Masjid Jami' Al-Juman (Bogor): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Khaleed Boy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
penulisan artikel sudah bagus, cuma rapikan saja. Orang indonesia karena kebanyakan nulis di blog, jadi suka membanggakan blog mereka. Dilarang memakai blog di wikipedia.
Baris 1:
{{rapikan}}
{{lindungidarianon2|small=yes}}
{{Infobox Universitas
|name = Masjid Jami Al-Juman
Baris 10:
|country = [[Indonesia]]
|colors = [[Hijau]]
|website = [http://aljuman.multiply.com Aljuman on Multiply]
|footnotes =
}}
Baris 16:
'''Masjid Jami Al-Juman''' ([[bahasa Arab]]: <b>مسجد جامع الجمان</b>) adalah [[masjid]] di Kota [[Bogor]], [[Jawa Barat]]. Masjid Jami Al-Juman (sering disingkat menjadi "Al-Juman" saja) berdiri sejak tahun [[1963]], dan hingga saat ini telah beberapa kali direnovasi. Salah satu masjid terindah di Bogor ini terletak di Jalan Pahlawan I, Kecamatan Bogor Selatan, Kelurahan Bondongan.<br>
 
== Arti Namanama ==
 
Masjid Jami’ Al-Juman (dari bahasa Arab: <b>الجمان</b>) memiliki arti “[[mutiara]]” dalam [[bahasa Indonesia]].
 
== Sejarah ==
=== Sejarah awal ===
Kegiatan pengajian di kompleks perumahan Bondongan Selatan dirintis pada tahun 1957 oleh 30 warga muda dengan mengadakan pengajian dari rumah ke rumah warga komplek sambil bersilaturahim. Keinginan memiliki tempat khusus untuk beribadah bermula pada awal tahun 1958. Saat itu masyarakat menginginkan didirikannya masjid atau langgar berukuran 7 x 5 meter di komplek ini. Dinas pada waktu itu menyediakan bantuan advis dan gambar.<br>
 
Terdesak oleh keperluan yang semakin meningkat, warga muslim komplek dalam rapat di rumah Sdr. Juswa pada tanggal 6 Agustus 1963 membentuk panitia pembangunan masjid jami yang dinamakan "Panitia 9". Panitia 9 yang pada awalnya bermodal anggaran Rp 53.000, 00 (pada tahun [[1963]]) sumbangan dari lima warga, pada tanggal [[16 September 1963]] mengajukan permohonan izin mendirikan masjid jami berukuran 8 x 6 meter kepada [[Walikota]] Kepala Daerah Kota Praja Bogor. Tanah untuk bangunan ini sudah mendapat izin penggunaannya dari Kepala Jawatan Kehutanan Basjarudin. Dana pembangunan masjid ini diperoleh dari swadaya warga komplek.<br>
Kegiatan pengajian di kompleks perumahan Bondongan Selatan dirintis pada tahun 1957 oleh 30 warga muda dengan mengadakan pengajian dari rumah ke rumah warga komplek sambil bersilaturahim. Keinginan memiliki tempat khusus untuk beribadah bermula pada awal tahun 1958. Saat itu masyarakat menginginkan didirikannya masjid atau langgar berukuran 7 x 5 meter di komplek ini. Dinas pada waktu itu menyediakan bantuan advis dan gambar.<br>
 
Sejalan dengan perkembangan jumlah warga komplek dan peragaman jenis kegiatan ibadah, luas bangunan masjid juga dikembangkan. Dalam laporan kepada Dewan Masjid Indonesia Kotamadya Bogor tahun [[1987]], luas bangunan masjid adalah 200 m2 dengan jumlah jamaah pada shalat Jumat sebanyak 450 orang. Selanjutnya pada tahun [[1988]] dibentuk Panitia Perbaikan Masjid untuk menggarap bagian muka masjid dan selanjutnya juga perbaikan bagian-bagian yang rusak, terutama atap. Panitia ini dipimpin oleh Ketua [[Dewan Keluarga Masjid]] (DKM) Al-Juman H. Hidayat Kusumahnagara.<br>
Terdesak oleh keperluan yang semakin meningkat, warga muslim komplek dalam rapat di rumah Sdr. Juswa pada tanggal 6 Agustus 1963 membentuk panitia pembangunan masjid jami yang dinamakan "Panitia 9". Panitia 9 yang pada awalnya bermodal anggaran Rp 53.000, 00 (pada tahun [[1963]]) sumbangan dari lima warga, pada tanggal [[16 September 1963]] mengajukan permohonan izin mendirikan masjid jami berukuran 8 x 6 meter kepada [[Walikota]] Kepala Daerah Kota Praja Bogor. Tanah untuk bangunan ini sudah mendapat izin penggunaannya dari Kepala Jawatan Kehutanan Basjarudin. Dana pembangunan masjid ini diperoleh dari swadaya warga komplek.<br>
 
Pada awalnya, pemakaian masjid adalah untuk [[shalat]] ber[[jamaah]] dan pengajian pria dewasa. Ibu-ibu komplek kemudian melakukan pengajian-pengajian dan turut serta shalat berjamaah pada hari raya [[Idul Fitri]] dan [[Idul Adha]]. Adapun kegiatan [[belajar]] baca-tulis bagi anak-anak baru dimulai pada tahun [[1982]].<br>
Sejalan dengan perkembangan jumlah warga komplek dan peragaman jenis kegiatan ibadah, luas bangunan masjid juga dikembangkan. Dalam laporan kepada Dewan Masjid Indonesia Kotamadya Bogor tahun [[1987]], luas bangunan masjid adalah 200 m2 dengan jumlah jamaah pada shalat Jumat sebanyak 450 orang. Selanjutnya pada tahun [[1988]] dibentuk Panitia Perbaikan Masjid untuk menggarap bagian muka masjid dan selanjutnya juga perbaikan bagian-bagian yang rusak, terutama atap. Panitia ini dipimpin oleh Ketua [[Dewan Keluarga Masjid]] (DKM) Al-Juman H. Hidayat Kusumahnagara.<br>
 
Menilik besarnya jumlah anak-anak yang memerlukan pendidikan agama [[Islam]], pada tahun [[1984]] diresmikan pendirian Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) dan Taman Pendidikan Alquran (TPA) Al-Juman, di mana jumlah siswa pada tahun tersebut adalah sebanyak 70 orang. Jumlah ini bertambah tiap-tiap tahun, sehingga sejak tahun [[1991]] selalu lebih dari 200 siswa. Mulai Tahun Ajaran 1990/1991, kegiatan pendidikan agama Islam ini diperluas bagi anak-anak pra-sekolah dengan didirikannya [[Taman Kanak-kanak]] (TK) dan Raudhatul Athfal (RA) Al-Juman.<br>
Pada awalnya, pemakaian masjid adalah untuk [[shalat]] ber[[jamaah]] dan pengajian pria dewasa. Ibu-ibu komplek kemudian melakukan pengajian-pengajian dan turut serta shalat berjamaah pada hari raya [[Idul Fitri]] dan [[Idul Adha]]. Adapun kegiatan [[belajar]] baca-tulis bagi anak-anak baru dimulai pada tahun [[1982]].<br>
 
Jumlah siswa saat itu disesuaikan dengan daya tampung fasilitas ruangan, bukan atas dasar jumlah pendaftaran. Sejak awal pembukaan MDA, TPA, TK, dan RA, para siswa sebagian besar adalah dari luar komplek. Dengan diresmikannya gedung khusus Madrasah Al-Juman pada tahun [[1995]], maka sebagian besar kegiatan pendidikan anak-anak dilakukan di gedung khusus madrasah yang terletak sekitar 100 meter dari Masjid Jami’ Al-Juman.<br>
Menilik besarnya jumlah anak-anak yang memerlukan pendidikan agama [[Islam]], pada tahun [[1984]] diresmikan pendirian Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) dan Taman Pendidikan Alquran (TPA) Al-Juman, di mana jumlah siswa pada tahun tersebut adalah sebanyak 70 orang. Jumlah ini bertambah tiap-tiap tahun, sehingga sejak tahun [[1991]] selalu lebih dari 200 siswa. Mulai Tahun Ajaran 1990/1991, kegiatan pendidikan agama Islam ini diperluas bagi anak-anak pra-sekolah dengan didirikannya [[Taman Kanak-kanak]] (TK) dan Raudhatul Athfal (RA) Al-Juman.<br>
 
Kian hari, Masjid Jami Al-Juman menjadi pusat kegiatan beragam ibadah bagi semua umur. Pemakainya tidak lagi terbatas pada warga komplek, melainkan sudah meluas ke luar komplek. Perluasan pemakaian ini dipicu oleh pembuatan jalan raya melintasi sisi masjid yang menghubungkan Jalan Suryakencana dengan Jalan Pahlawan (Bondongan) dan pelebaran Jalan Pahlawan. Pembuatan jalan tembus dan pelebaran jalan itu ternyata memicu perkembangan lebih lanjut berupa kemudahan akses ke Masjid Al-Juman serta pertumbuhan lalu-lintas angkutan maupun pertambahan lapangan kerja karena meningkatnya usaha pertokoan dan industri di sepanjang Jalan Pahlawan.<br>
Jumlah siswa saat itu disesuaikan dengan daya tampung fasilitas ruangan, bukan atas dasar jumlah pendaftaran. Sejak awal pembukaan MDA, TPA, TK, dan RA, para siswa sebagian besar adalah dari luar komplek. Dengan diresmikannya gedung khusus Madrasah Al-Juman pada tahun [[1995]], maka sebagian besar kegiatan pendidikan anak-anak dilakukan di gedung khusus madrasah yang terletak sekitar 100 meter dari Masjid Jami’ Al-Juman.<br>
 
Letaknya yang strategis di sisi jalan ramai ditambah dengan tersedianya sisi jalan di dalam komplek yang cukup luas untuk memarkirkan kendaraan, telah menarik jamaah berkendaraan mobil, baik mobil pribadi, mobil dinas, maupun angkutan kota, untuk turut serta menjadi jamaah pada saat shalat [[Jumat]]. Dengan melimpahnya tambahan jamaah itu, jumlah jamaah shalat Jumat jauh melebihi kapasitas sekitar 400 orang.<br>
Kian hari, Masjid Jami Al-Juman menjadi pusat kegiatan beragam ibadah bagi semua umur. Pemakainya tidak lagi terbatas pada warga komplek, melainkan sudah meluas ke luar komplek. Perluasan pemakaian ini dipicu oleh pembuatan jalan raya melintasi sisi masjid yang menghubungkan Jalan Suryakencana dengan Jalan Pahlawan (Bondongan) dan pelebaran Jalan Pahlawan. Pembuatan jalan tembus dan pelebaran jalan itu ternyata memicu perkembangan lebih lanjut berupa kemudahan akses ke Masjid Al-Juman serta pertumbuhan lalu-lintas angkutan maupun pertambahan lapangan kerja karena meningkatnya usaha pertokoan dan industri di sepanjang Jalan Pahlawan.<br>
 
=== Renovasi dan masa kini ===
Letaknya yang strategis di sisi jalan ramai ditambah dengan tersedianya sisi jalan di dalam komplek yang cukup luas untuk memarkirkan kendaraan, telah menarik jamaah berkendaraan mobil, baik mobil pribadi, mobil dinas, maupun angkutan kota, untuk turut serta menjadi jamaah pada saat shalat [[Jumat]]. Dengan melimpahnya tambahan jamaah itu, jumlah jamaah shalat Jumat jauh melebihi kapasitas sekitar 400 orang.<br>
Setelah selesai di[[renovasi]] pada tahun [[1998]], bangunan Masjid Jami Al-Juman saat ini terdiri atas dua lantai dengan total luas 266 m2. Jumlah ini lebih luas sekitar 33% dari luas lantai sebelum renovasi. Di belakang masjid tersedia halaman untuk [[taman]], sehingga memperindah lingkungan masjid. Halaman ini juga dapat berfungsi sebagai cadangan ruangan shalat jika terjadi luapan jumlah jamaah pada saat shalat hari raya. Menara masjid terletak di bagian kanan depan masjid yang berfungsi untuk memperkeras suara azan. Pelaksana pembangunan dan renovasi Masjid Al-Juman Bogor adalah Panitia Renovasi Masjid Al-Juman yang dibentuk oleh Yayasan Al-Juman Bogor.<br>
 
== RenovasiStruktur danDKM Al-Juman Masa Kini ==
 
Setelah selesai di[[renovasi]] pada tahun [[1998]], bangunan Masjid Jami Al-Juman saat ini terdiri atas dua lantai dengan total luas 266 m2. Jumlah ini lebih luas sekitar 33% dari luas lantai sebelum renovasi. Di belakang masjid tersedia halaman untuk [[taman]], sehingga memperindah lingkungan masjid. Halaman ini juga dapat berfungsi sebagai cadangan ruangan shalat jika terjadi luapan jumlah jamaah pada saat shalat hari raya. Menara masjid terletak di bagian kanan depan masjid yang berfungsi untuk memperkeras suara azan. Pelaksana pembangunan dan renovasi Masjid Al-Juman Bogor adalah Panitia Renovasi Masjid Al-Juman yang dibentuk oleh Yayasan Al-Juman Bogor.<br>
 
== Struktur Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Juman ==
{|
|-
Baris 67 ⟶ 65:
|}
<br>
 
== Pranala Luar ==
* [http://aljuman.multiply.com// Situs resmi Masjid Jami Al-Juman Bogor]
 
{{masjid-stub}}