Penyebaran suku bangsa Banjar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Penyebaran Suku Bangsa Banjar dipindahkan ke Penyebaran suku bangsa Banjar: tak emmerlukan kapitalisasi penuh
Baris 15:
 
===Orang Batang Banyu===
Permukiman orang Pahuluan yang semula merupakan daerah pesisir terletak tidak jauh pantai, sekarang menjadi wilayah sepanjang kaki pegunungan Meratus yang sekarang menjadi kota-kota Tanjung, Paringin, Batu Mandi, Birayang, Barabai, Pantai Hambawang ([[Distrik Labuan Amas|Labuan Amas]]), Rantau, Binuang, Karang Intan, Pelaihari dan sebagainya. Mereka mendirikan kampung-kampung [[bubuhan]] yang masing-masing berdiri sendiri, diantaranya diperkirakan berhasil membentuk pemerintahan lokal yaitu sebuah "kerajaan [[bubuhan]]". Setelah sekian lama berlalu, sebagian Orang Pahuluan akhirnya bermigrasi ke arah hilir menuju dataran rendah berawa-rawa di lembah sungai Negara (Batang Banyu) yang telah mengalami pendangkalan.
 
Pada abad ke-14 di wilayah tersebut terbentuk kerajaan yang didirikan Ampu Jatmika, saudagar dari negeri [[Keling]] yang membawa [[agama]] [[Hindu]] dan mendirikan [[Candi Laras]] di daerah [[Distrik Margasari|Margasari]], selanjutnya setelah menaklukan daerah lima aliran sungai yaitu Batang Alai, Tabalong, Balangan, Pitap dan Amandit yang dinamakan daerah [[Banua Lima]], dia kemudian menaklukan wilayah perbukitan yang dihuni orang Bukit (keturunan melayu kuno) dan orang Maanyan (keturunan [[Ot Danum]]). Setelah itu dia kemudian mendirikan [[Candi Agung]] di [[Distrik Amuntai|Amuntai]]. Candi-candi tersebut didirikan dengan tiang pancang ulin maupun dengan teknik konstruksi kalang sunduk yang menyesuaikan dengan kondisi tanah lahan basah yang selalu terendam di kala air pasang. Pada masa tersebut beberapa "kerajaan bubuhan" berhasil disatukan dalam satu kesatuan politik yang lebih kuat yaitu "Kerajaan Negara Dipa".
 
Sekitar tahun [[1362]] wilayah ini menjadi taklukan [[Majapahit]]. Inilah pemukiman masyarakat pendatang dengan pusat keraton yang memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan penduduk asli. Hunian di tepi [[sungai Negara]] ([[sungai Bahan]]) ini semula terpisah dengan pemukiman orang Pahuluan, orang Bukit maupun orang Maanyan tetapi oleh diffusi kebudayaan keraton Hindu yang dianggap sebagai kebudayaan lebih maju pada jamannya, maka etnis penduduk yang lebih asli tersebut ikut bercampur ke dalam budaya masyarakat Hindu tersebut yang disebut orang Batang Banyu.
 
Masyarakat kerajaan Hindu inilah yang juga menjadi cikal bakal [[suku Banjar]] yang mungkin dapat kita namakan sebagai orang Hindu Batangbanyu (orang Banjar Hindu). Bahasa yang digunakan di wilayah Batangbanyu sejak abad ke-13 telah mendapat pengaruh bahasa Jawa-Majapahit misalnya kata lawang (pintu), anum (muda) yang berasal dari [[bahasa Jawa]], sedangkan orang Bukit yang tinggal di pegunungan jauh dari pesisir tetap menggunakan beberapa kosa kata bahasa Melayu seperti pintu, muda, dinding, kunyit, padi, balai, dan sebagainya.
 
===Banjar===