pangeran Nata kepada VOC. Dalam pertempuran yang kedua ini Pangeran Amir tertangkap dan dibuang ke [[Sri Langka]] pada tahun [[1787]]. Sesudah itu diadakan perjanjian antara Kesultanan Banjar dengan VOC, dimana raja-raja Banjar memerintah kerajaan sebagai peminjam tanah VOC. Dalam tahun [[1826]] diadakan perjanjian kembali antara Pemerintah Hindia Belanda dengan [[Sultan Adam]], berdasarkan perjanjian dengan VOC yang terdahulu, berdasarkan perjanjian ini, maka Belanda dapat mencampuri pengaturan permasalahan mengenai pengangkatan [[Putra Mahkota]] dan [[Mangkubumi]], yang mengakibatkan rusaknya adat kerajaan dalam bidang ini, yang kemudian menjadikan salah satu penyebab pecahnya [[Perang Banjar]].
|