Aksara Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 521:
Pada pertengahan tahun 1993 dan Maret 1998, Jeroen Hellingman mengajukan proposal untuk mendaftarkan aksara Jawa ke [[Unicode]]. Selanjutnya sekitar 2002, [[Jason Glavy]] membuat "[[font]]" aksara Jawa<ref>http://yulian.firdaus.or.id/2005/04/20/unicode-hanacaraka/comment-page-4/#comment-3246</ref> yang diedarkan secara bebas dan juga mengajukan proposal ke Unicode. Namun kedua proposal ini tidak diterima, dan baru sejak awal 2005 dilakukan usaha bertahap yang nyata untuk mengintegrasikan aksara Jawa ke dalam Unicode setelah [[Michael Everson]] membuat suatu ''code table'' sementara untuk didaftarkan. Kelambatan ini terjadi karena kurangnya dukungan dari masyarakat pengguna aksara Jawa.
 
Kemudian semenjakPada Kongres Bahasa Jawa (KBJ) 2006, mulai terhimpun dukungan dari masyarakat pengguna. Sejak gelaran KBJ IV di Semarang pada tahun 2006, usaha untuk meregistrasi aksara Jawa dalam standar Unicode mulai intensif dilaksanakan. Tim khusus Registrasi Unicode aksara Jawa berhasil dibentuk dengan dikomandani oleh [http://ganeshana.org/ Hadiwaratama/Hadi Waratama] (Bandung), Ki [http://ki-demang.com Sudarto HS]/Ki Demang Sokowaten (Jakarta) dan Ki Bagiono Sumbogo/Djokosumbogo (Jakarta). Kerja keras selama kurang lebih 3 tahun ini akhirnya membuahkan hasil dengan telah diterimanya aksara Jawa sebagai aksara yang diakui dalam standar Unicode versi 5.2 (tergabung dalam Amandemen 6) yang keluar pada tanggal 1 Oktober 2009.<ref>[http://www.unicode.org/versions/Unicode5.2.0/ Unicode 5.2.0]</ref> Dalam pernyataan resmi di situs Unicode, disebutkan orang-orang yang terlibat dalam upaya penstandaran aksara Jawa ini adalah: Bagiono Djokosumbogo, Michael Everson (teknis), Hadiwaratama (ketua tim), Donny Harimurti, Sutadi Purnadipura, dan Ki Demang Sokowaten. <ref>http://www.unicode.org/acknowledgements/Unicode6.0.0/techcontrib.html</ref><ref>http://www.unicode.org/acknowledgements/Unicode6.0.0/editorial.html lebih lanjut tentang Michael Everson</ref>
 
Sebenarnya dalam aksara-aksara Nusantara, aksara Jawa merupakan yang ke-5 untuk diakui Unicode, setelah aksara Bugis, aksara Bali (keduanya sejak 5.0<ref>http://www.unicode.org/versions/Unicode5.0.0/Acknowledge.pdf</ref><ref>[http://yulian.firdaus.or.id/2005/04/20/unicode-hanacaraka/comment-page-4/#comment-4841 Proses komputerisasi aksara Bali]</ref>), aksara Rejang dan aksara Sunda (keduanya sejak 5.1<ref>http://www.unicode.org/acknowledgements/Unicode6.0.0/techcontrib.html</ref>) telah diakui. Dibandingkan dengan aksara Bali (aksara Nusantara lain dengan kompleksitas yang sama dilihat dari segi ''rendering'') aksara Jawa perlu waktu pengembangan yang lebih lama hingga akhirnya diterima dalam [[Unicode]].
 
=== Blok ===