Warok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rintojiang (bicara | kontrib)
k Suntingan Dwi tetuko nuringtyas (Pembicaraan) dikembalikan ke versi terakhir oleh Meursault2004
Rintojiang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{rapikan}}
 
Pengertian dan sosok [[warok]] hingga saat ini masih menjadi kontroversi, siapakah yang sebenarnya pantas disebut [[warok]]. Kadang ia diterjemahkan sebagai sosok yang dikenal sebagai seseorang yang “menguasai ilmu” ([[ngelmu]]) dalam pengertian [[Kejawen]].
 
Ia juga sering berperan sebagai pemimpin lokal informal dengan banyak pengikut. Dalam pentas, sosok [[warok]] lebih terlihat sebagai pengawal ([[punggawa]]) raja [[Klana Sewandana]] (warok muda) atau sesepuh dan guru (warok tua). Dalam pentas, sosok warok muda digambarkan tengah berlatih mengolah ilmu [[kanuragan]], digambarkan berbadan gempal dengan bulu dada, kumis dan jambanglebat serta mata yang tajam. Sementara warok tua digambarkan sebagai pelatih atau pengawas warok muda yang digambarkan berbadan kurus, berjanggut putih panjang, dan berjalan dengan bantuan tongkat.
 
SUMBER : Reog Ponorogo; Menari Diantara Dominasi dan Keragaman, LL Simatupang, Kepel Press
 
Pada awalnya warok digambarkan sebagai sosok pengolah [[kanuragan]] yang demi pencapaiannya ilmunya, tidak berhubungan dengan wanita, melainkan dengan bocah lelaki berumur 8-15 tahun yang acapkali disebut [[gemblakan]]. Seringkali para warok juga mengkonsumsi minuman keras. Namun saat ini warok telah mengalami perubahan paradigma.