Tuan Direktur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 21:
| oclc =
}}
 
'''''Tuan Direktur''''' adalah sebuah novel [[Indonesia]] terbitan tahun 1939 yang ditulis oleh Hamka, [[nama pena]] dari [[Haji Abdul Malik Karim Amrullah]]. Novel yang pada awalnya ditulis sebagai cerita bersambung dalam majalah ''Pedoman Masyarakat'' ini bercerita tentang seorang laki-laki asal [[Banjarmasin]] yang pindah ke [[Surabaya]], lalu menjadi kaya tapi akhirnya menjadi gila. Novel ini dipandang sebagai kritik atas [[materialisme]], kecongkakan, dan takhayul.
 
Baris 32 ⟶ 31:
[[Haji Abdul Malik Karim Amrullah]], lebih dikenal dengan nama pena Hamka, merupakan Muslim kelahiran [[Minangkabau]] yang taat menjalankan agama dan memandang tradisi lokal sebagai penyebab kemunduran—sebagaimana pandangan ayahnya.{{sfn|Teeuw|1980|p=104}} Setelah menjadi seorang sarjana Islam, ia sering berkunjung ke berbagai tempat, termasuk Jawa.{{sfn|Siregar|1964|pp=60–61}} ''Tuan Direktur'' '''reflected Hamka's Islamic worldview{{sfn|Aziz|2009|p=123}} and was likely derived in part from his experiences while travelling.{{sfn|Mutiara|Yetti|Mulyani|1998|p=164}}'''
 
'''At theSewaktu timenovel ''Tuan Direktur'' was writtenditulis, [[Surabaya]] wassalah onesatu ofkota thekaya richer cities in thedi [[DutchHindia East IndiesBelanda]], '''serving as both a port into the colony and as a stopping point for trade traffic headed to Australia. The city's wealth was decisively contrasted with the fate of the lower classes, who were not benefited by this trade. Writing for the Indonesian Department of Education and Culture, Putri Minerva Mutiara, Erli Yetti, and Veni Mulyani wrote that this may have influenced Hamka to set his story in the city.{{sfn|Mutiara|Yetti|Mulyani|1998|p=164}}'''
 
==Tema==