Masjid Jami' Al-Juman (Bogor): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Khaleed Boy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Khaleed Boy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 32:
Menilik besarnya jumlah anak-anak yang memerlukan pendidikan agama [[Islam]], pada tahun [[1984]] diresmikan pendirian Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) dan Taman Pendidikan Alquran (TPA) Al-Juman, di mana jumlah siswa pada tahun tersebut adalah sebanyak 70 orang. Jumlah ini bertambah tiap-tiap tahun, sehingga sejak tahun [[1991]] selalu lebih dari 200 siswa. Mulai Tahun Ajaran 1990/1991, kegiatan pendidikan agama Islam ini diperluas bagi anak-anak pra-sekolah dengan didirikannya [[Taman Kanak-kanak]] (TK) dan Raudhatul Athfal (RA) Al-Juman.
 
[[Berkas:Kunjungan Jamaah Tabligh Mesir ke Masjid Al-Juman.jpg#filelinks|jmpl|ki|Kunjungan [[Jamaah Tabligh]] asal [[Mesir]] ke Masjid Al-Juman.]]Jumlah siswa saat itu disesuaikan dengan daya tampung fasilitas ruangan, bukan atas dasar jumlah pendaftaran. Sejak awal pembukaan MDA, TPA, TK, dan RA, para siswa sebagian besar adalah dari luar komplek. Dengan diresmikannya gedung khusus Madrasah Al-Juman pada tahun [[1995]], maka sebagian besar kegiatan pendidikan anak-anak dilakukan di gedung khusus madrasah yang terletak sekitar 100 meter dari Masjid Jami’ Al-Juman.
 
Kian hari, Masjid Jami Al-Juman menjadi pusat kegiatan beragam ibadah bagi semua umur. Pemakainya tidak lagi terbatas pada warga komplek, melainkan sudah meluas ke luar komplek. Perluasan pemakaian ini dipicu oleh pembuatan jalan raya melintasi sisi masjid yang menghubungkan Jalan Suryakencana dengan Jalan Pahlawan (Bondongan) dan pelebaran Jalan Pahlawan. Pembuatan jalan tembus dan pelebaran jalan itu ternyata memicu perkembangan lebih lanjut berupa kemudahan akses ke Masjid Al-Juman serta pertumbuhan lalu-lintas angkutan maupun pertambahan lapangan kerja karena meningkatnya usaha pertokoan dan industri di sepanjang Jalan Pahlawan.