Penyaliban dan kematian Yesus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
JohnThorne (bicara | kontrib) Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh 180.254.99.17) dan mengembalikan revisi 6528717 oleh ZéroBot: Perubahan tanpa rujukan |
|||
Baris 146:
Di kalangan pakar sejarah mengenai Yesus argumen ini tidak selalu diterima. Albert Schweitzer, salah seorang penggagas gerakan Yesus Seminar, melihat peristiwa kematian Yesus sebagai peristiwa pemberontakan yang gagal.<ref name="Jacobs"/> Yesus dituduh sebagai tokoh politik yang akan mengancam keberadaan Romawi dan Palestina, dan karena itu dia dibunuh. Kisah di dalam Injil tidak mereka terima sebagai peristiwa historis. Mereka memahami kisah kematian Yesus, yang tertulis di dalam injil, sebagai liturgi yang dipraktekkan di dalam gereja mula-mula.
==
* Berlawanan dengan pandangan ilmuwan dan pakar [[Alkitab]], ajaran Islam mengatakan bahwa Yesus tidak disalibkan dan tidak dibunuh dengan cara lain, melainkan langsung diangkat kepada Allah, sesuai kutipan di [[Al Qur'an]] berikut ini:<ref>[http://www.angelfire.com/psy/qalamullah/quran_translation_indonesia.htm#4 Al Quran Surah An Nisaa' (4):157-158]</ref>
{{cquote|Ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah ", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat 'Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.}}
|