Kabupaten Jombang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andry Setiawan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Arisdp (bicara | kontrib)
kembalikan ke revisi terakhir oleh 203.130.229.75
Baris 27:
Jombang juga dikenal dengan sebutan "kota santri", karena banyaknya sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya. Bahkan ada pameo yang mengatakan Jombang adalah pusat pondok pesantren di tanah Jawa karena hampir seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti pernah berguru di Jombang. Di antara pondok pesantren yang terkenal adalah Tebuireng, Denanyar, Tambak Beras, dan Darul Ulum (Rejoso).
 
Banyak tokoh terkenal Indonesia yang dilahirkan di Jombang, di antaranya adalah mantan [[Presiden Indonesia]] [[Abdurrahman Wahid|KH Abdurrahman Wahid]], pahlawan nasional [[Hasyim Asy'ari|KH Hasyim Asy'ari]] dan [[Wahid Hasyim|KH Wahid Hasyim]], tokoh intelektual Islam [[Nurcholis Madjid]] (Cak Nur), serta budayawan [[Emha Ainun Najib]] (Cak Nun), Manager PT.Te Tri Telematika [[Darmawan Hadipurnomo Muhadi]] (Darmaji)
 
Konon, kata "Jombang" merupakan akronim dari kata berbahasa Jawa "ijo" dan "abang". Ijo mewakili kaum santri (agamis), dan abang mewakili kaum abangan (nasionalis/kejawen). Kedua kelompok tersebut hidup berdampingan dan harmonis di Jombang. Bahkan kedua elemen ini digambarkan dalam warna dasar lambang daerah Kabupaten Jombang.
Baris 112:
Di Jombang dapat dengan jelas menangkap saluran TVRI, 10 TV swasta nasional serta 2 TV swasta lokal ([[JTV]] dan TV Anak Surabaya).
 
==PerekPerekonomian==
===Pertanian===
[[Pertanian]] masih merupakan primadona masyarakat Jombang, dimana menyumbang 38,16% total [[PDRB]] kabupaten. Meski nilai produksi pertanian mengalami peningkatan, namun kontribusi sektor ini mengalami penurunan. Sektor pertanian digeluti oleh sedikitnya 31% penduduk usia kerja. Tradisi, kemudahan yang disediakan oleh alam, dan adanya terobosan baru rupanya menjadikan alasan untuk bertahan. Kesuburan tanah di sini konon dipengaruhi oleh material letusan [[Gunung Kelud]] yang terbawa arus deras Sungai [[Brantas]] dan Sungai Konto serta sungai-sungai kecil lainnya. Sistem pengairan juga sangat ekstensif dan memadai, dan 83% diantaranya merupakan irigasi teknis.