Perpustakaan Proklamator Bung Hatta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 9:
Sejak didirikannya Perpustakaan Proklamator Mohammad Hatta, masyarakat diberikan pelayanan secara cuma-cuma. Setiap tahunnya pelayanan yang diberikan mengalami peningkatan terus menerus. Begitu pula dengan penggunanya yang semakin hari juga semakin bertambah. Tidak hanya dari masyarakat Bukittinggi sendiri, namun juga dari masyarakat luar Kota Bukittinggi. Akibatnya gedung perpustakaan yang berlantai dua ini terasa semakin sempit. Kemudian Pemerintah Kota Bukittinggi berencana untuk membangun gedung perpustakaan baru yang lebih luas dibanding gedung perpustakaan sebelumnya.
Pada tahun 2000-an, pemerintah berencana untuk membangun perpustakaan kembar, yaitu perpustakaan yang akan dibangun di daerah kelahiran dua orang Pahlawan Proklamator Republik Indonesia. Kemudian rencana tersebut pun berhasil diwujudkan pada tahun 2003, yaitu dengan dibangunnya Perpustakaan Soekarno di [[Kota Blitar]], dan diikuti dengan pembangunan Perpustakaan Proklamator Mohammad Hatta di lokasi yang lebih luas dan berdampingan dengan Kantor Walikota Bukittinggi yang baru. Kemudian Perpustakaan Proklamator Mohammad Hatta ini mengalami pergantian nama menjadi Perpustakaan Proklamator Bung Hatta <ref>[restyjf.blog.ugm.ac.id/2009/10/07/perpustakaan-sebagai-agen-perubahan-sosial-suatu-tantangan-terwujudnya-perpustakaan-proklamator-bung-hatta-menuju-upt-perpustakaan-nasional/ Perpustakaan sebagai Agen Perubahan Sosial suatu Tantangan Terwujudnya Perpustakaan Proklamator Bung Hatta menuju UPT Perpustakaan Nasional oleh Resty Jayanti Fakhlina]</ref>.
==Referensi==
|