'''[[Mayor]] '''[[Haji]] Sumanik''' adalah perwira [[artileri]] dari pasukan [[Yanisari|Janissary]] [[Turki]] pada akhir abad [[18]]. Bersama dengan sejawatnya, [[Haji Piobang]] dan Haji Miskin, mereka menjadi tokoh [[militer]] pasukan [[Perang Padri|Padri]] setelah kepulangan mereka dari [[Timur Tengah]] ke [[Minangkabau]]. Sedangkan sejawat mereka lainnya, yaitu Haji Datuk Onn pulang ke [[Sulu]], [[Filipina]].<ref>www.sumbarprov.go.id [http://www.sumbarprov.go.id/detail_artikel.php?id=438 HAJI PIOBANG, HAJI SUMANIK DAN HAJI MISKIN]</ref>
Pada awalnya ke-tiga orang haji itu merantau ke [[Mesir]] untuk menuntut ilmu agama [[Islam]] di [[Universitas Al Azhar]] [[Kairo]], namun karena perkembangan situasi akhirnya mereka terlibat dalam pasukan Janissary ([[Yanisari]]) [[Turki]] yang terkenal pada masa itu.<ref>www.republika.co.id [http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/08/29/m9hxuy-masjid-nusretiye-gaya-arsitektur-baroque-ottoman-4 Masjid Nusretiye, Gaya Arsitektur Baroque Ottoman (4)]</ref> Karena prestasinya, Haji Sumanik mendapatkan pangkat Mayor dalam pasukan artileri Janissary tersebut. Sedangkan Haji Piobang dipercaya memimpin pasukan [[kavaleri]] dengan pangkat [[Kolonel]].
Kepulangan mereka ke [[Ranah Minang]] mendapat sambutan dari [[Tuanku Nan Renceh]], seorang pemimpin kaum ulama yang tergabung dalam [[Harimau Nan Salapan]], yang dikemudian hari dikenal sebagai pemimpin besar [[Kaum Padri]].