Cornelis Poortman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nein (bicara | kontrib)
k Kontroversi: pake gambar, biar g dihapus
k konsistensi
Baris 3:
==Perjalanan hidup==
 
Poortman belajar ''Indology'' di [[Delft]] and kemudian ditunjuk sebagai ''Administrative Cadet'' di ''Netherland Indies'' dan ditempatkan di Tapaktuan di [[Sumatera Utara]]. Tahun 1904 ia ditunjuk menjadi ''Controleur'' di Sipirok, lalu menjadi Residen di [[Jambi]], dan akhirnya Ia menjadi ''Acting Adviser'' pada departemen ''Native Affairs'' di Batavia. Tahun 1914-1918 Poortman belajar [[bahasa CinaTionghoa]] dan pada tahun 1928 berhasil mendapatkan akses ke dokumen-dokumen berbahasa CinaTionghoa di [[Kelenteng Sam Po Kong]], [[Semarang]]. Tahun 1930 ia pensium. Dalam kurun waktu 1930-1940 ia menjalankan risetnya di [[Belanda]], khususnya dalam bidang sejarah [[Batak]], dan memiliki dokumen-dokumen di [[Amsterdam]] yang dibawanya pulang ke rumah di Voorburg. Tahun 1951 ia meninggal di Belanda<ref>Mangaraja Onggang Parlindungan, ''Tuanku Rao''. 1964, pp. 424-35.</ref>.
 
==Kontroversi==
Baris 9:
[[Berkas:Sampokong_plakat.JPG|thumb|Klenteng Sam Po Kong, [[Semarang]].|300px]]
 
Poortman memimpin penggeledahan Kelenteng Sam Po Kong di [[Semarang]] dan mengangkut naskah berbahasa [[Tionghoa]] yang terdapat di sana, sebagian telah berusia 400 tahun pada saat itu, sebanyak 3 cikar (pedati yang ditarik lembu), pada tahun 1928 dalam rangka tugas yang diembannya dari pemerintah kolonial [[Belanda]] untuk menyelidiki apakah [[Raden Patah]] itu orang [[CinaTionghoa]] atau bukan<ref>Asvi Warman Adam, ''Babad Tionghoa Muslim'', [http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=187382 Republika Online, id:187382, Senin, 14 Februari 2005].</ref>. Walaupun tokoh ini belum benar-benar dapat dibuktikan keberadaannya, atau juga apakah merupakan orang yang lain akan tetapi berada posisi jabatan yang sama pada saat itu <ref name="jones_1987">Russel Jones, ''Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th Centuries'', [http://links.jstor.org/sici?sici=0041-977X%281987%2950%3A2%3C423%3ACMIJIT%3E2.0.CO%3B2-X Bulletin of the School of Oriental and African Studies, University of London, Vol. 50, No. 2. (1987), pp. 423-424].</ref>, akan tetapi Mangaraja Onggang Parlindungan telah mengutip banyak pernyataannya dalam bukunya ''Tuanku Rao'' <ref>Asvi Warman Adam, ''Wali Songo Berasal dari Cina?'', [http://www.mesias.8k.com/asvi2.htm MESIASS, asvi2, 15.01.2003 11:58:51], dikutip dari Kompas, Selasa, 12 Februari 2002.</ref>, yang kemudian juga disitir secara kerap oleh Slamet Muljana dalam bukunya ''Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara'' <ref>M. Faliqul Isbah, ''Menyingkap Sejarah Hindu-Jawa'', [http://www.ruangbaca.com/resensi/?action=b3Blbg==&linkto=MTA1.&when=MjAwNTEyMjc= Komunitas Ruang Baca Tempo, Selasa|12|11|2006|20:26].</ref> dan juga analisa-analisa lain <ref>Mang Ucup, ''Walisongo itu Cino!'', [http://www.mangucup.org/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=756 mangucup.org, Saturday, February 26, 2005 - 04:58 PM].</ref><ref>Satrio Arismunandar, ''Walisongo itu Cino! - Versi baru:-))'', [http://www.freelists.org/archives/list_indonesia/04-2005/msg00403.html Email list_indonesia, Tue, 5 Apr 2005 22:27:52 -0700 (PDT)].</ref><ref>Muhammad Luthfi Thomafi, ''Re: Wali Songo'', [http://www.mail-archive.com/kmnu2000@yahoogroups.com/msg06986.html Email, kmnu2000, Wed, 18 Oct 2006 11:20:46 -0700].</ref><ref>Benny G.Setiono, ''Pasang Surut Hubungan Tionghoa-Islam dalam Panggung Sejarah Indonesia'', 19 Maret 2005, [http://jadul.blogspot.com/2006/08/tionghoa-dan-islam.html Djaman Doeloe], [http://www.inti.or.id/?dir=news&file=detail&id=116 Perhimpunan INTI].</ref>.
 
Ricklefs menyatakan bahwa usaha-usaha pencarian oleh para sarjana Belanda untuk mengidentifikasi Poortman tidak menghasilkan apa-apa. Seharusnya Poortman adalah seorang yang cukup tinggi jabatannya, dan mengingat juga terdapat klaim yang menyatakan bahwa ia adalah murid dari Snouck Hurgronje dan guru dari van Leur <ref>