Bharata (raja): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 9 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q1377025
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 17:
=== Latar belakang ===
[[Berkas:Dushmantasson.jpg|right|240px|thumb|[[Duswanta]] menolak untuk mengakui Bharata sebagai puteranya.]]
Bharata lahir sebagai putera dari pasangan [[Duswanta]] dan [[Sakuntala]]. Duswanta adalah seorang raja mahsyur dari [[Kerajaan Kuru]], sedangkan Sakuntala adalah puteri bidadari [[Menaka]] yang tumbuh dalam asuhan [[Resi]] [[Kanwa (resi)|Kanwa]].
 
Sebelum Bharata lahir, Sakuntala mengajukan syarat kepada Duswanta bahwa apabila anaknya lahir sebagai laki-laki, anak itu akan dinobatkan sebagai penerus tahta. Syarat itu disetujui oleh Duswanta. Setelah melakukan pernikahan secara ''gandarwa'', Sakuntala ditinggalkan oleh Duswanta karena terikat kewajiban sebagai raja. Duswanta tidak mengajak Sakuntala untuk pergi ke istananya. Ia menitipkan sebuah cincin dan berjanji bahwa ia akan kembali lagi untuk menjemput Sakuntala beserta anaknya apabila sudah lahir.
Baris 32:
Bharata menikahi Sunandadewi, ratu yang suci dan mulia. Dari pernikahannya, mereka tidak memiliki anak. Anak mereka tidak ada yang selamat, meninggal semua. Akhirnya mereka menyelenggarakan upacara keagamaan yang disebut ''Maruisoma'' supaya memperoleh keturunan. Upacara tersebut dilaksanakan di tepi [[sungai Gangga]]. Bharata memiliki sembilan putera, namun tidak satu pun dari mereka yang pantas untuk meneruskan pemerintahan. Dalam keadaan tersebut, Dewa Marudgana disertai dengan [[Bharadwaja]], datang ke tempat penyelenggaraan upacara. Mereka menunjuk Bharadwaja supaya diadopsi oleh Bharata. Bharadwaja berasal dari garis keturunan Anggira. Konon ia dapat membawa kemahsyuran bagi keturunan Bharata.
 
Akhirnya Bharata menerima [[Bharadwaja]] sebagai putera. Bharadwaja menikah dengan Susila. Sebagai putera angkat Bharata, ia dicalonkan menjadi raja, namun Bharadwaja tidak tertarik dengan kerajaannya. Ia lebih memilih mendalami kehidupan rohani. Untuk mengatasi kekecewaan Bharata, maka Bharadwaja menyelenggarakan upacara suci. Dalam upacara tersebut, Dewa [[Agni]] dipanggil untuk memberikan apa yang diminta oleh Bharata. Maka Bharata memiliki seorang putera bernama Bhumanyu.
 
Tak lama kemudian, Raja Bharata mangkat. Bharadwaja tinggal di istana sampai usia Bhumanyu cukup untuk meneruskan tugas ayahnya. Bharadwaja membimbingnya dan mengangkatnya menjadi raja. Tindakan Bharadwaja telah menyelamatkan garis keturunan Dinasti Puru. Dari garis keturunan Raja Bharata, kesatria-kesatria saleh seperti [[Pandawa]] akan lahir.