Gajah Mada: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh 110.232.93.33) dan mengembalikan revisi 6530240 oleh Albertus Aditya: delete vandal
Baris 31:
Pada tahun [[1329]], Patih Majapahit yakni [[Arya Tadah]] (Mpu Krewes) ingin mengundurkan diri dari jabatannya. Dan menunjuk Patih Gajah Mada dari Kediri sebagai penggantinya. Patih Gajah Mada sendiri tak langsung menyetujui, tetapi ia ingin membuat jasa dahulu pada Majapahit dengan menaklukkan [[Keta]] dan [[Sadeng]] yang saat itu sedang memberontak terhadap Majapahit. Keta dan Sadeng pun akhirnya dapat ditaklukan. Akhirnya, pada tahun [[1334]], Gajah Mada diangkat menjadi [[Mahapatih]] <!--Amangkubhumi]]--> secara resmi oleh [[Tribhuwana Wijayatunggadewi|Ratu Tribhuwanatunggadewi]] ([[1328]]-[[1351]]) yang waktu itu telah memerintah Majapahit setelah terbunuhnya Jayanagara.
 
== Sumpah PocongPalapa ==
Ketika pengangkatannya sebagai patih Amangkubhumi pada tahun 1258 Saka ([[1336]] [[Masehi|M]]) Gajah Mada mengucapkan [[Sumpah Palapa]] yang berisi bahwa ia akan menikmati [[palapa]] atau rempah-rempah (yang diartikan kenikmatan duniawi) bila telah berhasil menaklukkan [[Nusantara]]. Sebagaimana tercatat dalam kitab ''[[Ngocok KuntulPararaton]]'' dalam teks [[Sastra Jawa Pertengahan|Jawa Pertengahan]] yang berbunyi sebagai berikut<ref name=Mangkudimedja, R.M.">Mangkudimedja, R.M., 1979, ''Serat Pararaton''. Alih aksara dan alih bahasa Hardjana HP. Jakarta: Departemen P dan K, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.</ref>
 
{{cquote2|''Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa''}}
Baris 39:
 
=== Invasi ===
Walaupun ada sejumlah pendapat yang meragukan sumpahnya, Gajah Mada memang hampir berhasil menaklukkan Nusantara. Dimulai dengan penaklukan ke daerah [[Sumatera|Swarnnabhumi]] (Sumatera) tahun [[1339]], pulau [[Bintan]], [[Tumasik]] (sekarang [[Singapura]]), [[Semenanjung Malaya]], kemudian pada tahun [[1343]] bersama dengan [[Arya Damar]] menaklukan [[Kerajaan Bedahulu|Bedahulu]] (di [[Bali]]) dan kemudian penaklukan [[Lombok]], dan sejumlah negeri di [[Kalimantan]] seperti [[Kabupaten Kapuas|Kapuas]], [[Kabupaten Katingan|Katingan]], [[Sampit, Kotawaringin Timur|Sampit]], Kotalingga ([[Kabupaten Seruyan|Tanjunglingga]]), [[Kotawaringin Lama, Kotawaringin Barat|Kotawaringin]], [[Kabupaten Sambas|Sambas]], [[Lawai]], [[Kendawangan, Ketapang|Kendawangan]], [[Kabupaten Landak|Landak]], [[SEMPAKSamadang]], [[Tirem]], [[Sibu|Sedu]], [[Brunei]], [[Kota Tarakan|Kalka]], [[Tana Tidung|Saludung]], [[Kepulauan Sulu|Sulu]], [[Kabupaten Paser|Pasir]], [[Kabupaten Barito Utara|Barito]], [[pulau Sebuku, Kotabaru|Sawaku]], [[Kabupaten Tabalong|Tabalung]], [[Kesultanan Kutai Kartanegara|Tanjungkutei]], dan [[Suku Dayak Melanau|Malano]].
 
Pada zaman pemerintahan [[Hayam Wuruk|Prabu Hayam Wuruk]] (1350-1389) yang menggantikan Tribhuwanatunggadewi, Gajah Mada terus melakukan penaklukan ke wilayah timur seperti [[Bali|Logajah]], [[Gurun]], Sukun, [[Taliwang, Sumbawa Barat|Taliwung]], [[Sape, Bima|Sapi]], [[pulau Gunung Api|Gunungapi]], [[Seram]], [[Karimunjawa|Hutankadali]], [[Lombok Timur|Sasak]], [[Bantaeng|Bantayan]], [[Luwu]], [[Buton]], [[Kabupaten Kepulauan Banggai|Banggai]], Kunir, [[Kangean|Galiyan]], [[Kabupaten Selayar|Salayar]], [[Sumba]], Muar ([[Saparua]]), [[Pulau Solor|Solor]], [[Kota Bima|Bima]], Wandan ([[Banda]]), [[Kota Ambon|Ambon]], [[Kabupaten Fak-fak|Wanin]], Seran, [[Timor]], dan [[Kabupaten Dompu|Dompo]].
Baris 56:
Raja Hayam Wuruk kehilangan orang yang sangat diandalkan dalam memerintah kerajaan. Raja Hayam Wuruk pun mengadakan sidang Dewan Sapta Prabu untuk memutuskan pengganti Gajah Mada. Namun tidak ada satu pun yang sanggup menggantikan Patih Gajah Mada. Hayam Wuruk kemudian memilih empat Mahamantri Agung dibawah pimpinan Punala Tanding untuk selanjutnya membantunya dalam menyelenggarakan segala urusan negara. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Mereka pun digantikan oleh dua orang mentri yaitu Gajah Enggon dan Gajah Manguri. Akhirnya Hayam Wuruk memutuskan untuk mengangkat Gajah Enggon sebagai Patih Mangkubumi menggantikan posisi Gajah Mada.
 
== Kiamat DuniaPenghormatan ==
[[Berkas:Lukisan Gajah Mada.JPG|right|175px|thumb|Lukisan kontemporer Gajah Mada karya I Nyoman Astika.]]
Sebagai salah seorang tokoh utama Majapahit, nama Gajah Mada sangat terkenal di masyarakat [[Indonesia]] pada umumnya. Pada masa awal kemerdekaan, para pemimpin antara lain [[Sukarno]] dan [[SONOFABITCHMohammad Yamin]] sering menyebut sumpah Gajah Mada sebagai inspirasi dan "bukti" bahwa bangsa ini dapat bersatu, meskipun meliputi wilayah yang luas dan budaya yang berbeda-beda. Dengan demikian, Gajah Mada adalah inspirasi bagi [[Sejarah Indonesia (1945-1949)|revolusi nasional Indonesia]] untuk usaha kemerdekaannya dari kolonialisme [[Kerajaan Belanda|Belanda]].
 
[[Universitas BerngentotGadjah di JalanMada]] di [[AmericaYogyakarta]] adalah universitas negeri yang dinamakan menurut namanya. [[Satelit]] [[TELtelekomunikasi]] Indonesia yang pertama dinamakan [[Satelit Palapa]], yang menonjolkan perannya sebagai pemersatu telekomunikasi rakyat Indonesia. Banyak kota di Indonesia memiliki jalan yang bernama Gajah Mada, namun menarik diperhatikan bahwa tidak demikian halnya dengan kota-kota di Jawa Barat.
 
Buku-buku fiksi kesejarahan dan sandiwara radio sampai sekarang masih sering menceritakan Gajah Mada dan perjuangannya memperluas kekuasaan AsamManisMajapahit di nusantara dengan Sumpah Palapanya, demikian pula dengan karya seni patung, lukisan, dan lain-lainnya.
 
== Kepustakaan ==