Ayub 7: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
JohnThorne (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 12:
== Ayat 6 ==
:''"Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada <u>torak</u>, dan berakhir tanpa harapan."''<ref>{{Alkitab|Ayub 7:6}}</ref>
:[[Bahasa Ibrani]]: <big>ימי קלו מני־ארג ויכלו באפס תקוה׃</big>
:''Transliterasi Ibrani'': yā·may qal·lū min·nî-<u>’ā·reḡ</u>; wa·yiq·lū bə·’e·p̄es tiq·wāh.
Kata '''’ā·reḡ'''(="torak tenun"; {{lang-en|a weaver's shuttle}}), yaitu alat tenun berupa tabung kecil yang dalamnya berisi kumparan benang pakan,<ref>[http://www.kamus.net/Indonesia/torak "Torak"], Kamus.net. STANDS4 LLC, 2013.</ref> dipakai untuk menenun kain dari benang. Ayub menyamakan hidupnya berlalu cepat seperti tenunan di peralatan (torak) seorang penenun yang bergerak cepat sampai "''tiqwah''" (yang bermakna ganda: "benang" atau "harapan, asa") terulur habis.<ref name=newoxford>The New Oxford Annotated Bible with the Apocrypha, Augmented Third Edition, New Revised Standard Version, Indexed. Michael D. Coogan, Marc Brettler, Carol A. Newsom, Editors. Publisher: Oxford University Press, USA; 2007. ISBN 0195288815, 978-0195288810</ref>
== Ayat 14 ==
:''"Maka Engkau (TUHAN) mengagetkan aku dengan impian dan mengejutkan aku dengan khayal,"''<ref>{{Alkitab|Ayub 7:14}}</ref>
:[[Bahasa Ibrani]]: <big>וחתתני בחלמות ומחזינות תבעתני׃</big>
:''Transliterasi Ibrani'': we·khi·ta·ta·ni ba·kha·lo·mot u·me·khez·yo·not te·ba·'a·ta·ni.
Pernyataan ini diberi tanggapan oleh [[Elihu]] dalam [[Ayub 33#Ayat 14-18|pasal 33:14-18]].
== Ayat 20 ==
:''"Kalau aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau, ya Penjaga manusia? Mengapa Engkau menjadikan aku sasaran-Mu, sehingga aku menjadi beban bagi diriku?"''<ref>{{Alkitab|Ayub 7:20}}</ref>
Ayub mempertimbangkan kemungkinan bahwa pendapat teman-temannya itu benar, bahwa Allah marah kepadanya karena suatu pelanggaran yang tidak disadarinya. Yang tidak diketahui Ayub ialah bahwa Allah memang sedang mengawasinya, bukan dengan murka, tetapi dengan belas kasihan dan kekaguman. Sekalipun dicobai hingga batas kekuatannya, Ayub tetap menolak untuk mengutuk Allah (bd. Ayub 2:9) dan dengan demikian kuasa penebusan Allah ditinggikan. Ketika tiba saatnya, ketika ujian sudah berakhir, Allah menyatakan perkenan-Nya di depan umum (Ayub 42:8).<ref name=fulllife>The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.</ref>
|