Taqiyyuddin an-Nabhani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 1:
{{noref}}
'''Syekh Muhammad Taqiyyuddin bin Ibrahim bin Musthafa bin Ismail bin [[Yusuf An Nabhani]]''' dilahirkan pada [[1909]] di daerah [[Ijzim]]. Namanya dinisbatkan kepada kabilah Bani Nabhan, yang termasuk orang [[Bangsa Arab|Arab]] penghuni padang sahara di [[Palestina]]. Mereka bermukim di daerah Ijzim yang termasuk wilayah [[Haifa]] di Palestina Utara.
== Masa kecil ==
Ia mendapat didikan ilmu dan [[agama]] di rumah dari [[ayah]]nya sendiri, seorang [[
== [[Pendidikan]] ==▼
Syeikh Yusuf an-Nabhani adalah termasuk tokoh sejarah masa akhir [[Khilafah]] [[Utsmaniyah]]. Ia berpendapat bahwa Khalifah Utsmaniyah merupakan penjaga agama dan [[akidah]], simbol kesatuan kaum [[Muslimin]], dan mempertahankan institusi umat. Syeikh Yusuf bertentangan dengan [[Muhammad Abduh]] dalam metode tafsir. Muhammad Abduh menyerukan perlunya penakwilan nas agar tafsir merujuk pada tuntutan situasi dan waktu. Ia juga bertentangan dengan [[Jamaluddin al-Afghani]], Muhammad Abduh dan murid-muridnya yang sering menyerukan reformasi agama. Menurut dia, tuntutan reformasi itu meniru [[Protestan]]. Dalam Islam tidak ada reformasi agama (seperti dalam pemahaman Protestan). Ia juga menentang gerakan [[misionaris]] dan sekolah-sekolah misionaris yang mulai tersebar pada saat itu.
Oleh karena itu, di samping seorang ulama yang faqih, Syeikh Yusuf an-Nabhani juga terkenal sebagai seorang politikus yang selalu memperhatikan dan mengurus urusan umat. Berkenaan Syeikh Yusuf An-Nabhani, beberapa penulis biografi menyebutkan,
"(Dia adalah) Yusuf bin Ismail bin Yusuf bin Hasan bin Muhammad an-Nabhani asy Syafi'i. Julukan baginya adalah Abu al-Mahasin. Dia adalah seorang penyair, [[sufi]], dan termasuk salah seorang qadhi yang terkemuka. Dia menangani peradilan (qadha') di Qushbah Janin, yang termasuk wilayah [[Nablus]]. Kemudian ia berpindah ke [[Konstantinopel]] (Istanbul) dan diangkat sebagai qadhi untuk menangani peradilan di [[Sinjiq]] yang termasuk wilayah [[Moshul]]. Dia kemudian menjabat sebagai ketua Mahkamah jaza' di al-Ladziqiyah, sebelum pindah ke al-Quds. Selanjutnya ia menjabat sebagai ketua Mahkamah Huquq di [[Beirut]]. Dia menulis banyak kitab yang jumlahnya mencapai hingga 80 buah."
Pembesaran Syeikh Taqiyuddin dalam suasana keagamaan seperti itu, ternyata memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian dan pandangan hidupnya. Syeikh Taqiyuddin telah menghafal [[Al-Quran]] dalam usia yang sangat muda, yaitu sebelum ia mencapai umur 13 tahun. Dia banyak mendapat pengaruh dari kakeknya, Syeikh Yusuf an-Nabhani dalam banyak hal. Syeikh Taqiyuddin juga sudah mulai mengerti masalah-masalah politik yang penting, di mana kakeknya menempuh atau pun mengalami kejadian tersebut secara langsung karena hubungannya yang erat dengan para Khalifah Daulah Utsmaniyah saat itu. Ia banyak menimba ilmu melalui dewan dan diskusi-diskusi fiqih yang diselenggarakan oleh kakeknya.
Kecerdasan dan kecerdikan Syeikh Taqiyuddin yang menonjol tatkala mengikuti majelis-majelis ilmu tersebut telah menarik perhatian kakeknya. Oleh sebab itu, kakeknya begitu memerhatikan Syeikh Taqiyuddin dan berusaha meyakinkan ayahnya -Syeikh Ibrahim bin Musthafa-tentang perlunya mengirim Syeikh Taqiyuddin ke [[al-Azhar]] untuk melanjutkan pendidikan nya dalam ilmu [[syariah]].
Syekh Taqiyyuddin menerima pendidikan dasar-dasar ilmu syari'ah dari ayah dan kakeknya, yang telah mengajarkan hafalan Al Qur'an sehingga ia hafal Al Qur'an seluruhnya sebelum baligh. Di samping itu, ia juga mendapatkan pendidikannya di [[sekolah]]-sekolah negeri ketika ia bersekolah di [[sekolah dasar]] di daerah Ijzim.
Baris 27 ⟶ 40:
Syekh Taqiyyuddin An Nabhani meninggal dunia pada tahun 1398 [[Kalender Hijriyah|H]]/ [[1977]] [[Masehi|M]] dan dikuburkan di Pekuburan Al Auza'i di [[Beirut]].
== Sumbangan
Ia telah meninggalkan kitab-kitab penting yang dapat dianggap sebagai kekayaan pemikiran yang tak ternilai harganya. Karya-karya ini menunjukkan bahwa Syekh Taqiyyuddin An Nabhani merupakan seorang yang mempunyai pemikiran brilian dan analisis yang cermat. Karya-karya Syekh Taqiyyuddin An Nabhani yang paling terkenal, yang memuat pemikiran dan [[ijtihad]]nya antara lain :
# ''Nizhamul Islam''.
|