Freeport Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Daimond~idwiki (bicara | kontrib)
k tambah rujukan pengolahan bijih tembaga
Ajoyco (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{no footnotes}}
[[Berkas:Logofreeport.gif|right|Logo Freeport Indonesia]]
'''PT. Freeport Indonesia''' adalah sebuahmerupakan perusahaan [[pertambangan]]afiliasi yangdari mayoritas sahamnya dimiliki [[Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.]]. PerusahaanPT iniFreeport adalahIndonesia pembayarmenambang, [[pajak]] terbesar kepada Indonesiamemproses dan merupakanmelakukan perusahaaneksplorasi penghasilterhadap [[emas]]bijih terbesaryang dimengandung duniatembaga, melaluiemas [[tambangdan Grasberg]]perak. FreeportBeroperasi Indonesiadi telahdaerah melakukandataran eksplorasi di dua tempattinggi di [[PapuaKabupaten Mimika]], masing-masingProvinsi [[tambangPapua, Erstberg]]Indonesia. (dariFreeport 1967)Indonesia danmemasarkan tambangkonsentrat Grasbergyang (sejakmengandung 1988)tembaga, diemas kawasandan [[Tembagaperak Pura]],ke [[Kabupatenseluruh Mimika]],penjuru Provinsi Papuadunia.
 
== Sejarah ==
Freeport berkembang menjadi perusahaan dengan penghasilan 2,3 miliar dolar AS. Menurut Freeport, keberadaannya memberikan manfaat langsung dan tidak langsung kepada Indonesia sebesar 33 miliar dolar dari tahun [[1992]]–[[2004]]. Angka ini hampir sama dengan 2 persen [[Produk domestik bruto|PDB]] Indonesia. Dengan harga emas mencapai nilai tertinggi dalam 25 tahun terakhir, yaitu 540 dolar per ons, Freeport diperkirakan akan mengisi kas pemerintah sebesar 1 miliar dolar.
Jika kita menengok ke belakang pada saat awal mula PT Freeport Indonesia berdiri, sesungguhnya terdapat kisah perjalanan yang unik untuk diketahui. Pada tahun 1904-1905 suatu lembaga swasta dari Belanda Koninklijke Nederlandsche Aardrijkskundig Genootschap (KNAG) yakni Lembaga Geografi Kerajaan Belanda, menyelenggarakan suatu ekspedisi ke Papua Barat Daya yang tujuan utamanya adalah mengunjungi Pegunungan Salju yang konon kabarnya ada di Tanah Papua.
 
Catatan pertama tentang pegunungan salju ini adalah dari Kapten Johan Carstensz yang dalam perjalanan dengan dua kapalnya Aernem dan Pera ke “selatan” pada tahun 1623 di perairan sebelah selatan Tanah Papua, tiba-tiba jauh di - pedalaman melihat kilauan salju dan mencatat di dalam buku hariannya pada tanggal 16 Februari 1623 tentang suatu pegungungan yang “teramat tingginya” yang
''[[Mining In­terna­tio­nal]]'', sebuah majalah per­da­­ga­ngan, menyebut tambang emas Free­­port sebagai yang ter­be­­sar di du­­­nia.
pada bagian-bagiannya tertutup oleh salju. –Catatan Carsztensz ini menjadi cemoohan kawan-kawannya yang menganggap Carstensz hanya berkhayal.
 
Walaupun ekspedisi pertama KNAG tersebut tidak berhasil menemukan gunung es yang disebut-sebut dalam catatan harian Kapten Carstensz, inilah cikal bakal perhatian besar Belanda terhadap daerah Papua. Peta wilayah Papua pertama kali dibuat dari hasil ekspedisi militer ke daerah ini pada tahun
Pada tahun [[2003]] Freeport Indonesia mengaku bahwa mereka telah membayar [[TNI]] untuk mengusir para penduduk setempat dari wilayah mereka. Menurut laporan ''[[New York Times]]'' pada Desember [[2005]], jumlah yang telah dibayarkan antara tahun [[1998]] dan [[2004]] mencapai hampir 20 juta [[dolar AS]]. Freeport Indonesia sering dikabarkan telah melakukan penganiayaan terhadap para penduduk setempat. Pada Tahun 2011 seorang buruh bernama Petrus Ajam Seba seorang buruh di PT. Freeport terbunuh.{{cn}}
1907 hingga 1915. Ekspedisi-ekspedisi militer ini kemudian membangkitkan hasrat para ilmuwan sipil untuk mendaki dan mencapai pegunungan salju.
 
Beberapa ekspedisi Belanda yang terkenal dipimpin oleh Dr. HA.Lorentz dan Kapten A. Franzen Henderschee. Semua dilakukan dengan sasaran untuk mencapai puncak Wilhelmina (Puncak Sudirman sekarang) pada ketinggian 4,750 meter. Nama Lorentz belakangan diabadikan untuk nama Taman Nasional Lorentz di wilayah suku Asmat di pantai selatan.
== Pemegang saham ==
* [[Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.]] (AS) - 81,28%
* [[Pemerintah Indonesia]] - 9,36%
* [[Indocopper Investama|PT. Indocopper Investama]] - 9,36%
 
Pada pertengahan tahun tiga puluhan, dua pemuda Belanda Colijn dan Dozy, keduanya adalah pegawai perusahaan minyak NNGPM yang merencanakan pelaksanaan cita-cita mereka untuk mencapai puncak
== Bahan tambang yang dihasilkan ==
Cartensz. Petualangan mereka kemudian menjadi langkah pertama bagi pembukaan pertambangan di Tanah Papua empat puluh tahun kemudian.
 
Pada tahun 1936, Jean Jacques Dozy menemukan cadangan Ertsberg atau disebut gunung bijih, lalu data mengenai batuan ini dibawa ke Belanda. Setelah sekian lama bertemulah seorang Jan Van Gruisen – Managing Director perusahaan Oost Maatchappij, yang mengeksploitasi batu bara di Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengggara dengan kawan lamanya Forbes Wilson, seorang kepala eksplorasi pada perusahaan Freeport Sulphur Company yang operasi utamanya ketika itu adalah menambang belerang di bawah dasar laut. Kemudian Van Gruisen berhasil meyakinkan Wilson untuk mendanai ekspedisi ke gunung bijih serta mengambil contoh bebatuan dan menganalisanya serta melakukan penilaian.
* Tembaga
* Emas
* Silver
* Molybdenum
* Rhenium
 
Pasca kepemimpinan Presiden Soekarno, di awal periode pemerintahan Soeharto, pemerintah mengambil kebijakan untuk segera melakukan berbagai langkah nyata demi meningkatkan pembanguan ekonomi. Namun dengan kondisi ekonomi nasional yang terbatas setelah penggantian kekuasaan,
Selama ini hasil bahan yang di tambang tidak jelas karena hasil tambang tersebut di kapalkan ke luar Indonesia untuk dimurnikan sedangkan molybdenum dan rhenium merupakan hasil sampingan dari pemrosesan bijih tembaga.[http://www.censin.com/pt-freeport-indonesia-masih-ekspor-bahan-mentah/#more-530][http://www.danafloat.com/uk/mining_ores/copper] [http://www.danafloat.com/uk/mining_ores/copper_molybdenum] [http://seekingalpha.com/article/89183-rhenium-son-of-moly]
pemerintah segera mengambil langkah strategis dengan mengeluarkan Undang-undang Modal Asing (UU No. 1 Tahun 1967).
 
Pimpinan tertinggi Freeport di masa itu yang bernama Langbourne Williams melihat peluang untuk meneruskan proyek Ertsberg. Beliau bertemu Julius Tahija yang pada zaman Presiden Soekarno memimpin perusahaan Texaco dan dilanjutkan pertemuan dengan Jendral Ibnu Sutowo,
== Sejarah ==
yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Perminyakan Indonesia. Inti dalam pertemuan tersebut adalah permohonan agar Freeport dapat meneruskan proyek Ertsberg. Akhirnya dari hasil pertemuan demi pertemuan yang panjang Freeport mendapatkan izin dari pemerintah untuk
[[Berkas:Lokasi-freeport.jpg|right|200px|Peta lokasi Freeport Indonesia]]
meneruskan proyek tersebut pada tahun 1967. Itulah Kontrak Karya Pertama Freeport (KK-I). Kontrak karya tersebut merupakan bahan promosi yang dibawa Julius Tahija untuk memperkenalkan Indonesia ke luar negeri dan misi pertamanya adalah mempromosikan Kebijakan Penanaman Modal Asing ke Australia.
Dahulu di tengah masyarakat ada [[mitologi]] menyangkut manusia sejati, yang berasal dari sebuah Ibu, yang menjadi setelah kematiannya berubah menjadi tanah yang membentang sepanjang daerah Amungsal ([[Tanah Amugme]]), daerah ini dianggap keramat oleh masyarakat setempat, sehingga secara adat tidak diizinkan untuk dimasuki.
 
Sebelum 1967 wilayah Timika adalah hutan belantara. Pada awal Freeport mulai beroperasi, banyak penduduk yang pada awalnya berpencar-pencar mulai masuk ke wilayah sekitar tambang Freeport sehingga pertumbuhan penduduk di Timika meningkat. Tahun 1970 pemerintah dan Freeport secara
bersama-sama membangun rumah-rumah penduduk yang layak di jalan Kamuki. Kemudian dibangun juga perumahan penduduk di sekitar selatan Bandar Udara yang sekarang menjadi Kota Timika.
 
Di tahun 1971 Freeport membangun Bandar Udara Timika dan pusat perbekalan, kemudian juga membangun jalan-jalan utama sebagai akses ke tambang dan juga jalan-jalan di daerah terpencil sebagai akses ke desa-desa Tahun 1972, Presiden Soeharto menamakan kota yang dibangun secara bertahap oleh Freeport tersebut dengan nama Tembagapura. Pada tahun 1973 Freeport menunjuk kepala perwakilannya untuk Indonesia sekaligus sebagai presiden direktur pertama Freeport Indonesia. Adalah Ali Budiarjo, yang mempunyai latar belakang pernah menjabat Sekretaris Pertahanan dan Direktur Pembangunan Nasional pada tahun 1950-an, suami dari Miriam Budiarjo yang juga berperan dalam beberapa perundingan kemerdekaan Indonesia, sebagai sekretaris delegasi Perundingan Linggarjati dan anggota delegasi dalam perjanjian Renville.
 
== Kontrak Karya ==
=== Sejarah Kontrak Karya ===
1936 – Jacques Dozy menemukan cadangan ‘Ertsberg’.
1960 – Ekspedisi Forbes Wilson untuk menemukan kembali ‘Ertsberg’.
1967 – Kontrak Karya I (Freeport Indonesia Inc.) berlaku selama 30 tahun sejak mulai beroperasi tahun 1973.
1988 – Freeport menemukan cadangan Grasberg. Investasi yang besar dan risiko tinggi, sehingga memerlukan jaminan investasi jangka panjang.
1991 – Kontrak Karya II (PT Freeport Indonesia) berlaku 30 tahun dengan periode produksi akan berakhir di tahun 2021, serta kemungkinan perpanjangan 2x 10 tahun (sampai tahun 2041).
 
=== Luas Wilayah ===
Eksplorasi KK-A = 10.000 Ha
Eksplorasi KK-B = 202.950 Ha
Total Wilayah = 212.950 Ha
 
Luas wilayah KK Blok B terakhir seluas 212.950 hektar tersebut hanya tinggal 7,8% dari total luas wilayah eksplorasi di tahun 1991.
 
1991 = 2,6 juta Ha
2012 = 212.950 Ha
 
=== Investasi ===
USD 8.6 Miliar dengan perkiraan tambahan investasi sebesar USD 16-18 Miliar untuk pengembangan bawah tanah ke depan.
94% total investasi tambang tembaga di Indonesia*
30% total investasi di Papua *
5% total investasi di Indonesia *
*Menurut data terakhir di MP3EI s/d tahun 2012
 
=== Cadangan Terbukti ===
2,52 Miliar ton bijih:
0,97% Tembaga
0,83 gram/ton emas
4,13 gram/ton perak
 
=== Penerimaan Negara ===
PTFI telah membayar PPh Badan lebih tinggi dari tarif UU yang kini berlaku. Pembayaran ini merupakan porsi terbesar dalam pembayaran ke penerimaan Negara.
UU PPh Nasional 25%
PPh Badan PTFI 35%
Sejak tahun 1999 PTFI secara sukarela telah melakukan pembayaran royalty tambahan untuk tembaga, emas dan perak jika produksi melebih tingkat tertentu yang disetujui.
 
=== Produksi ===
40% produk konsentrat PTFI dikirim ke PT Smelting Gresik
PTFI membangun pabrik peleburan tembaga (smelter) pertama di Indonesia, yaitu PT Smelting tahun 1998. Kami memasarkan konsentrat dengan harga pasar berdasarkan kontrak jangka panjang dengan sejumlah smelter internasional, dan akan tetap menghormati kontrak-kontrak tersebut.
 
=== Divestasi ===
PTFI mendukung penuh semangat nasional yang digagas dalam UU Minerba dan telah secara konsisten menerapkannya.
Saat ini 18,72% sebelum terdelusi dari 20%, saham PTFI dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dan PT Indocopper Investama masing-masing 9,36%.
Berkaitan dengan IPO, PTFI menyambut baik gagasan tersebut dan sedang melakukan pengkajian.
 
 
== Pembangunan Berkelanjutan ==
Semua pengertian tentang program pengembangan masyarakat PTFI harus didahului oleh pengertian tentang sejarah Papua. Pertama kali PTFI beroperasi pada tahun 1967, masyarakat Papua merupakan masyarakat pra-moderen. Pada saat itu, masyarakat di sana memiliki tingkat baca-tulis yang sangat rendah, rentan terhadap wabah penyakit seperti malaria, dan hidup dalam kemiskinan. Lokasi yang terpencil dan medan yang sulit ditempuh membuat situasi kurang kondusif.
 
Oleh karena itu, program pengembangan masyarakat PTFI difokuskan untuk membantu masyarakat setempat untuk membangun program ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan kemampuan baca-tulis, memberikan pelatihan-pelatihan kejuruan, dan mengadakan program kesehatan yang memadai.
 
=== Investasi ===
USD 229,5 juta investasi di program pembangunan berkelanjutan di Papua selama 2011
USD 76,7 juta untuk Pengelolaan lingkungan
USD 98,4 juta program pengembangan sosial
USD 54,4 juta program pengembangan masyarakat melalui dana kemitraan.
Ditambah USD 600 juta investasi dalam bentuk infrastruktur sosial yang bermanfaat bagi masyarakat lokal secara langsung (sekolah, rumah sakit, asrama siswa).
 
=== Pengembangan Bisnis Lokal ===
Pendapatan usaha kecil tahun 2011: Rp 91,1 miliar
 
Pembinaan pengembangan bisnis bagi sekitar 220 usaha kecil dan menengah serta usaha lokal dan menciptakan lebih dari 1.000 lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
 
Dana berputar dari Yayasan Bina Utama Mandiri (YBUM) pada tahun 2011 adalah Rp 4,3 miliar. Sejak dimulai, Rp 28,4 miliar dari pinjaman usaha telah disediakan bagi 220 usaha. Pelunasan pinjaman sebesear 170%
 
Pembinaan dilakukan terhadap 406 nelayan di 19 desa, bekerjasama dengan Keuskupan Mimika. Produksi tangkapan ikan 57,5 ton.
 
Penjualan tahunan Yayasan Jayasakti Mandiri (Peternakan Ayam di SP IX & XII) sebesari Rp 16,2 miliar. YJM mempekerjakan lebih dari 438 pekerja dari Papua.
 
Hingga Desember 2011, sebanyak 179 petani mitra di 5 desa Kamoro dan 24 petani mitra di desa Utikini Baru dan Wangirja menerima bantuan pelatihan, bibit, pendampingan dan pemasaran produk sayuran.
 
Sebanyak 894 petani kopi organic berpartisipasi dalam pengemangan kopi di Moenamani dan Wamena, serta memperoleh perpanjangan sertifikasi organic dari Rainforest.
 
=== Program Kesehatan ===
Penyedia layanan rumah sakit terbesar bagi komunitas Timika dengan lebih dari 156.860 pasien rawat jalan dan rawat inap di 2 rumah sakit.
 
1.200.000 pasien telah dilayani di RS Mitra Masyarakat tahun 1999-2011
273.000 pasien telah dilayani di RS Waa Banti tahun 2002-2011
 
Community Publick Health & Malaria Control PT Freeport Indonesia (CPHMC-PTFI) bekerjasama dengan LPMAK, KPA Mimika dan Dinas Kesehatan memberikan pelatihan relawan AIDS kepada 32 orang dari Tujuh Suku di SP 9, SP 12, Pomako, Nawaripi dan Kwamki Lama.
 
CPHMC melakukan penyuluhan dan konseling HIV & AIDS kepada sekitar 15.000 orang dewasa dan remaja di Kabupaten Mimika serta membagikan sekitar 20.345 kondom
Jumlah peserta kegiatan sosialisasi dan penyuluhan kesehatan tahun 2011 oleh CPHMC mencapai 116.362 dengan berbagai topic seperti: Nutrisi, penyakit menular seksual, malaria, TB, kebersihan lingkungan, dan kesehatan ibu & anak.
 
Terlibat dalam penyusunan rencana strategis kabupaten untuk penanggulangan malaria serta rencana strategis air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL).
 
Jumlah kasus TB yang ditemukan di klinik TB yang dikelola CPHMC mengalami penurunan sebesar 30%. Diperkirakan upaya sosialisasi pendekatan penanganan lewat DOTS (Direct Observe Treatemetn Shortcourse), kegiatan pelatihan bagi 24 petugas puskesmas, pustu dan para bidan di 6 desa, serta pelatihan penanganan pasien TB bagi 16 kader PMO (Pengawas Minum Obat) dapat memberikan dampak positif penanggulangan TB.
 
Terjadi penurunan jumlah kasus TB di klinik CPHMC sebesar 30%.
 
=== Program Pendidikan ===
Pelatihan dan pengembangan dilakukan di Institut Pertambangan Nemangkawi, yaitu pusat pelatihan berbasis kompetensi yang menyediakan pengembangan masa magang, khususnya bagi peserta dari Papua.
3.800 siswa magang
90% siswa asli Papua
10% non-Papua
1.800 siswa sudah bekerja di PTFI dan kontraktornya
 
Graduate Development Program merekrut lulusan-lulusan terbaik Universitas. Hingga saat ini terdaftar 631 program dan 374 telah dipekerjakan. 20% diantaranya adalah putra-putri Papua
 
Sampai dengan 2011, Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme & Kamoro (LPMAK) melalui dana kemitraan telah menyediakan beasiswa bagi 8.049 pelajar. Sejak dimulainya program ini, 3.697 pelajar dari SMA sampai dengan program magister telah lulus. Pada tahun 2011, LPMAK memberikan beasiswa aktif bagi pelajat sekolah dasar sampai dengan mahasiswa Universitas.
 
Peserta Beasiswa LPMAK berdasarkan Suku:
44% Amungme (269)
17% Kamoro (107)
4% Damal (24)
7% Dani (44)
11% Mee (66)
8% Moni (48)
6% Nduga (38)
2% Papua Lainnya (15)
1% Luar Papua (7)
 
Kelulusan Berdasarkan Jenjang Studi:
SMU/SMK 50%
D3 7%
S1 40%
S2 3%
 
Kelulusan Tingkat Sarjana Berdasarkan Bidang Studi
39% Sosial (12)
19% Teknik (6)
19% Ekonomi (6)
23% Lain-lain (7)
 
Pada tahun 2006 IPN bekerja sama dengan politeknik Semarang meluncurkan program magang Administrasi Bisnis D3. Sejumlah 36 peserta telah lulus pada tahun ajaran 2008-2009 dan 24 partisipan sedang mengikuti program di tahun ajaran 2010-2012.
Program Magister Administrasi Bisnis yang bekerjasama dengan SBM-ITB diluncurkan pada tahun 2007.
40 peserta telah lulus pada bulan Juli 2009, 6 diantaranya berasal dari Papua. Angkatan ke-2 dimulai pada tahun 2009 yang masih berlangsung dengan jumlah peserta sebanyak 35 karyawan, 7 diantaranya berasal dari Papua.
 
== Ketenagakerjaan ==
Kebijakan PTFI adalah untuk memberikan kesempatan bekerja yang sama kepada seluruh masyarakat. PT Freeport Indonesia juga menjunjung tinggi hak pekerja sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. PTFI juga memiliki komitmen untuk melindungi hak asasi manusia dan sudah secara tegas memberlakukan dan menegakkan kebijakan hak asasi manusia di dalam perusahaan.
 
PTFI memiliki Komitmen dan Kebijakan yang kuat dan tegas terhadap Hak Asasi Manusia.
Komitmen untuk menyediakan peluang bagi pembangunan sosial, pendidikan, dan ekonomi yang dinyatakan melalui peraturan ketenagakerjaan sosial dan kebijakan Hak Asasi Manusia.
 
Pada tahun 2011 PT Freeport Indonesia mempekerjakan lebih dari 11.300 karyawan langsung dan lebih dari 12.000 karyawan kontraktor.
 
Jumlah karyawan langsung PTFI: 65,53% Non Papua, 32,91% Papua, dan 1,55% Asing
 
Jumlah karyawan PTFI + Perusahaan mitra dan kontraktor, termasuk Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN): 97,7% Indonesia, 2,30% Asing.
 
Sejak tahun 1996 perusahaan telah menggandakan jumlah karyawan Papua. Dalam 10 tahun, jumlah karyawan Papua di tingkat staff meningkat 4 kali lipat, jumlah staf karyawan Papua di tingkat supervisor 6x lipat.
 
Karyawan Papua memegang fungsi strategis manajemen di PTFI: 5 Vice President dan
74 Jajaran Manajerial.
 
Pada tahun 2003 dibangun Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) untuk memberikan kesempatan mengembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap maupun perilaku yang profesional di bidang operasi dan penunjangnya. Program magang 3 tahun dengan 4 bulan masa belajar off job dan 8 bulan on job. IPN mengikuti standar nasional dan peraturan dari ESDM serta standar internasional lainnya.
3.800 Siswa magang
20 Jenis keterampilan
90% siswa asli Papua
1800 Siswa sudah bekerja di PTFI dan kontraktornya
 
Meningkatkan karyawan staff wanita di PTFI dan kontraktor:
12% tahun 2003 dan meningkat menjadi 14,4% di tahun 2011
 
PTFI berupaya menciptakan lingkungan kerja yang aman dan kami menjadikan “Keselamatan sebagai budaya” dalam organisasi PTFI. PTFI memiliki satu catatan terbaik dalam industry sumber daya alam, tapi yang terpenting bagi PTFI adalah tidak terjadinya kecelakaan.
 
PTFI dan SPSI telah menyelesaikan semua perselisihan upah dan menandatangani Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang ke-17, Periode 2011-2013. Klausa di bawah PKB 2011-2013 telah memenuhi aspirasi para pekerja, dengan peningkatan gaji pokok 40% efektif selama periode dua tahun.
 
== Manajemen Lingkungan ==
Semua industri, termasuk pertambangan, memiliki dampak lingkungan yang tidak dapat dihindari, baik dalam positif maupun dampak negatif, sehingga terjadi pertukaran antara manfaat lingkungan dan dampak lingkungan. Pemerintah Indonesia memutuskan bahwa tambang ini sangat penting bagi perkembangan ekonomi Indonesia, dan pemerintah telah mengatur bagaimana PTFI menjalankan proyek ini agar dapat memberikan manfaat ekonomi yang diinginkan oleh Indonesia, sementara sedapat mungkin mengurangi dampak negative terhadap lingkungan. PTFI juga berkomitmen untuk merehabilitasi area yang terkena dampak ketika area tersebut tidak digunakan lagi untuk kegiatan operasi.
 
=== Standarisasi, audit dan sertifikasi ===
Perusahaan pertambangan pertama di Indonesia yang disertifikasi berdasarkan Sistem ISO 14001. Sertifikasi ISO 14001 selama 10 tahun terus menerus.
 
Mengadopsi prinsip Kerangka Pembangunan Berkelanjutan dari International Council on Mining and Metals (ICMM).
 
Audit eksternal independen tiga tahunan pengelolaan lingkungan PTFI yang dilakukan sejak tahun 1996.
 
Inisiatif transparansi industry ekstraktif (EITI)
Komitmen perusahaan yang menyingkap semua pendapatan dan pembayaran di Negara-negara tempat kami beroperasi.
 
Audit Internal Lingkungan Tahunan Dilakukan oleh konsultan (Crescent Technology) dan perusahaan induk (Freeport McMoRan Copper & Gold.)
 
Audit PROPER dan Inspeksi Lingkungan Pertambangan. Mengikuti audit dan inspeksi dari Pemerintah Indonesia.
 
Global Reporting Initiative (GRI) dan format-format lainnya. Menjadi standar pelaporan implementasi pembangunan berkelanjutan.
 
Audit independen dari system pengelolaan lingkungan PTFI menyimpulkan bahwa program pengelolaan batuan penutup “sangat terintegrasi” dan “konsisten dan praktik internasional”.
 
Sertifikasi “Wildlife at work” dari Wildlife Habitat Council – USA (2011) atas berbagai program reklamasi dan keanekaragaman hayati. Sertifikasi ini menunjukkan bahwa PTFI berkontribusi terhadap pelestarian habitat satwa liar di area kerja PTFI.
Sejak tahun [[1971]], '''Freeport Indonesia''', masuk ke daerah keramat ini, dan membuka tambang [[Erstberg]]. Sejak tahun 1971 itulah warga [[suku Amugme]] dipindahkan ke luar dari wilayah mereka ke wilayah kaki pegunungan.
 
Ecological Risk Assesement (ERA) untuk mengkaji dampak system pengendapan pasir sisa tambang (SIRSAT) di ModADA terhadap kesehatan manusia, biota akuatik, tanaman dan kehidupan liar. Studi ERA PTFI merupakan studi terbesar yang dilakukan oleh perusahaan swasta, dan hasilnya telah dipresentasikan kepada para pemangku kepentingan pada tahun 2002.
[[Tambang Erstberg]] ini habis ''[[open-pit]]''-nya pada [[1989]], dilanjutkan dengan penambangan pada wilayah [[Grasberg]] dengan izin produksi yang dikeluarkan Mentamben [[Ginandjar Kartasasmita]] pada [[1996]]. Dalam izin ini, tercantum pada [[AMDAL]] produksi yang diizinkan adalah 300 ribu /ton/hari
 
Kualitas pada titik penaatan pasir sisa tambang (SIRSAT) dan 3 titik penaatan di laut telah memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 431/2008 mengenai pengelolaan tailing di ModADA.
== Kontroversi ==
Menurut karyawan dan bekas karyawan Freeport, selama bertahun-tahun [[James R Moffett]], seorang ahli [[geologi]] kelahiran [[Louisiana]], yang juga adalah pimpinan perusahaan ini, dengan tekun membina persahabatan dengan Presiden [[Soeharto]], dan kroni-kroninya. Ini dilakukannya untuk mengamankan usaha Freeport. Freeport membayar ongkos-ongkos mereka berlibur, bahkan biaya kuliah anak-anak mereka, termasuk membuat kesepakatan-kesepakatan yang memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
 
Laboratorium Lingkungan TImika (TEL) diregistrasi Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2010 sebagai Laboratorium Lingkungan Hidup Rujukan dimana pengambilan contoh (sampling) termasuk dalam lingkup yang diakreditasi.
Surat-surat dan dokumen-dokumen lain yang diberikan kepada ''New York Times'' oleh para pejabat pemerintah menunjukkan, [[Kementerian Lingkungan Hidup]] telah berkali-kali memperingatkan perusahaan ini sejak tahun [[1997]], Freeport melanggar peraturan perundang-undangan tentang [[lingkungan hidup]]. Menurut perhitungan Freeport sendiri, penambangan mereka dapat menghasilkan limbah/bahan buangan sebesar kira-kira 6 miliar ton (lebih dari dua kali bahan-bahan bumi yang digali untuk membuat [[Terusan Panama]]). Kebanyakan dari limbah itu dibuang di pegunungan di sekitar lokasi pertambangan, atau ke sistem sungai-sungai yang mengalir turun ke dataran rendah basah, yang dekat dengan [[Taman Nasional Lorentz]], sebuah hutan hujan tropis yang telah diberikan status khusus oleh [[PBB]].
 
=== Pengelolaan Pasir Sisa Tambang (SIRSAT) ===
Sebuah studi bernilai jutaan dolar tahun [[2002]] yang dilakukan [[Parametrix]], perusahaan konsultan Amerika, dibayar oleh Freeport dan [[Rio Tinto]], mitra bisnisnya, yang hasilnya tidak pernah diumumkan mencatat, bagian hulu sungai dan daerah dataran rendah basah yang dibanjiri dengan limbah tambang itu sekarang tidak cocok untuk kehidupan makhluk hidup [[akuatik]]. Laporan itu diserahkan ke ''New York Times'' oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. ''New York Times'' berkali-kali meminta izin kepada Freeport dan pemerintah Indonesia untuk mengunjungi tambang dan daerah di sekitarnya karena untuk itu diperlukan izin khusus bagi wartawan. Semua permintaan itu ditolak. Freeport hanya memberikan respon secara tertulis. Sebuah surat yang ditandatangani oleh Stanley S Arkin, penasihat hukum perusahaan ini menyatakan, [[Grasberg]] adalah tambang [[tembaga]], dengan [[emas]] sebagai produk sampingan, dan bahwa banyak wartawan telah mengunjungi pertambangan itu sebelum pemerintah Indonesia memperketat aturan pada tahun 1990-an.
Upaya pencegahan dan pengendalian air asam batuan dilaksanakan secara terpadu. PTFI melakukan pengelompokkan jenis batuan penutup dan menempatkan batuannya secara selektif sehingga dapat meminimalkan pembentukan air asam batuan. Air asam batuan yang terjadi dikumpulkan dan penetralan air asam batuan dilakukan dengan menambahkan kapur.
 
Perpanjangan MoU penggunakan Pasir Sisa Tambang (SIRSAT) sebagai bahan konstruksi pembangunan inftrastruktur. Pemerintah provinsi Papua dan PTFI telah memperpanjang MoU pada tahun 2011 untuk penggunaan pasir sisa tambang sebagai bahan konstruksi dalam pembangunan infrastruktur provinsi dan pasir sisa tambang juga telah digunakan sebagai bahan konstruksi dalam pembangunan jalan dan jembatan di Mimika. Sebagai bagian dari pelaksanaan MoU tersebut, PTFI telah melakukan pengiriman lebih dari 460.000 m3 tons SIRSAT sebagai bahan konstruksi ke Merauke, berbagai proyek pembangunan di Timika dan di wilayah proyek PTFI.
=== Menyadap e-mail ===
Menurut seorang pejabat dan dua bekas pejabat perusahaan yang terlibat dalam mengembangkan suatu program rahasia, Freeport selama ini menyadap [[e-mail]] para aktivis lingkungan yang melawan perusahaan ini untuk memata-matai apa yang mereka lakukan. Freeport menolak mengomentari hal ini. Freeport bergandengan tangan dengan perwira-perwira intelijen [[TNI]], mulai menyadap korespondensi e-mail dan percakapan telepon lawan-lawan aktivis lingkungannya. Hal ini dikatakan oleh seorang karyawan Freeport yang terlibat dalam kegiatan ini dan bertugas membaca e-mail-e-mail tersebut.
 
Kualitas pada titik penaatan SIRSAT dan 3 titik penaatan di laut telah memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 431/2008 mengenai Pengelolaan Tailing di ModADA.
Menurut bekas karyawan dan karyawan Freeport, perusahaan ini juga membuat sistemnya sendiri untuk mencuri berita-berita melalui e-mail. Caranya adalah dengan membentuk sebuah kelompok pecinta lingkungan gadungan, yang meminta mereka yang berminat untuk mendaftar secara ''online'' dengan menggunakan kode rahasia (''password'') tertentu. Banyak di antara mereka yang mendaftar itu menggunakan password yang sama seperti yang mereka gunakan untuk e-mail mereka. Dengan cara ini, Freeport dengan gampang mencuri berita. Menurut seseorang yang waktu itu bekerja untuk perusahaan ini, awalnya para pengacara Freeport khawatir dengan pencurian ini. Tetapi, mereka kemudian memutuskan, secara legal perusahaan itu tidak dilarang untuk membaca e-mail pihak-pihak di luar negeri.
 
Biaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan 2011 sejumlah USD 76,7 juta dan terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
=== Hubungan Freeport dan TNI ===
Selama bertahun-tahun, Free­port memiliki unit pengaman­an­nya sendiri, sementara militer In­donesia meme­rangi perlawanan se­paratis yang lemah dan rendah ge­rakannya. Ke­mudian kebutuhan keamanan ini mulai saling terkait.
 
=== Reklamasi ===
Tidak ada investigasi yang me­nemukan keterkaitan Freeport se­ca­ra langsung dengan pe­lang­ga­ran HAM, tetapi semakin banyak orang-orang [[Papua]] yang meng­hu­­bungkan Freeport dengan tin­dak kekerasan yang dila­kukan oleh TNI, dan pada sejumlah kasus keke­ra­san itu dilakukan dengan meng­gu­­na­kan fa­si­litas Freeport. Seo­rang ahli [[antro­pologi]] [[Australia]], [[Chris Ballard]], yang pernah be­kerja untuk Freeport, dan [[Abigail Abrash]], seorang aktivis HAM dari Amerika Serikat, mem­­­perkirakan, sebanyak 160 orang telah dibunuh oleh militer an­tara tahun [[1975]]–[[1997]] di dae­rah tambang dan sekitar­nya.
Rencana reklamasi PTFI didasarkan pada rencana reklamasi 5 tahun PTFI yang telah disetujui oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
 
Pada tahun 2011, PTFI telah mereklamasi:
Pada bulan Maret [[1996]], kemarahan terhadap peru­sa­haan pecah dalam bentuk ke­ru­suhan ketika sen­ti­men anti-pe­rusahaan dari beberapa ke­lompok yang berbeda bergabung.
60,1 Ha area batuan penutup, sehingga total daerah tambang yang telah direklamasi seluas 261 hektar
16,6 Ha area pengendapan pasir sisa tambang (SIRSAT) sehingga toal daerah pengendapan yang telah direklamasi adalah seluas 645 hektar.
5,65 Ha daerah pesisir. Menanam lebih dari 56.000 pohon bakau sebagai kelanjutan dari program 2004-2009.
 
Melakukan kajian mengenai reklamasi SIRSAT dan pendirian plot demonstrasi di daerah deposit SIRSAT menunjukkan bahwa SIRSAT dapat direvegetasi dan ditanam ulang dengan tanaman-tanaman lokal hutan ataupun pertanian. Bahkan, rekolonisasi alami terjadi dengan cepat. Saat penmabngan telah selesai dilakukan, area pengendapan SIRSAT akan direklamasi dengan teknik yang sesuai yang ditetapkan melalui konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan, dengan mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial.
Free­port menyadap berita-berita da­lam e-mail. Menurut dua orang yang mem­baca e-mail-e-mail itu pa­da saat itu, ada unit-unit militer tertentu, ma­sya­rakat se­tem­pat, dan kelompok-ke­lom­­pok ling­­kung­an hidup yang be­ker­ja­sama. Sebuah pertukaran informasi de­ngan menggunakan e-mail an­ta­ra seorang tokoh masyarakat de­ngan pimpinan organisasi ling­kungan hidup penuh dengan tak­tik intelijen militer. Dalam e-mail yang lain, seorang pimpinan or­ga­nisasi lingkungan meminta pa­ra ang­gotanya mundur karena de­monstrasi telah berubah menjadi ke­rusuhan.
 
Merkuri maupun Sianida tidak digunakan PTFI. PTFI menggunakan proses pengapungan untuk memisahkan mineral yang mengandung tembaga dan emas dari batuan serta tidak menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun dalam proses utamanya.
Dari wawancara yang dila­ku­kan, bekas pejabat dan pejabat Free­port menyatakan, mereka terkejut melihat sejumlah orang de­ngan potongan ram­but militer, me­ngenakan sepatu tem­­pur dan meng­genggam radio wal­kie-tal­kie di antara para perusuh itu. Orang-orang itu terlihat menga­rah­kan kerusuhan itu, dan pada sa­tu ke­ti­ka, mengarahkan massa menuju ke la­bo­­ratorium Freeport yang ke­mudian me­reka obrak-ab­rik.
 
Mengoperasikan 3 tempat pembuangan akhir dan 10 pabrik pengolahan pembuangan sepuluh Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Domestik. PTFI sudah memperoleh izin pembunagan limbah cari untuk seluruh IPAL yang berlokasi di area kerja PTFI. Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam izin yang diberikan, pemantauan dan dilaporkan dilakukan secara periodic.
=== Keamanan ===
Dokumen-dokumen Freeport menunjukkan, dari tahun [[1998]] sampai [[2004]] Freeport memberikan hampir 20 juta dolar kepada para jenderal, kolonel, mayor dan kapten militer dan polisi, dan unit-unit militer. Setiap komandan menerima puluhan ribu dolar, bahkan dalam satu kasus sampai mencapai 150.000 dolar, sebagaimana tertera dalam dokumen itu.
 
Mengirimkan 2.439 ton dari limbah B3 dari kegiatan-kegiatan pendukung seperti perbengkelan, rumah sakti, laboratorium uji dan kegiatan pendukung lainnya ke PPLI (Prasadha Pamunah Limbah Industri) Cibinong, PT Wastec-Cilegon dan pendaur ulang lain untuk proses pengolahan dan pembuangan lebih lanjut.
Dokumen-dokumen itu diberikan kepada ''New York Times'' oleh seseorang yang dekat dengan Freeport, dan menurut bekas karyawan maupun karyawan Freeport sendiri, dokumen-dokumen itu asli alias otentik. Dalam respon tertulisnya kepada ''New York Times'', Freeport menyatakan bahwa perusahaan itu telah mengambil langkah-langkah yang perlu sesuai dengan undang-undang Amerika Serikat dan Indonesia untuk memberikan lingkungan kerja yang aman bagi lebih dari 18.000 karyawannya maupun karyawan perusahaan-perusahaan kontraktornya. Freeport juga mengatakan tidak punya alternatif lain kecuali tergantung sepenuhnya kepada militer dan polisi Indonesia dan keputusan-keputusan yang diambil dalam kaitannya dengan hubungan dengan pemerintah Indonesia dan lembaga-lembaga keamanannya, adalah kegiatan bisnis biasa.
 
=== Vegetasi ===
Dalam waktu singkat, Freeport menghabiskan 35 juta dolar untuk membangun infrastruktur militer — barak-barak, kantor-kantor pusat, ruang-ruang makan, jalan — dan perusahaan juga memberikan para komandan 70 buah mobil jenis [[Land Rover]] dan [[Land Cruiser]], yang diganti setiap beberapa tahun. Semua memperoleh sesuatu, bahkan juga angkatan laut dan angkatan udara. Menurut bekas karyawan dan karyawan Freeport, ketika itu perusahaan ini sudah merekrut seorang bekas agen lapangan [[CIA]], dan atas rekomendasinya, perusahaan kemudian mendekati seorang [[atase militer]] di [[Kedubes]] Amerika Serikat di Jakarta dan memintanya untuk bergabung. Kemudian dua orang bekas perwira militer Amerika Serikat direkrut, dan sebuah departemen khusus, yang diberi nama Perencanaan Operasi Darurat (''Emergency Planning Operation'') didirikan untuk menangani hubungan baru Freeport dengan militer Indonesia.
Telah ditanam di dalam dan di luar area perusahaan sebagai bagian dari program One Billion Indonesia Trees (OBIT) sebanyak 3 juta bibit pohon.
 
Mengumpulkan 157.000 bibit tanaman local untuk kegiatan reklamasi di lokasi kegiatan tambang.
Departemen Perencanaan Operasi Darurat yang baru ini mulai melakukan pembayaran bulanan kepada para komandan TNI, sementara kantor Pengelolaan Risiko Keamanan (''Security Risk Management office'') mengatur pembayaran kepada polisi. Informasi ini diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan dan keterangan bekas karyawan dan karyawan Freeport. Menurut dokumen perusahaan, Freeport membayar paling sedikit 20 juta dolar (sekitar Rp 184 miliar) kepada militer dan polisi di Papua dari tahun 1998 sampai bulan Mei 2004. Kemudian ada juga tambahan 10 juta dolar (sekitar Rp 92 miliar) yang juga dibayarkan kepada militer dan polisi pada jangka waktu itu sehingga totalnya sekitar Rp 276 miliar.
 
135 jenis tanaman berhasil tumbuh di tanah yang mengandung pasir sisa tambang (SIRSAT)
''New York Times'' menerima dokumen keuangan Freeport selama tujuh tahun dari seorang yang dekat dengan perusahaan itu. Tambahan dokumen selama tiga tahun diberikan oleh [[Global Witness]], sebuah [[LSM]] yang mengeluarkan laporan pada bulan Juli, yang berjudul ''Paying for Protection'' (''Bayaran Perlindungan'') [http://www.globalwitness.org/reports/show.php/en.00077.html] tentang hubungan Freeport dengan militer Indonesia. [[Diamird 0'Sullivan]], yang bekerja untuk Global Witness di London, mengkritik pembayaran yang dilakukan Freeport itu.
Lebih dari 500 spesies tanaman tumbuh secara alami di lahan SIRSAT. Pemantauan suksesi alami ini terus berlanjut dengan melibatkan Universitas Negeri Papua.
 
Mengumpulkan dan menganalisa lebih dari 15.000 sampel lingkungan dengan lebih dari 160.000 analisis individu per tahunnya.
Menurut perusahaan, semua pengeluaran yang dilakukannya itu harus melalui proses pemeriksaan anggaran. Catatan yang diterima ''New York Times'' menunjukkan adanya pembayaran kepada perwira-perwira militer secara perseorangan yang didaftarkan di bawah topik-topik seperti biaya makanan, jasa administrasi dan tambahan bulanan. Para komandan yang menerima dana tersebut tidak diharuskan menandatangani tanda terima.
 
=== Daur Ulang ===
[[Pendeta]] Lowry, yang pensiun dari Freeport pada bulan Maret [[2004]] tetapi tetap menjadi konsultan sampai bulan Juni, mengatakan, sebetulnya tidak ada alasan yang cukup bagi Freeport untuk memberikan dana secara langsung kepada para perwira militer itu.
Produksi kompos dari sampah organic sebanyak 256 ton.
Kurang lebih 136 ton baterai bekas dikirim ke pabrik daur ulang.
Proyek Biodiesel telah diresmikan dan dioperasikan. Bahan baku untuk biodiesel diperoleh dari minyak goring sisa messhall. Biodiesel yang dihasilkan digunakan sebagai campuran bahan bakar beberapa kendaraan ringan di area kerja PTFI.
 
=== Pendidikan Lingkungan ===
Catatan perusahaan menunjukkan, penerima terbesar adalah komandan pasukan di daerah Freeport, Letnan Kolonel Togap F. Gultom. Selama enam bulan tahun [[2001]], ia diberikan hanya kurang sedikit dari 100.000 dolar untuk biaya makanan, dan lebih dari 150.000 dolar pada tahun berikutnya. Pada tahun [[2002]], Freeport juga memberikan uang kepada paling tidak 10 komandan lainnya mencapai lebih dari 350.000 dolar untuk biaya makan.
Mendidik 2.044 pelajar, 340 pemuda dan 360 siswa magang mengenai pengetahuan dan kesadaran lingkungan. PTFI berkontribusi terhadap kurikulum pendidikan lingkungan hidup di tingkat SD dan SMP di Kabupaten Mimika.
 
Materi system manajemen llingkungan PTFI juga diberikan dalam pelatihan penyegaran tahunan yang dilaksanakan bersamaan dengan pelatihan K3. Sampai akhir tahun ini, karyawan yang telah mengikuti pelatihan ini adalah sebanyak 13.745 orang. Pelatihan lingkungan juga dilaksanakan untuk karyawan baru di dalam progam pelatihan New Hire and Specific Induction untuk diarea dimana para kayawan tersebut akan bekerja. Hingga akhir tahun ini, pelatihan telah diikuti oleh 8.517 karyawan.
Menurut para bekas karyawan dan karyawan Freeport, pembayaran-pembayaran tersebut dilakukan kepada para perwira itu, kepada istri-istri dan anak-anak mereka, secara perorangan. Yang berpangkat jenderal terbang di kelas satu atau kelas bisnis, dan para perwira yang lebih rendah pada kelas ekonomi, demikian kata Brigadir Jenderal Ramizan Tarigan yang menerima tiket senilai 14.000 dolar pada tahun [[2002]] untuk dirinya dan anggota keluarganya.
 
Menyelenggarakan progam alam lestari yang merupakan hasil kerjasama dengan Dinas Pendidikan & Kebudayaan (P&K) Mimika, Badang Lingkungan Hidup (BLH) Mimika, Yayasan Pendidikan Jayawijaya (YPJ) dan Kontraktor. Program Alam Lestari bertujuan untuk membangun kepedulian dan pengetahuan tentang lingkungan, menciptakan kesadaran berwawasan lingkungan dan mencari duta lingkunga untuk Kabupaten Mimika.
Jenderal Tarigan yang menduduki posisi senior di kepolisian mengatakan, para perwira polisi dibolehkan menerima tiket pesawat udara karena gaji mereka sangat rendah tetapi adalah melanggar peraturan kepolisian untuk menerima pembayaran uang tunai. Pada bulan April 2002, Freeport membayar perwira senior militer di Papua, Mayor Jenderal Mahidin Simbolon, lebih dari 64.000 dolar untuk yang disebut dalam buku keuangan Freeport sebagai "dana untuk rencana proyek militer tahun 2002".
 
SMP YPJ di Kuala Kencana mendapatkan penghargaan dari KLH sebagai Sekolah Nasional Adiwiyata (ECO-School) pada tanggal 7 Juni 2011 di Jakarta. PTFI juga terus membantu SMP local di Timika untuk menyiapkan untuk program Ecoschoold tahun 2012.
Delapan bulan kemudian, di bulan Desember, Jenderal Simbolon menerima lebih dari 67.000 dolar untuk proyek aksi sipil kemanusiaan. Pembayaran-pembayaran ini pertama kali dilaporkan Global Witness. Jenderal Simbolon, yang kini menjadi Inspektur Jenderal Angkatan Darat Indonesia, menolak permohonan untuk diwawancarai.
 
Menerbitkan buku seri Keanekaragaman Hayati: “The Freshwater Fish of the Timika Region, New Guinea”, “The Birds of Mimika”, “The Butterflies of Mimika”, “Biodiversity of Papua”, “Freshwater Crustacea” dan “Mangrove Estuary Crabs”.
Pada tahun 2003, sesudah terjadinya skandal [[Enron]] dan disahkannya Undang-undang [[Sarbanes-Oxley]], yang mengharuskan praktik-praktik akuntansi keuangan yang lebih ketat pada perusahaan-perusahaan, Freeport mulai melakukan pembayaran kepada unit-unit militer ketimbang kepada para perwira secara individu. Demikian menurut catatan yang tersedia dan seperti yang dituturkan oleh bekas karyawan dan karyawan perusahaan ini.
 
Sebagai bagian dari program pelestarian lingkungan hidup, terutama flora dan fauna, PTFI bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah Papua (BBKSDA) dan Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga telah melepaskan satwa-satwa endemic Papua ke Habitatnya.
Menurut catatan, perusahaan membayar unit-unit polisi di Papua sedikit di bawah angka 1 juta dolar pada tahun 2003, didaftarkan di bawah topik-topik seperti "tambahan pembayaran bulanan," "biaya administrasi" dan "dukungan administratif." Freeport menyatakan kepada ''New York Times'', di dalam menentukan jenis dukungan yang dapat diberikan, adalah merupakan kebijakan perusahaan untuk memperhitungkan kemungkinan terjadinya pelanggaran HAM.” Menurut catatan yang diterima oleh ''New York Times'', pasukan paramiliter polisi, yaitu [[Brigade Mobil]] (Brimob), yang sering dikutip oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat karena kekejamannya, menerima lebih dari 200.000 dolar pada tahun 2003.
 
=== Sumber ===
* Laporan investigatif wartawan ''[[New York Times]]'' Jane Perlez, Raymond Bonner dan kontributor Evelyn Rusli, "Below a Mountain of Wealth, a River of Waste", 27 Desember 2005. [http://www.nytimes.com/2005/12/27/international/asia/27gold.html?ex=1293339600&en=fba5e5cb626e7d5c&ei=5088&partner=rssnyt&emc=rss]
* Disunting dan diberitakan dalam bahasa Indonesia oleh ''Rakyat Merdeka'' dengan judul "Menyusuri Sungai Limbah Di Kaki Gunung Emas Freeport" secara bersambung pada 16-22 Februari 2006 [http://www.rakyatmerdeka.co.id/edisicetak/?pilih=lihat&id=10812]
 
== Peristiwa ==
* [[21 Februari]] [[2006]], terjadi pengusiran terhadap penduduk setempat yang melakukan pendulangan emas dari sisa-sisa limbah produksi Freeport di Kali Kabur Wanamon. Pengusiran dilakukan oleh aparat gabungan kepolisian dan [[satpam]] Freeport. Akibat pengusiran ini terjadi bentrokan dan penembakan. Penduduk sekitar yang mengetahui kejadian itu kemudian menduduki dan menutup jalan utama Freeport di Ridge Camp, di Mile 72-74, selama beberapa hari. Jalan itu merupakan satu-satunya akses ke lokasi pengolahan dan penambangan Grasberg. [http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/4742916.stm] [http://jakarta.indymedia.org/newswire.php?story_id=624]
* [[22 Februari]] 2006, sekelompok [[mahasiswa]] asal [[Papua]] beraksi terhadap penembakan di Timika sehari sebelumnya dengan merusak gedung Plasa 89 di [[Jakarta]] yang merupakan gedung tempat PT Freeport Indonesia berkantor.
* [[23 Februari]] 2006, masyarakat Papua Barat yang tergabung dalam Solidaritas Tragedi Freeport menggelar unjuk rasa di depan Istana, menuntuk presiden untuk menutup Freeport Indonesia. Aksi yang sama juga dilakukan oleh sekitar 50 mahasiswa asal Papua di [[Kota Manado|Manado]].
* [[25 Februari]] 2006, karyawan PT Freeport Indonesia kembali bekerja setelah palang di Mile 74 dibuka.
* [[27 Februari]] 2006, Front Persatuan Perjuangan Rakyat Papua Barat menduduki kantor PT Freeport Indonesia di Plasa 89, Jakarta. Aksi menentang Freeport juga terjadi di Jayapura dan Manado.
* [[28 Februari]] 2006, Demonstran di Plasa 89, Jakarta, bentrok dengan polisi. Aksi ini mengakibatkan 8 orang polisi terluka.
* [[1 Maret]] 2006, demonstrasi selama 3 hari di Plasa 89 berakhir. 8 aktivis [[LSM]] yang mendampingi mahasiswa Papua ditangkap dengan tuduhan menyusup ke dalam aksi mahasiswa Papua [http://jakarta.indymedia.org/newswire.php?story_id=648] [http://jakarta.indymedia.org/newswire.php?story_id=647]. Puluhan mahasiswa asal Papua di [[Makassar]] berdemonstrasi dan merusak Monumen Pembebasan Irian Barat.
* [[3 Maret]] 2006, masyarakat Papua di [[Solo]] berdemonstrasi menentang Freeport.
* [[7 Maret]] 2006, demonstrasi di Mile 28, [[Timika]] di dekat bandar udara Moses Kilangin mengakibatkan jadwal penerbangan pesawat terganggu.
* [[14 Maret]] 2006, massa yang membawa anak panah dan tombak menutup ''checkpoint'' 28 di Timika. Massa juga mengamuk di depan [[Sheraton Timika Hotel|Hotel Sheraton]].
* [[15 Maret]] 2006, Polisi membubarkan massa di Mile 28 dan menangkap delapan orang yang dituduh merusak [[Sheraton Timika Hotel|Hotel Sheraton]]. Dua orang polisi terkena anak panah.
* [[16 Maret]] 2006, aksi pemblokiran jalan di depan Kampus [[Universitas Cendrawasih]], [[Abepura]], [[Jayapura]], oleh masyarakat dan mahasiswa yang tergabung dalam Parlemen Jalanan dan Front Pepera PB Kota Jayapura, berakhir dengan bentrokan berdarah, menyebabkan 3 orang anggota [[Brimob]] dan 1 intelijen [[TNI]] tewas dan puluhan luka-luka baik dari pihak mahasiswa dan pihak aparat. [http://www.thejakartapost.com/detaillgen.asp?fileid=20060316135907&irec=1] [http://jakarta.indymedia.org/newswire.php?story_id=671]
* [[17 Maret]] 2006, Tiga warga Abepura, Papua, terluka akibat terkena peluru pantulan setelah beberapa anggota Brimob menembakkan senjatanya ke udara di depan Kodim Abepura [http://kompas.com/utama/news/0603/17/160637.htm]. Beberapa wartawan televisi yang meliput dianiaya dan dirusak alat kerjanya oleh Brimob.
* [[22 Maret]] 2006, satu lagi anggota Brimob meninggal dunia setelah berada dalam kondisi kritis selama enam hari
* [[23 Maret]] 2006, lereng gunung di kawasan pertambangan terbuka PT Freeport Indonesia di Grasberg, longsor dan menimbun sejumlah pekerja. 3 orang meninggal dan puluhan lainnya cedera [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0603/24/utama/2536378.htm].
* [[23 Maret]] 2006, [[Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia|Kementerian Lingkungan Hidup]] mempublikasi temuan pemantauan dan penataan kualitas lingkungan di wilayah penambangan PT Freeport Indonesia. Hasilnya, Freeport dinilai tak memenuhi batas air limbah dan telah mencemari air laut dan biota laut.[http://www.liputan6.com/view/3,119840,1,0,1143171022.html] [http://www.menlh.go.id/terbaru/artikel.php?article_id=1702]
* [[18 April]] [[2007]], sekitar 9.000 karyawan Freeport [[mogok kerja]] untuk menuntut perbaikan kesejahteraan. Perundingan akhirnya diselesaikan pada 21 April setelah tercapai kesepakatan yang termasuk mengenai kenaikan gaji terendah [http://kompas.com/kompas-cetak/0704/22/utama/3472912.htm]
* [[21 Oktober]] [[2011]], sekitar tiga orang tewas akibat insiden penembakan di kawasan Freeport Timika Papua. Marcelianus, seorang personel polri berpangkat Brigadir Polisi Satu juga tewas tertembak. [http://nasional.vivanews.com/news/read/257712-penembakan-misterius-freeport--3-orang-tewas]
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.ptfi.comco.id Situs resmi]
* {{id}} [http://www.lpmak.org]
* {{id}} [http://www.walhi.or.id/id/component/content/article/48-publikasi/1613-laporan-dampak-operasi-pt-freeport-rio-tinto-publikasi-ulang-riset-walhi-2006.html Laporan Dampak Operasi PT. Freeport-Rio Tinto, Publikasi WALHI 2006]
* {{id}} [http://www.ptsmelting.com]
* {{en}} [http://www.globalwitness.org/reports/show.php/en.00077.html "Paying For Protection"], laporan ''Global Witness''
* {{en}} [http://web.archive.org/web/20011026162140/www.geocities.com/RainForest/1387/tenworst.html Freeport named one of 10 worst companies of 1996]
* {{en}} [http://earthobservatory.nasa.gov/Newsroom/NewImages/images.php3?img_id=16650 Citra satelit tambang Freeport]
* {{en}} [http://www.westpapua.se/papua/enviroment/fcx.htm The Mining giant in Timika West Papua]
* {{en}} [http://kerrycollison.net/index.php?/archives/376-Freeport-and-Indonesias-Security-Forces-Troubling-New-Questions.html Freeport and Indonesia's Security Forces: Troubling New Questions]
* {{id}} [http://www.menlh.go.id/terbaru/artikel.php?article_id=1702 Siaran pers Kementerian Negara Lingkungan Hidup mengenai pencemaran lingkungan oleh PT. Freeport Indonesia]
 
 
[[Kategori:Perusahaan Amerika Serikat]]
[[Kategori:Perusahaan pertambangan]]