Chiune Sugihara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 25 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q161381
JThorneBOT (bicara | kontrib)
clean up, removed: {{Link FA|tl}}, {{Link GA|ja}}
Baris 18:
 
== Awal kehidupan ==
Chiune Sugihara dilahirkan pada [[1 Januari]] [[1900]] di [[Yaotsu, Gifu|Yaotsu]], daerah pedesaan di [[Prefektur Gifu]] dari [[wilayah Chubu]] di Jepang, dari ayah kelas menengah, Yoshimizu Sugihara, dan ibu dari kelas [[samurai]], Yatsu Sugihara. Ia adalah anak kedua dari lima orang anak lelaki dan seorang anak perempuan.
 
Pada 1912, ia lulus sebagai siswa terbaik dari Sekolah Furuwatari, lalu melanjutkan sekolahnya ke Daigo Chugaku (kini SMU Zuiryo) [[Nagoya]], sebuah gabungan SMP dan SMU. Ayahnya ingin agar ia mengikuti jejaknya sebagai dokter, namun ia dengan sengaja menggagalkan diri dalam ujian masuknya dengan hanya menuliskan namanya saja pada kertas-kertas ujiannya. Sebaliknya, ia masuk ke [[Universitas Waseda]] pada 1918 dan mengambil [[sastra Inggris]]. Pada 1919, ia lulus dalam ujian Bea Siswa Kementerian Luar Negeri. Kementerian Luar Negeri Jepang merekrutnya dan menugasinya ke [[Harbin]], [[Tiongkok]]. Di sana ia juga belajar [[bahasa Rusia]] dan [[bahasa Jerman]] dan belakangan menjadi ahli dalam masalah Rusia.
 
== Kantor Luar Negeri Manchuria ==
Ketika Sugihara bertugas di Kantor Luar Negeri Manchuria, ia ikut serta dalam perundingan-perundingan dengan [[Uni Soviet]] tentang [[Jalur Kereta Api Timur Jauh Tiongkok|Jalur Kereta Api Manchuria Utara]]. Ia melepaskan jabatannya sebagai Wakil Menteri Luar Negeri di [[Manchuria]] sebagai protes atas perlakuan yang buruk oleh bangsa Jepang terhadap rakyat Tiongkok setempat. Sementara di Harbin ia menjadi seorang [[Kristen Ortodoks]] dan menikah dengan seorang perempuan Rusia Putih yang bernama Klavdia. Mereka bercerai pada 1935, sebelum ia kembali ke Jepang. Di Jepang ia menikah dengan Yukiko Kikuchi, yang kemudian mengganti namanya menjadi {{nihongo|Yukiko Sugihara|杉原幸子|Sugihara Yukiko}} setelah pernikahannya. Mereka mendapatkan tiga orang anak lelaki. Chiune Sugihara juga bertugas di Departemen Informasi dari Kementerian Luar Negeri dan sebagai penerjemah bagi perwakilan Jepang di [[Helsinki]], [[Finlandia]].
 
== Lituania ==
Pada 1939 ia menjadi wakil konsul pada Konsulat Jepang di [[Kaunas]], [[Lituania]] (saat itu disebut ''Kovno''
([[bahasa Yiddish]]: קובנה, [[bahasa Polandia]]: Kowno). Tugas-tugasnya yang lain adalah melaporkan gerak-gerik pasukan-pasukan Soviet dan Jerman.
 
Menurut Dr. Ewa Palasz-Rutkowska<ref>{{cite web |title=Summary of the March 13 Lecture: "Polish-Japanese Secret Cooperation During World War II: Sugihara Chiune and Polish Intelligence" |url=http://www.tiu.ac.jp/~bduell/ASJ/3-95_lecture_summary.html |last=Palasz-Rutkowska |first=Ewa |date= |work= |publisher= |accessdate=2009-08-19}}</ref>, Sugihara tentu akan bekerja sama dengan intelijen Polandia, sebagai bagian dari kerja sama Jepang-Polandia yang lebih besar.
 
Setelah [[Pakta Molotov-Ribbentrop]] diikuti [[Invasi Polandia]] oleh Jerman pada [[1 September 1939]], dan pengambilalihan Lituania oleh Uni Soviet pada tahun [[1940]], banyak [[pengungsi Yahudi]] dari [[Polandia]] dan Lituania yang berusaha mendapatkan [[visa keluar]]. Tanpa visa itu, perjalanan akan berbahaya dan mereka tidak mungkin menemukan negara yang bersedia mengeluarkannya. Ratusan pengungsi datang ke konsulat Jepang di Kaunas, berusaha mendapatkan visa ke Jepang. Konsul [[Belanda]] [[Jan Zwartendijk]] telah memberikan kepada mereka izin perjalanan resmi ke negara tujuan ketiga yakni [[Curaçao]], sebuah pulau [[Karibia]] dan koloni Belanda yang tidak membutuhkan visa masuk, atau ke Guyana Belanda (setelah kemerdekaan, Guyana Belanda berganti nama menjadi [[Suriname]]). Pada saat itu, pemerintah Jepang menganut kebijakan resmi netral terhadap orang-orang Yahudi, namun menuntut bahwa visa hanya dikeluarkan bagi mereka yang telah melalui prosedur-prosedur imigrasi yang semestinya dan mempunyai cukup dana. Kebanyakan para pengungsi itu tidak memenuhi kriteria-kriteria ini. Sugihara dengan taat menghubungi Kementerian Luar Negeri Jepang hingga tiga kali untuk meminta petunjuk. Setiap kali, Kementerian menjawab bahwa siapapun yang memperoleh visa Jepang harus memiliki visa ke negara tujuan ketiga untuk keluar dari Jepang, tanpa kecuali.
 
Dari tanggal [[31 Juli]] hingga [[28 Agustus]] [[1940]], Sugihara mulai mengeluarkan visa atas inisiatifnya pribadi, setelah berkonsultasi dengan istrinya. Berulang kali ia mengabaikan persyaratan-persyaratan memperoleh visa Jepang. Walaupun jelas-jelas melanggar perintah yang diberikan atasannya, Sugihara mengeluarkan visa transit 10 hari melalui Jepang untuk orang-orang Yahudi. Dengan jabatannya dan budaya dalam Kementerian Luar Negeri Jepang, tindakan Sugihara mengeluarkan visa atas inisiatif pribadi adalah tindakan luar biasa dan tidak pernah terjadi sebelumnya. Ia membujuk para pejabat Soviet yang setuju untuk mengizinkan orang-orang Yahudi bepergian melalui negara itu via [[Jalur kereta api Trans-Siberia]] dengan membayar lima kali harga tiket biasa.
 
Sugihara terus menulisi visa dengan tangannya sendiri (konon hingga 18-20 jam per hari, hingga jumlah visa yang diterbitkan setiap hari sama dengan jumlah rata-rata visa yang dikeluarkan dalam sebulan) hingga 4 September 1940, ketika ia harus meninggalkan posnya sebelum konsulat Jepang ditutup. Pada saat itu ia telah mengeluarkan ribuan visa kepada orang-orang Yahudi, banyak di antaranya adalah kepala keluarga yang dapat membawa serta keluarga-keluarga mereka. Menurut para saksi, ia masih mengeluarkan visa sementara ia transit di hotel dan setelah menumpang kereta api, melemparkan visa-visa itu kepada kumpulan pengungsi yang putus asa menantikan di luar jendela kereta bahkan sementara kereta mulai berangkat.
Baris 44:
 
== Mengundurkan diri ==
Kementerian Luar Negeri Jepang, yang masih membutuhkan kecakapan bahasa dan organisasi Sugihara, memutuskan untuk menunda tindakan disipliner atas dirinya hingga kecakapannya tidak lagi dibutuhkan. Sugihara ditugasi sebagai Konsul Jenderal di [[Praha]], [[Cekoslowakia]], pada 1941 di [[Königsberg]] dan di kantor perwakilan Jepang di [[Bucharest]], [[Rumania]]. Ketika Rusia memasuki Rumania, pasukan-pasukan Soviet memenjarakan Sugihara dan keluarganya di sebuah kamp [[tahanan perang]] selama 18 bulan. Mereka dilepaskan pada 1946 dan kembali ke Jepang melalui Uni Soviet via jalur kereta api Trans-Siberia dan tiba di pelabuhan Nakhodka.
 
Pada 1947 kantor Kementerian Luar Negeri Jepang memintanya mengundurkan diri, dengan alasan pengurangan staf. Sebagian sumber mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri mengatakan kepada Sugihara bahwa ia dipecat karena "insiden tersebut" di Lituania.
 
Pada Oktober 1991, Kementerian mengatakan kepada keluarga Sugihara bahwa pengunduran diri Sugihara adalah bagian dari pergeseran personalia di Kementerian tak lama setelah berakhirnya perang. Kementerian Luar Negeri menerbitkan sebuah surat pernyataan sikap pada 24 Maret 2006 yang menyatakan bahwa tidak ada bukti bahwa Kementerian telah memaksakan tindakan disipliner atas Sugihara. Kementerian juga menyatakan bahwa Sugihara adalah salah satu dari banyak diplomat yang mengundurkan diri dengan suka rela, namun bahwa rincian alasan pribadinya "sulit dikonfirmasikan". Kementerian memuji perilaku Sugihara dalam laporannya, dan menyebutnya sebagai suatu "keputusan yang berani dan manusiawi."
 
== Kehidupan di kemudian hari ==
Sugihara menetap di [[Fujisawa]] di [[Prefektur Kanagawa]]. Ia mulai bekerja untuk sebuah perusahaan ekspor sebagai Manajer Umum dari U.S. Military Post Exchange. Dengan memanfaatkan kefasihannya bahasa Rusianya, Sugihara kemudian bekerja dan tinggal dalam keadaan yang tidak mencolok di Uni Soviet selama 16 tahun, sementara keluarganya tetap tinggal di Jepang.
 
Pada [[1968]], Jehoshua Nishri, atase ekonomi Kedutaan Besar Israel di Tokyo, dan salah seorang dari orang yang diselamatkan oleh Sugihara, akhirnya berhasil menemukan dan menghubungi Sugihara. Pada tahun 1940, Nishri adalah seorang remaja Polandia. Tahun berikutnya Sugihara mengunjungi [[Israel]] dan disambut oleh pemerintah Israel. Mereka yang diselamatkan oleh Sugihara mulai melobi agar namanya dicantumkan dalam tugu peringatan [[Yad Vashem]].
 
Pada [[1985]] Chiune Sugihara dianugerahi kehormatan sebagai [[Orang yang Benar di antara Bangsa-bangsa]] ([[bahasa Ibrani]]: חסידי אומות העולם), [[transliterasi]] ''Khasidei Umot ha-Olam'') oleh [[Pemerintah Israel]]. Sugihara terlalu lemah untuk pergi ke Israel sehingga istrinya dan anaknyalah yang mewakilinya menerima kehormatan tersebut.
Baris 114:
* J.W.M. Chapman, The Polish Connection: Japan, Poland and the Axis Alliance. Proceedings of the British Association for Japanese Studies, v. 2, 1977.
* Teresa Watanabe, “[http://alb.merlinone.net/mweb/wmsql.wm.request?oneimage&imageid=5712322 Japan's Schindler also saved thouands]”, Los Angels Times, March 20, 1994.
* Dina Porat, “The Holocaust in Lithuania: Some Unique Aspects”, in David Cesarani (ed.),The Final Solution : Origins and Implementation, London, Routledge, 1994, pp.159-175&nbsp;159–175.
* J.W.M. Chapman, “[http://www.informaworld.com/smpp/content~db=all~content=a777429407 Japan in Poland's Secret Neighbourhood War]” in Japan Forum No.2, 1995.
* Ewa Pałasz-Rutkowska & Andrzej T. Romer, “[http://www.informaworld.com/smpp/content~db=all~content=a777429408~frm=titlelink?words=romer,andrzej Polish-Japanese co-operation during World War II] ” in Japan Forum No.7, 1995.
Baris 153:
[[Kategori:Tokoh kemanusiaan]]
[[Kategori:Tokoh dari Prefektur Gifu]]
 
{{Link GA|ja}}
{{Link FA|tl}}