Sayyid Qutb: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Hastosuprayogo (bicara | kontrib)
Baris 18:
Meskipun Islam memberinya kedamaian dan kepuasan,<ref>Sayyed mengatakan mengenai Qur'an: "Allah telah menganugerahiku dengan kehidupan di bawah bayang Qur'an dalam masa ini, Aku telah merasakan anugerah dan kasih sayangNya, yang tidak pernah aku rasakan sepanjang hidupku." ''[[Fi Zilal al-Qur'an]]'', Pembukaan, Bab 1.</ref> dia menderita masalah pernapasan dan berbagai masalah kesehatan lainnya sepanjang hidup dan dikenal atas "sikap introvet, isolasi, depresi dan kepedulian." Penampilannya digambarkan, "pucat dengan mata terlihat mengantuk."<ref>Hamudah, Adil, ''Sayyid Qutb: min al-qarya ila al-mashnaqa '' (Cairo, Ruz al-Yusuf, 1987), pp. 60–61, quoted in Moussalli (1992), p. 35</ref> Qutb tidak pernah menikah, yang merupakan bagian dari keseriusannya dalam pendekatan keagamaan. Sementara masyarakat urban Mesir tempat dia tinggal menjadi semakin terwesternisasi, Qutb percaya bahwa 'ide yang ada mengenai masyarakat dan tradisi umum menjadi tekanan kuat - tekanan yang menghancurkan, terutama pada kasus perempuan; perempuan Muslim benar-benar berada dalam kondisi tekanan ekstrim dan opresif'.<ref>Milestones, Chapter 10, p. 85</ref> Qutb bercanda pada pembacanya bahwa dia tidak pernah berhasil menemukan perempuan dan harus berdamai dengan dirinya sendiri dalam keperjakaan.<ref>Qutb, Sayyid, ''Dan-bat al-tatawwur, Majallat al-Shu'un al-Ijtima`iyya fi al-Islam,'' 1940, 6, 43–46, quoted in Calvert (2000)</ref>
 
Terlihat sangat jelas sejak masa kanak-kanak, bahwa Qutb sangat menghargai pendidikan, menjalakanmenjalankan peran sebagai seotang guru bagi para perempuan di desanya:
 
<blockquote>Syed Qutb sejak usia muda senantiasa menabung uangnya guna bisa membayar seorang pria bernama Amsaalih, yang bisanya berkeliling sambil menjual buku di desa-desa sekitar.
<blockquote>Syed Qutb from a young age would save up his money for a man
Amsaalih mempunya banyak sekali koleksi buku, namun dia juga punya koleksi kecil khusus Syed Qutb. Jika Syed tidak punya uang, dia akan mengatakan bahwa Aku tidak punya uang sekarang, biarkan aku meminjam buku tersebut, dan akan aku bayar saat dirimu datang lagi nanti. Dan Amsaalih membiarkannya melakukan hal itu.
called Amsaalih, who used to sell books around the local villages.
Pada usia 12 tahun, dia mempunyai perpustakaannya sendiri dengan koleksi 25 buku, meskipun saat itu harga buku sangat mahal. Kemudian dia akan menirukan para sarjana dengan membaca buku-buku tersebut, dan memberikan kajian kepada para penduduk desa. Jika ada perempuan yang membutuhkan informasi, mereka akan menunggu hingga Syed Qutb pulang dari sekolah, dan memintanya untuk membagi pengetahuan yang dimilikinya kepada mereka.
He would have a big collection of books, and another small
Dalam berbagai kesempatan dia sangat pemalu karena dia seorang pria muda, namun didia juag sering pergi dan memberikan kajian bagi orang-orang yang memintanya. <ref>The Lives of Hassan elBanna & Syed Qutb, p. 15</ref></blockquote>
collection specifically for Syed Qutb. If Syed never had the money,
he would tell him that I don't have the money now, so let me
borrow it and I'll give it you next time you come around. And
Amsaalih would let him do that.
At the age of 12, he had his own library collection of 25 books,
even though books were really expensive during that time.
He would imitate the scholars by reading the books, and then give
lectures to the rest of the village. If any women needed any
information, they would wait till Syed Qutb came back from school,
and ask him to share the knowledge he had to them. In many
occasions he would be shy because he was a young man, but in
some occasions he would go and teach the knowledge he had to
the people who asked him.<ref>The Lives of Hassan elBanna & Syed Qutb, p. 15</ref></blockquote>
 
===Visit to America===