Adiwijaya dari Pajang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: menghilangkan bagian [ * ]
Aldo samulo (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 222.124.179.67 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Imanuel NS Uen
Baris 27:
 
Kisah dalam babad tersebut seolah hanya kiasan, bahwa setelah dipecat, Jaka Tingkir menciptakan kerusuhan di [[Demak]], dan ia tampil sebagai pahlawan yang meredakannya. Oleh karena itu, ia pun mendapatkan simpati raja kembali.
 
== Menjadi Raja Pajang ==
Prestasi Jaka Tingkir sangat cemerlang meskipun tidak diceritakan secara jelas dalam [[Babad Tanah Jawi]]. Hal itu dapat dilihat dengan diangkatnya Jaka Tingkir sebagai Adipati [[Pajang]] bergelar Adipati Adiwijaya. Ia juga menikahi Ratu Mas Cempaka, putri Trenggana.
 
Sepeninggal Trenggana tahun 1546, puteranya yang bergelar [[Sunan Prawoto]] seharusnya naik takhta, tapi kemudian ia tewas dibunuh [[Arya Penangsang]] (sepupunya di Jipang) tahun 1549. Arya Penangsang membunuh karena Sunan Prawoto sebelumnya membunuh karena Sunan Prawoto sebelumnya juga membunuh ayah Aryo Penangsang yang bernama Pangeran Sekar Seda Lepen sewaktu ia menyelesaikan salat ashar di tepi Bengawan Sore. Pangeran Sekar merupakan adik kandung Trenggana sekaligus juga merupakan murid pertama Sunan Kudus. Pembunuhan-pembunuhan ini dilakukan dengan menggunakan Keris Kiai Setan Kober. Selain itu Aryo Penangsang juga membunuh Pangeran Hadiri suami dari Ratu Kalinyamat yang menjadi bupati [[Jepara]].
 
Kemudian [[Aryo Penangsang]] mengirim utusan untuk membunuh Adiwijaya di [[Pajang]], tapi gagal. Justru Adiwijaya menjamu para pembunuh itu dengan baik, serta memberi mereka hadiah untuk mempermalukan [[Arya Penangsang]].
 
Sepeninggal suaminya, [[Ratu Kalinyamat]] (adik [[Sunan Prawoto]]) mendesak Adiwijaya agar menumpas [[Aryo Penangsang]] karena hanya ia yang setara kesaktiannya dengan adipati Jipang tersebut. Adiwijaya segan memerangi [[Aryo Penangsang]] secara langsung karena sama-sama anggota keluarga [[Demak]] dan merupakan saudara seperguruan sama-sama murid Sunan Kudus.
 
Maka, Adiwijaya pun mengadakan sayembara. Barangsiapa dapat membunuh [[Aryo Penangsang]] akan mendapatkan tanah [[Pati]] dan mentaok/[[Mataram]] sebagai hadiah.
 
Sayembara diikuti kedua cucu [[Ki Ageng Sela]], yaitu [[Ki Ageng Pemanahan]] dan Ki Panjawi. Dalam perang itu, [[Ki Juru Martani]] (kakak ipar [[Ki Ageng Pemanahan]]) berhasil menyusun siasat cerdik sehingga sehingga Sutawijaya (Anak Ki Ageng Pemanahan) dapat menewaskan [[Arya Penangsang]] setelah menusukkan Tombak Kyai Plered ketika Aryo Penangsang menyeberang Bengawan Sore dengan mengendarai Kuda Jantan Gagak Rimang.
 
Setelah peristiwa tahun 1549 tersebut, Pusat kerajaan tersebut kemudian dipindah ke [[Pajang]] dengan Hadiwijaya sebagai raja pertama. Demak kemudian dijadikan Kadipaten dengan anak Suan Prawoto yang menjadi Adipatinya
 
Hadiwijaya juga mengangkat rekan-rekan seperjuangannya dalam pemerintahan. Mas Manca dijadikan patih bergelar Patih Mancanegara, sedangkan Mas Wila dan Ki Wuragil dijadikan menteri berpangkat ngabehi.
 
== Sumpah setia Ki Ageng Mataram ==