Iwan Simatupang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
add'l data |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 42:
Pada mulanya ia menulis [[sajak]], tapi kemudian terutama menulis [[esai]], [[cerita pendek]], [[drama]] dan [[roman]]. Sebagai pengarang [[prosa]] ia menampilkan gaya baru, baik dalam esainya, maupun dalam drama, cerita pendek dan terutama dalam romannya; dengan meninggalkan cara-cara [[konvensional]] dan alam pikiran lama. Jalan cerita dan penampilan [[watak]] dalam semua karangannya tidak lagi terikat oleh logika untuk sampai kepada nilai-nilai baru yang lebih mendasar. <ref name="Kooong"> {{id}} Simatupang, Iwan. Kooong. Pustaka Jaya, 1975, Jakarta. Sampul Belakang</ref>
Karya novel yang terkenal ''Merahnya Merah'' (1968) mendapat hadiah sastra Nasional 1970,<ref name="SoutheastAsianStudies"/> dan ''Ziarah'' (1970) mendapat hadiah roman ASEAN terbaik 1977. "Ziarah" merupakan novelnya yang pertama, ditulis dalam sebulan pada tahun 1960; diterbitkan di Indonesia pada 1969. Pada 1972, "Kering", novelnya yang ketiga diterbitkan. <ref name="SoutheastAsianStudies"/>
Pada tahun 1963, ia mendapat hadiah kedua dari majalah Sastra untuk esainya "Kebebasan Pengarang dan Masalah Tanah Air".<ref name="BukuPintar">{{cite book | last = Eneste | first = Pamusuk | title = Buku pintar sastra Indonesia : biografi pengarang dan karyanya, majalah sastra, penerbit sastra, penerjemah, lembaga sastra, daftar hadiah dan penghargaan | publisher = Penerbit Buku Kompas | location = Jakarta | year = 2001 | isbn = 979-9251-78-8 |page=113 }}</ref>
Menurut Benedict Richard O'Gorman Anderson, Iwan Simatupang dan [[Putu Wijaya]] merupakan dua orang penulis fiksi yang berpengaruh dari Indonesia sejak kemerdekaan dan keduanya memiliki kelekatan yang kuat dengan realisme gaib ("magical realism").
|