Suku Tidung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) |
Desabebatu (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler |
||
Baris 57:
|Paha || Apa
|-
|Lutut ||
|-
|Pinggang || Awak
Baris 106:
Beech (1908) mengidentifikasi empat dialek, yaitu Tidung Tarakan, Bulungan, nunukan dan Sembakung. sedangkan Prentice (1970)menyebut tiga kelompok bahasa Tidung, yaitu Tarakan, Tinggalan (Sembakung), dan Tanggara.
Sejauh mata dan pengamatan agaknya Bahasa Tidung itu dapat dibedakan menjadi dua dialek besar, yaitu dialek Tidung Sesayap dan dialek Tidung sembakung. Dialek Tidung Sesayap terdapat di sepanjang sungai sesayap dan pulau-pulau di muaranya seperti [[Bebatu]], Pulau Tarakan, Pulau Bunyu dan pulau-pulau di Nunukan. Dialek Sembakung terdapat di sungai Sembakung sebelah utara sungai sesayap.
Dialek Sesayap meliputi Subdialek Sesayap, Malinaw dan Tarakan. Subdialek Malinaw umumnya terdapat didaerah hulu sungai sesayap yang meliputi Kabupaten Malinau dan Tideng Pale (Ibukota Kab. Tana Tidung). Subdialek Tarakan meliputi banyak lokasi pemukiman diantaranya pulau Tarakan, Salimbatu, [[Bebatu]], Nunukan dan Pulau bunyu. Dialek Sembakung terdapat di Sembakung, Lumbis, Sebuku dan Tana Lia. Subdialek Tarakan dianggap dapat menjembatani subdialek lainnya, oleh karena itu disebut pula sebagai Tidung Tengara atau Tidung Tengah atau Penengah. Bahasa tidung dialek Tarakan memiliki ciri khas sendiri yakni tidak ditemukannya Fonem /C/. Kalaupun ada, kata itu pinjaman dan umumnya direalisasikan sebagai /S/.
== Tradisi Lisan atau tertulis ==
|