Maluku: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sobboy Moi (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 6861346 oleh Tjibbe I (bicara)
Sobboy Moi (bicara | kontrib)
Baris 61:
Mereka umumnya memiliki ''kulit gelap'', ''rambut ikal'', ''kerangka tulang besar dan kuat'' serta profil tubuh yang lebih ''atletis'' dibanding dengan suku-suku lain di Indonesia, dikarenakan mereka adalah suku kepulauan yang mana aktivitas laut seperti berlayar dan berenang merupakan kegiatan utama bagi kaum pria.
 
Sejak zaman dahulu, banyak di antara mereka yang sudah memiliki darah campuran dengan suku lain yaitu dengan bangsa [[Eropa]] (umumnya [[Belanda]] dan [[Portugal]]) serta [[Spanyol]],kemudian [[bangsa Arab]] sudah sangat lazim mengingat daerah ini telah dikuasai bangsa asing selama 2300 tahun dan melahirkan keturunan keturunan baru, yang mana sudah bukan ras [[Melanesia]] murni lagi namun tetap mewarisi dan hidup dengan beradatkan gaya Melanesia-Alifuru.
 
Karena adanya percampuran kebudayaan dan ras dengan orang Eropa dan Arab inilah maka [[Maluku]] merupakan satu-satunya wilayah [[Indonesia]] yang digolongkan sebagai daerah yang memiliki kaum [[Mestizo]] terbesar selain [[Timor Leste]] (Timor Leste, sekarang menjadi negara sendiri]]. Bahkan hingga sekarang banyak nama fam/mata ruma di Maluku yang berasal adat bangsa asing seperti [[Belanda]] (Van Afflen, Van Room, De Wanna, De Kock, Kniesmeijer, Gaspersz, Ramschie, Payer, Ziljstra, Van der Weden dan lain-lain) serta [[Portugal]] (Da Costa, De Fretes, Que, Carliano, De Souza, De Carvalho, Pareira, Courbois, Frandescolli dan lain-lain). Ditemukan pula fam/mata ruma keturunan bangsa [[Spanyol]] (Oliviera, Diaz, De Jesus, Silvera, Rodriguez, Montefalcon, Mendoza, De Lopez dan lain-lain) serta fam-fam [[Bangsa Arab|Arab]] yang langsung dari [[Hadramaut]] (Al-Kaff, Al Chatib, Bachmid, Bakhwereez, Bahasoan, Al-Qadri, Alaydrus, Assegaff dan lain-lain). Cara penulisan fam orang [[Ambon]]/Maluku pun masih mengikuti dan disesuaikan dengan cara pembacaan ejaan asing seperti ''Rieuwpassa'' (baca: Riupasa), ''Nikijuluw'' (baca: Nikiyulu), ''Louhenapessy'' (baca: Lohenapesi), ''Kallaij'' (baca: Kalai) dan ''Akyuwen'' (baca: Akiwen).