Pembubaran Yugoslavia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andika (bicara | kontrib)
k paragraph reformat
Baris 6:
(MENAPAKI PENGALAMAN YUGOSLAVIA)
 
====Pengantar.====
Sadarkah kita, bahwa pada saat memasuki millenium ketiga bangsa Indonesia justru berada disimpang jalan. Sayangnya bukan diantara dua pilihan yang sama-sama menarik, melainkan pilihan untuk tetap eksis sebagai bangsa yang besar atau menjadi hancur berkeping-keping akibat disintegrasi. [[Reformasi]] memang menghasilkan sesuatu yang luar biasa, yakni lahirnya demokrasi yang sudah lama kita impikan. Namun korban yang harus kita berikan juga tidak kecil, tidak saja keambrukan perikehidupan ekonomi, politik, sosial budaya dan bahkan yang paling tragis adalah bahaya disintegrasi bangsa yang bertiup kencang.
Krisis yang terjadi di Indonesia nampaknya dimulai dari serangan badai krisis ekonomi dan moneter. Dari sini dengan cepat menggulir ke situasi hilangnya kepercayaan rakyat kepada pemerintah yang bagai tak terbendung menyeret bangsa Indonesia kedalam kancah krisis politik. Tergulingnya rezim, lahirnya pemerintahan transisi, bahkan pemilihan umum yang dinilai telah berlangsung demokratis, jujur dan adilpun akhirnya tak mampu membendung rontoknya kehidupan berpolitik. Itu belum yang paling buruk. Seolah tak mau ketinggalan, kemudian muncul fenomena sosial budaya yang sangat memprihatinkan. Berbagai kerusuhan merebak dimana-mana, penjarahan, perampokan, pemerkosaan pembakaran, pembunuhan seolah menjadi bagian dari keseharian. Mula-mula bernuansa kecemburuan sosial ekonomi, kemudian merembet ke sentimen antar etnis dan agama, maka berderetlah kisah sedih mulai dari tragedi Banyuwangi, Ketapang, Tasikmalaya, Ambon, Sambas, Cipayung dan masih banyak lagi. Kewibawaan hukum seolah lenyap ditelan bumi, masyarakat mulai mempersenjatai diri masing-masing karena aparat keamanan yang jumlahnya sangat terbatas tak sanggup lagi mengendalikan situasi. Tibalah pada puncak prahara, ketika berbagai daerah seakan berlomba menuntut kemerdekaan. Memang ironis, gejala ini seakan sebuah [[paradoks]], dimana kecenderungan umum di dunia menuju kearah globalisasi yang menghilangkan batas-batas negara , kita justru akan mulai membagi-bagi wilayah.
Tetapi kita tidak sendiri. Kehancuran Uni Soviet juga dimulai dari reformasi ([[Glasnost dan Perestroika]]). Meskipun demikian ada pula contoh reformasi yang berhasil. Akhirnya terpulang kepada kita sendiri, apakah kita ingin negara dan bangsa ini hancur berkeping-keping seperti Uni Soviet atau kita mampu mengendalikan diri agar negara dan bansga tercinta ini tetap utuh dan jaya. Tulisan ini sengaja disusun untuk memberikan gambaran tentang proses disintegrasi yang terjadi di Yugoslavia dan merupakan suatu telaah untuk digunakan sebagai bahan pembanding dengan apa yang berkembang di tanah air. Kebetulan penulis sedang bertugas di Yugoslavia dan menyaksikan proses dan puncak krisis perpecahan yang terjadi di Yugoslavia, oleh karena itu melalui pelajaran pelajaran yang dapat dipetik dari peristiwa itu, semoga kejadian tragis tersebut tidak terjadi di Indonesia. Ucapan terima kasih yang setinggi tingginya disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tulisan ini dapat terwujud dan dengan segala kerendahan hati tentunya penyusun mohon maaf atas segala kekurangan dan keterbatasan. Saran dan kritik akan diterima dengan terbuka dan senang hati guna meningkatkan kesempurnaan tulisan. Semoga persembahan sederhana ini dapat menyentuh sanubari kita untuk kembali merenungkan pilihan dalam menempuh jalan panjang menuju kebesaran dan kejayaan bangsa Indonesia.
 
====Angin reformasi di Yugoslavia.====
Tetapi kita tidak sendiri. Kehancuran Uni Soviet juga dimulai dari reformasi ([[Glasnost dan Perestroika]]). Meskipun demikian ada pula contoh reformasi yang berhasil. Akhirnya terpulang kepada kita sendiri, apakah kita ingin negara dan bangsa ini hancur berkeping-keping seperti Uni Soviet atau kita mampu mengendalikan diri agar negara dan bansga tercinta ini tetap utuh dan jaya. Tulisan ini sengaja disusun untuk memberikan gambaran tentang proses disintegrasi yang terjadi di Yugoslavia dan merupakan suatu telaah untuk digunakan sebagai bahan pembanding dengan apa yang berkembang di tanah air. Kebetulan penulis sedang bertugas di Yugoslavia dan menyaksikan proses dan puncak krisis perpecahan yang terjadi di Yugoslavia, oleh karena itu melalui pelajaran pelajaran yang dapat dipetik dari peristiwa itu, semoga kejadian tragis tersebut tidak terjadi di Indonesia. Ucapan terima kasih yang setinggi tingginya disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tulisan ini dapat terwujud dan dengan segala kerendahan hati tentunya penyusun mohon maaf atas segala kekurangan dan keterbatasan. Saran dan kritik akan diterima dengan terbuka dan senang hati guna meningkatkan kesempurnaan tulisan. Semoga persembahan sederhana ini dapat menyentuh sanubari kita untuk kembali merenungkan pilihan dalam menempuh jalan panjang menuju kebesaran dan kejayaan bangsa Indonesia.
 
Angin reformasi di Yugoslavia.
 
Bangsa yang besar dan disegani.
Sejarah negara Yugoslavia dapat ditelusuri sejak abad ke- VI, dan bangsa yang dianggap sebagai nenek moyang bangsa Yugoslavia ialah bangsa Carpadus. Bangsa-bangsa yang berturut-turut datang dan menguasai wilayah tertentu di Yugoslavia antara lain bangsa Romawi, Bangsa Perancis, Austro-Hungaria, Turki, Italia, dan Jerman. Diwilayah Yugoslavia yang sekarang ini pertama-tama terdapat beberapa bangsa kecil yang berdiri sendiri-sendiri sehingga memungkinkan bangsa-bangsa pendatang tersebut menjajah beberapa wilayah dalam kurun waktu yang cukup panjang. Perjuangan bangsa Yugoslavia untuk mengusir penjajah dimulai oleh Serbia dan Montenegro yang mendapat pengakuan kemerdekaan sepenuhnya dalam tahun 1878. Dalam [[perang Balkan]] tahun 1912, mengadakan persekutuan dengan Bulgaria dan Yunani melawan Turki dan berhasil mengakhiri penjajahan Turki di Yugoslavia. Dalam tahun 1914 situasi politik di Yugoslavia menjadi genting karena pembunuhan putra mahkota [[Austro-Hungaria]], Franz Ferdinand, di Sarajevo oleh seorang pemuda Serbia bernama Gavrilo Princip, anggota Organisasi Pemuda "Bosnia Muda". Kejadian tersebut memperuncing hubungan Serbia dengan Austro-Hungaria karena Austria menuduh komplotan Serbia sebagai mendalangi pembunuhan itu. Pemerintah Serbia menolak permintaan Austro-Hungaria untuk menyelidiki kasus tersebut. Tindakan Serbia yang melaksanakan mobilisasi umum menyebabkan Austro-Hungaria mengumumkan perang terhadap Serbia dan akibatnya pecahnya [[Perang Dunia Pertama]]. Pada akhir Perang Dunia-I tersebut terbentuklah Kerajaan Serbia - Kroasia -Slovenia pada tanggal 1 Desember 1918 dibawah pimpinan Raja [[Aleksandar Karadjordjevic]] dari Serbia, yang kemudian pada tahun 1929 berubah nama menjadi Kerajaan Yugoslavia. Ia terbunuh di Marseilles tahun 1934 oleh Komplotan “Ustashi” Kroasia. Pemerintahan dijalankan oleh Pangeran Paul, oleh karena putra Raja Aleksandar yaitu Putra Mahkota Petar baru berusia 11 tahun. Dalam Perang Dunia II, Pangeran Paul bersikap pro Jerman, maka rakyat menunjukkan sikap tidak puas, sehingga akhirnya Pangeran Paul terpaksa meletakkan jabatan pada tahun 1941. Sejak saat itu pemerintah dipegang oleh Raja [[Petar Karadjordjevic]].
Kemenangan-kemenangan Jerman dalam permulaan PD-II kemudian membawa tentara Jerman-Italia-Hungaria ke Beograd dan wilayah Yugoslavia lainnya, dan pada tanggal 6 April 1941 Kerajaan Yugoslavia jatuh, Raja Petar Karadjordjevic melarikan diri ke Inggris lengkap dengan keluarga istana dan semua anggota Pemerintah. Perlawanan terhadap kekuasan fasis dilakukan oleh pasukan-pasukan “[[Chetnik]]” yaitu tentara Kerajaan Yugoslavia yang tidak mau menyerah kepada Jerman. Pasukan tersebut melaksanakan gerilya dibawah pimpinan Kolonel Draza Mihailovic. Kemudian di kalangan partai muncul Partai Komunis Yugoslavia, dan ikut melakukan perlawanan bersenjata sejak tanggal 4 Juli 1941 untuk mengakhiri pendudukan Jerman dengan sekutu-sekutunya. Terdapat perbedaan prinsip antara golongan Chetnik yang menghendaki Yugoslavia merdeka tetap dalam bentuk Kerajaan dengan Partai Komunis Yugoslavia yang menghendaki pembentukan negara komunis, sehingga didalam negeri Yugoslavia terdapat perpecahan dikalangan rakyat untuk mendapatkan kemerdekaan. Perjuangan Partai Komunis Yugoslavia dibawah pimpinan Tito yang dikenal sebagai [[Perang Partisan]], akhirnya pada tanggal 29 November 1943 berhasil membentuk " Anti Fascist Council of the National Liberation of Yugoslavia" (AFCNLY) dan yang bertindak sebagai pemerintahan Yugoslavia semasa perang. Pada tahun 1945 tentara pembebasan Yugoslavia yang inti kekuatannya adalah tentara Partisan berhasil membebaskan wilayah Yugoslavia dari tangan Fasis Jerman-Italia.
Dengan berakhirnya PD-II, Partai Komunis Yugoslavia keluar dari peperangan membawa dua kemenangan, yaitu kemenangan perjuangan bersenjata melawan Jerman dan sekutunya serta kemenangan politik yakni mendapat simpati rakyat. Pemerintah yang berhasil dibentuk bernama "Pemerintah Federal Demokrasi Yugoslavia" dan Perdana Menteri terpilih Tito. Badan Anti Fascist Nasional Yugoslavia pada tanggal 10 Agustus 1945 disyahkan sebagai Parlemen Sementara. Pada tanggal 11 September 1945 pemilu berhasil membentuk Parlemen Yugoslavia dan dalam pemilu tersebut dimenangkan oleh golongan Tito. Selanjutnya Parlemen mengeluarkan deklarasi pada tanggal 29 November 1945 tentang Proklamasi Yugoslavia dengan nama resmi Negara Republik Federasi Rakyat Yugoslavia, selanjutnya sejak tanggal 7 April 1963 diubah menjadi Republik Federasi Sosialis Yugoslavia.
Dengan berakhirnya PD-II, Partai Komunis Yugoslavia keluar dari peperangan membawa dua kemenangan, yaitu kemenangan perjuangan bersenjata melawan Jerman dan sekutunya serta kemenangan politik yakni mendapat simpati rakyat. Pemerintah yang berhasil dibentuk bernama "Pemerintah Federal Demokrasi Yugoslavia" dan Perdana Menteri terpilih Tito. Badan Anti Fascist Nasional Yugoslavia pada tanggal 10 Agustus 1945 disyahkan sebagai Parlemen Sementara. Pada tanggal 11 September 1945 pemilu berhasil membentuk Parlemen Yugoslavia dan dalam pemilu tersebut dimenangkan oleh golongan Tito. Selanjutnya Parlemen mengeluarkan deklarasi pada tanggal 29 November 1945 tentang Proklamasi Yugoslavia dengan nama resmi Negara Republik Federasi Rakyat Yugoslavia, selanjutnya sejak tanggal 7 April 1963 diubah menjadi Republik Federasi Sosialis Yugoslavia.
 
====Awal bencana.====
 
Dimasa kepemimpinan Tito Republik Federasi Sosialis Yugoslavia cukup populer di fora internasional, berkat popularitas kepemimpinan pribadi Tito. Figur Tito sebagai tokoh pemersatu bangsa Yugoslavia memang tepat karena disamping bakat kepemimpinan dan kewibawaannya, sebagai keturunan dari etnis Kroasia Tito menikah dengan warga etnis Serbia. Akan tetapi keadaan kemudian berubah yaitu ketika pada bulan Mei 1980 Tito meninggal dunia tanpa sempat mempersiapkan pengganti yang sekuat dirinya. Sepeninggal Tito, kehidupan politik dan negara seakan-akan kehilangan arah. Negara yang kemudian dipimpin secara kolektip oleh suatu badan [[Presidensi]] berjumlah delapan orang dan partai juga dipimpin [[Presidium]] beranggotakan 24 orang, ternyata praktek pengambilan keputusan sering berbenturan satu sama lain, sesuai dengan kepentingan masing-masing dan memperdalam perpecahan. Demikian juga pengaruh pimpinan Federal (partai maupun Negara) menjadi semakin berkurang, dan dilain fihak pengaruh kekuasaan Republik bagian menjadi bertambah kuat.
Perkembangan ini semakin membawa Yugoslavia kearah jurang perpecahan nasional ketika tahun 1991 Slovenia dan Kroasia menarik anggotanya dari badan kolektip tersebut dan kemudian diikuti oleh wakil-wakil dari Republik Makedonia dan Bosnia Herzegovina. Puncak dari memburuknya situasi politik di Yugoslavia ialah ketika pada tanggal 25 Juni 1991 Slovenia dan Kroasia memproklamirkan kemerdekaan dan kedaulatannya secara sefihak yang diikuti dengan pembentukan mata uang sendiri, termasuk pembentukan Angkatan Bersenjata dan penentuan tapal batas wilayah negara sendiri. Setelah itu Republik Bosnia Herzegovina pada bulan Maret 1992 mengadakan [[referendum]] untuk menentukan sebagai negara merdeka atau tetap dalam Federasi. Referendum yang diboikot oleh etnis Serb di Bosnia Herzegovina (karena etnis Serb di Bosnia Herzegovina tanggal 30 Maret 1992 telah mengadakan referendum sendiri dan memutuskan tetap tinggal di Yugoslavia) tersebut menghasilkan suatu keputusan untuk merdeka. Oleh sebab itu pada tanggal 6 April 1992 kelompok negara-negara ME dan AS kemudian memberikan pengakuan dengan segera kepada Republik Slovenia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina, tanpa menunggu tercapainya stabilitas politik diwilayah-wilayah tersebut. Dengan adanya pengakuan negara-negara lain kepada kemerdekaan Republik Slovenia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina, maka Republik Serbia dan Republik Montenegro membentuk Federasi Yugoslavia versi baru dengan nama "Republik Federasi Yugoslavia" pada tanggal 27 April 1992 namun tidak mendapat pengakuan internasional sebagaimana republik-republik bagian yang memisahkan diri tersebut. Sedangkan Republik Makedonia yang juga menyatakan kemerdekaannya, namun karena namanya yang ditentang oleh Yunani menghambat pengakuan dari Masyarakat Eropa.
 
===Korban mulai berjatuhan===