Konoe Fumimaro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Midori (bicara | kontrib)
terjemahan mesin WP:PDMA menyepakati "selatan" strategi
Baris 1:
{{refimprove|date=February 2008}}
{{Infobox Prime Minister
|name = Fumimaro Konoe
|native_name = 近衞 文麿
|image = Fumimaro Konoe Humimaroclear background.jpg
|imagesize = 200px
|office = [[Perdana Menteri Jepang]] [[Daftar Perdana Menteri Jepang|ke-34, 38 dan 39]]
|monarch = [[Hirohito|Shōwa]]
|term_start = 22 Juli 1940
Baris 29 ⟶ 30:
}}
 
[[Berkas:Fumimaro Konoe 6.jpg|thumb|right|Konoe Fumimaro (April 1939)]]
[[Duke|Pangeran]] {{nihongo|'''Fumimaro Konoe'''|近衛 文麿|''Konoe Fumimaro''|extra=dieja ''Konoye'', {{lahirmati|[[Tokyo]], [[Kekaisaran Jepang|Jepang]]|12|10|1891|[[Tokyo]], [[Pekerjaan Jepang|Jepang]]|16|12|1945}}}} adalah Jepang [[politisi]] di [[Kekaisaran Jepang]] yang menjabat sebagai ke-34, ke-38 dan ke-39 [[Perdana Menteri Jepang]] dan pendiri/pemimpin [[Taisei Yokusankai]]. Ia menjadi Perdana Menteri dalam memimpin-up ke Jepang memasuki Perang Dunia II.
[[Berkas:Fumimaro Konoe.jpg|thumb|right|Konoe Fumimaro (1938)]]
[[Berkas:Second Cabinet of Fumimaro Konoe.jpg|thumb|right|Konoe dengan menteri kabinetnya, termasuk Perang Menteri Hideki Tojo, baris kedua, kedua dari kiri (22 Juli 1940)]]
[[Berkas:Corpse of Fumimaro Konoe.jpg|thumb|right|Sebuah koroner SCAP melakukan postmortem pada Konoe (17 Desember 1945)]]
 
{{nihongo|'''Pangeran Fumimaro Konoe'''|近衛 文麿|Konoe Fumimaro; Konoe juga dieja Konoye|{{lahirmati|Tokyo|12|10|1891|Tokyo|16|12|1945}}}} adalah seorang politisi Jepang dalam pemerintahan [[Kekaisaran Jepang]] yang menjabat [[Perdana Menteri Jepang]] ke-34, ke-38, dan ke-39. Ia adalah pendiri/ketua [[Taisei Yokusankai]], dan menjabat perdana menteri ketika Jepang melibatkan diri dalam [[Perang Dunia II]].
== Early life ==
[[Image:Konoe Atsumaro.jpg|thumb|Ayah Kone Fumimaro, [[Konoe Atsumaro]]]]
 
== Masa muda ==
Pangeran Fumimaro Konoe dilahirkan dalam kuno [[Klan Fujiwara]], dan merupakan pewaris [[Keluarga Konoe]] di [[Tokyo]]. Ayah Konoe itu, [[Konoe Atsumaro|Atsumaro]], telah aktif secara politik, karena mengorganisasi Anti-Rusia Masyarakat pada tahun 1903. Kematian Atsumaro yang tersisa Konoe dengan gelar Pangeran, banyak status sosial tapi tidak banyak uang.
Pangeran Fumimaro Konoe dilahirkan sebagai pewaris [[keluarga Konoe]] yang merupakan bagian dari [[klan Fujiwara]]. Ayahnya yang bernama [[Konoe Atsumaro]] telah lama aktif secara politik, dan pernah mendirikan Ikatan Anti-Rusia pada tahun 1903. Setelah ayahnya meninggal, Fumimaro Konoe mewarisi gelar pangeran, status sosial yang banyak, namun ayahnya tidak mewarisi cukup banyak uang.
 
Pangeran Konoe berhasil melobi untukagar dimasukkandirinya diikutsertakan dalam delegasi Jepang yang dikirim ke [[Konferensi Perdamaian Paris, 1919]]. Pada tahun 1918, sebelum berangkat ke [[Istana Versailles (kota) | Versailles]], ia menerbitkan sebuah esai berjudul ''Reject Menolakthe Anglo-AmerikaAmerican-Centered Peace'' (''Tolak Perdamaian Inggris-Amerika Sentris''). Setelah terjemahanditerjemahkan oleh wartawan Amerika [[Thomas Franklin Fairfax Millard]], penasihat politik Jepang [[Saionji Kinmochi]] menulis bantahan dalam jurnalnya,jurnal '' Millard's UlasanReview''.<ref>Kazuo Yagami, Konoe Fumimaro and the Failure of Peace in Japan, 1937–1941: A Critical Appraisal of the Three-time Prime Minister (McFarland, 2006):19.</ref>
 
Pada tahun 1925, Konoe mendapat perhatian publik yang menguntungkan dirinya setelah mendukung [[Undang-Undang Pemilihan Umum Jepang]]. Gelar pangeran yang disandangnya membuatnya mendapat kursi di [[Dewan Bangsawan Jepang|Dewan Bangsawan]] [[Parlemen Jepang]]. Pada tahun 1933, ia terpilih menjadi Ketua Dewan Bangsawan. Anugerah Grand Cordon [[Orde Harta Suci]] diterimanya pada tahun 1934.
[[Image:Fumimaro Konoe President of the House of Peers.jpg|thumb|left|250px|Presiden Dewan Peers, 1936]]
 
== Sebagai perdana menteri ==
Pada tahun 1925, Konoe mendapat perhatian publik yang menguntungkan dengan mendukung [[UU Pemilu | kedewasaan RUU hak pilih universal]]. Judul Konoe yang memberinya kursi di [[Dewan Peers (Jepang)|Atas Ruang]] dari [[Jepang Diet]], dan pada tahun 1933, ia terpilih menjadi Presiden Dewan Peers. Dia dianugerahi Grand Cordon dari [[Orde Harta Suci]] pada tahun 1934.
Pada bulan Juni 1937, Pangeran Fumimaro Konoe terpilih sebagai Perdana Menteri Jepang. Sebulan setelah menjabat perdana menteri, pasukan Jepang bentrok dengan pasukan Cina dekat Peking dalam peristiwa yang disebut [[Insiden Jembatan Marco Polo]]. Konoe mengirim tiga divisi tentara, mengingatkan militer untuk tidak memperburuk konflik. Dalam waktu tiga minggu militer melancarkan serangan umum. Konoe dan kabinetnya takut tentara Jepang tidak akan menghormati segala perjanjian damai. Dia juga tidak yakin bahwa Chiang dapat mengendalikan tentaranya sendiri. Pada bulan Agustus, tentara Cina membunuh dua marinir Jepang di [[Shanghai]]. Konoe setuju dengan Menteri Angkatan Darat Jenderal [[Hajime Sugiyama]] untuk mengirim dua divisi demi membela kehormatan Jepang. Kabinetnya kemudian mengeluarkan pernyataan, menuduh baik pihak nasionalis dan komunis Cina berperilaku "semakin provokatif dan menghina" Jepang.
 
Pada bulan Desember 1937, [[Markas Besar Kekaisaran]] yang otonom secara struktur dari pemerintah terpilih, memerintahkan tentara Jepang di Cina untuk bergerak menuju ibu kota Nanking. Ibu kota Nanking berhasil direbut dalam beberapa minggu setelah tentara Angkatan Darat Jepang terlibat dalam [[Pembantaian Nanking]].
==Perdana Menteri dan Berperang dengan China==
 
Pada bulan Januari 1938, Pemerintah Konoe mengumumkan bahwa Jepang tidak lagi akan berurusan dengan Pemerintah Chiang Kai-shek, dan akan menunggu perkembangan rezim baru. Ketika diminta klarifikasi lebih lanjut, Konoe berkata bahwa maksudnya lebih dari sekadar tidak mengakui rezim Chiang, namun "menolaknya" dan akan "menghancurkannya".<ref>Wakabayashi, Bob Tadashi (1991). "[http://chinajapan.org/articles/04.1/04.1wakabayashi4-27.pdf Emperor Hirohito on Localized Aggression in China]". ''Sino-Japanese Studies'' '''4''' (1), p. 15.</ref>
[[Image:First Konoe Cabinet.jpg|thumb|right||150px|Perdana Menteri (semester pertama), 4 Juni 1937. Navy Menteri [[Mitsumasa Yonai]] yang tersisa.]]
Sementara itu, Konoe dan pihak militer memaksakan [[Undang-Undang Mobilisasi Nasional]] melalui Diet.{{cn|date=December 2012}} Undang-undang ini memungkinkan pemerintah pusat untuk menguasai semua sumber daya manusia dan bahan-bahan.
 
Tentara Jepang memperoleh kemenangan di Hsuchow, Hankow, Kanton, Wuchang, dan Hanyang, namun tentara Cina tetap terus melakukan perlawanan. Setelah menyatakan dirinya sudah lelah dijadikan "robot" oleh pihak militer, Konoe mengundurkan diri pada bulan Januari 1939, dan ditunjuk sebagai ketua [[Dewan Penasihat Kekaisaran Jepang]]. [[Kiichirō Hiranuma]] menggantikannya sebagai perdana menteri. Konoe mendapat penghargaan [[Orde Matahari Terbit]] pada tahun 1939.
Pada Juni 1937, Pangeran Fumimaro Konoe menjadi Perdana Menteri Jepang. Satu bulan setelah ia datang ke kantor, pasukan Jepang bentrok dengan pasukan Cina dekat Peking di [[Insiden Jembatan Marco Polo]]. Konoe mengirim tiga divisi pasukan, mengingatkan militer untuk memastikan tidak meningkatkan konflik. Dalam waktu tiga minggu militer melancarkan serangan umum. Konoe dan kabinetnya takut bahwa tentara Jepang tidak akan menghormati perjanjian perdamaian. Dia juga yakin bahwa Chiang bisa mengendalikan kekuatan sendiri. Pada bulan Agustus, tentara Cina membunuh dua marinir Jepang di [[Shanghai]]. Konoe setuju dengan Angkatan Darat Jenderal Menteri [[Hajime Sugiyama]] untuk mengirim dua divisi untuk membela kehormatan Jepang. Kabinetnya kemudian mengeluarkan pernyataan, menuduh baik nasionalis dan komunis Cina "semakin provokatif dan menghina" perilaku menuju Jepang.
 
Konoe dipanggil kembali pada [[22 Juli]] 1940. Bersama [[Menteri Luar Negeri Jepang]] [[Yosuke Matsuoka]], Konoe mencoba mencapai persetujuan dengan [[Amerika Serikat]]. Saat hal itu gagal, Konoe digantikan [[Jenderal]] [[Tōjō Hideki]].
[[File:Fumimaro Konoe.jpg|thumb|image|right|Konoe pada tahun 1938]]
 
Pada [[1944]] Konoe mulai berpendapat bahwa pemerintah Jepang harus memulai perundingan untuk menentukan akhir [[Perang Dunia II]]. Ia juga memimpin delegasi perdamaian ke [[Moskwa]] namun [[Vyacheslav Molotov]] menolak menemuinya.
Pada bulan Desember, [[Imperial Markas Umum]], struktur yang sama sekali otonom dari pemerintah terpilih, memerintahkan pasukannya di China untuk bergerak menuju [[Nanking]], ibukota Cina. Nanking ditangkap dalam beberapa minggu, setelah itu Angkatan Darat berkomitmen terkenal [[Nanking pembantaian]].
 
Konoe menjabat sebagai wakil pimpinan dalam pemerintahan penyerahan pasca perang Jepang. Fumimaro Konoe [[bunuh diri]] pada 16 Desember 1945 setelah Jenderal [[Douglas MacArthur]] mengumumkan bahwa ia akan diadili karena [[kejahatan perang]].
[[Image:Fumimaro Konoe 6.jpg|left|thumb|Konoe ipada tanggal April 1939]]
 
== Referensi ==
Pada bulan Januari tahun 1938, pemerintah Konoe mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi berurusan dengan Chiang, tapi akan menunggu perkembangan rezim baru. Ketika kemudian meminta klarifikasi, Konoe mengatakan ia berarti lebih dari sekedar tidak diakuinya rezim Chiang tapi "ditolak" dan akan "memberantas itu". Sementara itu, Konoe dan militer mendorong [[Hukum Nasional Mobilisasi]] melalui Diet. Hal ini memungkinkan pemerintah pusat untuk mengendalikan semua tenaga kerja dan material.
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
Kemenangan Jepang terus di Sücou, Hankow, Canton, Wuchang, Hanyang - tapi masih Cina terus berjuang. Konoe, menyatakan bahwa ia lelah menjadi "robot" untuk militer, mengundurkan diri pada bulan Januari tahun 1939, dan diangkat ketua [[Privy Council]]. [[Kiichiro Hiranuma]] menggantikannya sebagai Perdana Menteri. Konoe dianugerahi kelas 1 dari [[Orde Matahari Terbit]] pada tahun 1939.
* [http://www.spartacus.schoolnet.co.uk/2WWkondo.htm Biografi Konoe]
 
{{lifetime|1891|1945|}}
==Jabatan kedua Konoe, kebijakan luar negeri Matsuoka==
 
Karena ketidakpuasan dengan kebijakan Perdana Menteri [[Mitsumasa Yonai]], tentara Jepang menuntut ingat Konoe sebagai Perdana Menteri. Pada tanggal 23 Juni Konoe mundur dari jabatannya sebagai Ketua Dewan Penasihat, dan pada tanggal 16 Juli 1940, kabinet Yonai mengundurkan diri dan Konoe diangkat Perdana Menteri. Salah satu langkah pertama adalah untuk meluncurkan [[Liga Anggota Diet Percaya Tujuan Perang Suci]] oposisi kontra dari politisi seperti wakil [[Saito Takao]] yang telah berbicara menentang [[Kedua Perang Sino-Jepang ]] di Diet pada 2 Februari.
 
Terhadap saran dari sekutu politiknya dan Kaisar, Konoe ditunjuk [[Yosuke Matsuoka]] sebagai menteri luar negeri. Matsuoka populer dengan Angkatan Darat dan masyarakat Jepang, setelah membuktikan dirinya sebagai orang yang marah membawa Jepang keluar dari Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1933. Konoe dan Matsuoka berdasarkan kebijakan luar negeri mereka pada sebuah dokumen yang telah disusun oleh Angkatan Darat. Sebagai akibat dari kebijakan ini, disepakati bahwa Jepang akan mencoba untuk mengamankan posisinya di China, meredakan konflik dengan Uni Soviet, memindahkan pasukan ke Indochina, dan mempersiapkan diri untuk respon militer dari Inggris dan mungkin Amerika Serikat.
 
[[Image:Second Cabinet of Fumimaro Konoe.jpg|thumb|right|250px|Konoe dengan menteri kabinet, termasuk Menteri Perang [[Hideki Tojo]], baris kedua, kedua dari kiri (22 Juli 1940)]]
 
Menyusul jatuhnya Pemerintah Perancis, Jepang ditempatkan pasukan di [[Indocina Perancis]] pada bulan September 1940. Pada tanggal 27 September 1940, [[Tripartit Pakta]] ditandatangani, menyelaraskan Jepang, Jerman dan [[Italia]].
 
Matsuoka berusaha untuk mengamankan posisi Jepang dengan perjanjian netralitas antara Jepang dan Uni Soviet (melalui Molotov dan Stalin). Jepang setuju untuk melepaskan hak ekstraksi mineral di bagian utara [[Sakhalin]], tetapi sebaliknya tidak membuat konsesi. Untuk Jepang, pakta tersebut membuatnya kurang mungkin bahwa Amerika Serikat dan Uni Soviet akan bergabung melawan mereka. Ini perjanjian netralitas dihormati oleh kedua belah pihak sampai 1945.
 
==Jabatan terakhir Konoe itu, upaya untuk menghindari perang dengan Amerika Serikat==
 
Pada bulan April 1941, sebuah kemenangan Matsuoka kembali ke Jepang, tapi Konoe telah di tangan proposal perdamaian dari Amerika Serikat. Proposal termasuk pengakuan Amerika atas Manchukuo, penggabungan pemerintahan Chiang dengan Jepang yang didukung [[Reorganisasi Nasional Pemerintah Cina]], penarikan pasukan Jepang dari Cina dan saling menghormati kemerdekaan, dan kesepakatan bahwa imigrasi Jepang ke Amerika negara-negara harus melanjutkan "atas dasar kesetaraan dengan warga lainnya dan bebas dari diskriminasi". Sebuah pertemuan negosiasi antara Presiden Amerika Serikat [[Franklin D. Roosevelt]] dan Konoe diusulkan untuk [[Honolulu]], untuk memulai pada awal Mei.
 
Masing-masing pihak percaya bahwa itu merupakan posisi awal dari sisi lain, namun sebenarnya telah disusun oleh dua imam Maryknoll Amerika dan dua pejabat Jepang tingkat menengah. Konoe, percaya dokumen itu titik awal disepakati untuk negosiasi, mulai berbaris dukungan untuk ide konferensi puncak di [[Hawaii]]. Namun, Menteri Luar Negeri [[Cordell Hull]] dan Roosevelt tidak berniat tawar-menawar dari rancangan ini.
 
Kembali di Jepang, Matsuoka marah bahwa Konoe telah menawarkan konsesi di belakang punggungnya. Konoe tidak mampu untuk memakai dia turun, dan takut reaksi Angkatan Darat jika ia mengesampingkan Menteri Luar Negeri. Pada akhirnya, Matsuoka diganti draft dengan "kemakmuran bersama" kebijakan Jepang. Dokumen ini disampaikan kepada Amerika pada tanggal 12 Mei, dan ditemukan tidak dapat diterima.
 
Pada 22 Juni 1941, Jerman menginvasi Uni Soviet dan sekali lagi Jepang tertangkap benar-benar terkejut. Konferensi bergegas berlangsung di tingkat tertinggi. Pertanyaannya adalah apakah ini mewakili kesempatan bagi Jepang. Pada akhirnya, kelompok kepemimpinan formal, yang disebut Imperial Markas-Kabinet Penghubung Konferensi, menyepakati "selatan" strategi. Ini juga sepakat bahwa kemajuan Jerman harus dipantau ketat. Matsuoka ditransmisikan pernyataan provokatif ke Hull, dan memberitahu Duta Besar Soviet bahwa perjanjian Axis lebih diutamakan daripada netralitas pakta Jepang-Soviet. Konoe mengundurkan diri, dan membentuk pemerintahan baru tanpa Matsuoka sebagai Menteri Luar Negeri. Menteri Luar Negeri baru meyakinkan Duta Besar Soviet bahwa Jepang akan menghormati perjanjian netralitas, meskipun Jerman telah mendesak sekutu Jepang untuk menyerang Rusia dari timur.
 
Pada tanggal 28 Juli tahun 1941, pasukan Jepang menduduki seluruh Indocina Perancis. Amerika Serikat telah diperingatkan dari langkah ini melalui pemantauan lalu lintas kabel Jepang. Roosevelt segera membekukan aset Jepang di Amerika Serikat. Inggris dan pemerintah Hindia Belanda melakukan hal yang sama. Roosevelt juga menempatkan embargo pada ekspor minyak ke Jepang. Lebih dari 80% dari kebutuhan Jepang sedang dipenuhi melalui impor Amerika, oleh karena itu pada tanggal 31 Juli, angkatan laut memberitahu Kaisar bahwa stok minyak Jepang akan benar-benar habis dalam dua tahun. Konoe telah mengandalkan Angkatan Laut untuk menahan Angkatan Darat dari desain agresif. Sekarang, bagaimanapun, Kepala Staf Angkatan Laut [[OSAMI Nagano]] berpendapat bahwa jika perang dengan Amerika Serikat tak terelakkan, harus mulai segera.
 
Konoe membuat satu upaya lebih putus asa untuk mencegah perang. Ia mengusulkan pertemuan puncak pribadi dengan Roosevelt-di Amerika Serikat jika perlu-untuk datang ke beberapa pemahaman. Konoe mendapatkan dukungan dari Angkatan Laut dan Kaisar untuk langkah ini. Tentara setuju, asalkan Konoe mematuhi kebijakan luar negeri konsensus, dan bersiaplah untuk berperang jika inisiatif gagal.
 
Roosevelt dan Hull menerima undangan, karena mereka ingin menunda potensi serangan Jepang. Roosevelt kata Duta Besar Nomura bahwa ia ingin melihat rincian lebih lanjut dari usulan Konoe, dan ia menyarankan agar [[Juneau, Alaska]], mungkin menjadi tempat yang bagus untuk pertemuan.
 
Pada tanggal 5 September, Konoe bertemu Kaisar dengan kepala staf Jenderal [[Hajime Sugiyama]] dan Laksamana OSAMI Nagano. Khawatir, Kaisar bertanya apa yang terjadi dengan negosiasi dengan Roosevelt. Konoe menjawab bahwa, tentu saja, negosiasi primer, dan opsi militer hanya posisi jatuh-kembali jika negosiasi gagal. Kaisar kemudian mempertanyakan Sugiyama tentang peluang keberhasilan perang terbuka dengan negeri Barat. Setelah Sugiyama menjawab positif, Hirohito memarahinya, mengingat bahwa Angkatan Darat telah meramalkan bahwa invasi China akan selesai hanya dalam waktu tiga bulan.
 
Keesokan harinya kebijakan tentang persiapan untuk perang melawan "Amerika Serikat, Inggris dan Belanda" secara resmi diusulkan pada Konferensi Kekaisaran. Konferensi Imperial mengadopsi kebijakan yang akan menghasilkan [[serangan terhadap Pearl Harbor]]. Kebijakan ini menetapkan serangkaian tuntutan minimal yang harus dipenuhi melalui negosiasi. Jika negosiasi Konoe yang tidak berbuah pada pertengahan Oktober, Jepang akan memulai permusuhan terhadap Amerika Serikat, Belanda, dan Inggris.
 
Sementara Kaisar menerima laporan rinci dari Sugiyama dan Nagano tentang operasi di Asia Tenggara dan serangan Pearl Harbor, Perdana Menteri Konoe membuat satu upaya putus asa terakhir untuk menghindari perang. Malam itu juga, ia mengatur makan malam konferensi rahasia dengan Duta Besar Amerika [[Joseph Tumbuh]]. Dia mengatakan Tumbuh bahwa ia siap untuk melakukan perjalanan untuk bertemu Roosevelt pada saat itu juga. Kapal sudah dipersiapkan. Duta Tumbuh mendesak atasannya untuk menyarankan Roosevelt menerima usulan KTT. Namun, pada akhirnya, dorongan terakhir Konoe untuk solusi diplomatik diambil sia-sia.
 
[[Image:Konoe in Limo.jpg|thumb|left|250px|Tampak tertekan pada musim gugur tahun 1941 tepat sebelum [[serangan terhadap Pearl Harbor]]]]
 
Dalam rapat kabinet pada tanggal 14 Oktober, Menteri Angkatan Darat [[Hideki Tojo]] menyatakan bahwa negosiasi telah gagal, batas waktu telah berlalu. Pada penutupan pertemuan ini, Konoe menyadari bahwa ia tidak dapat memenangkan dukungan Angkatan Laut terhadap sikap Tentara bersikeras.
 
Konoe mengundurkan diri pada 16 Oktober 1941, satu hari setelah dianjurkan Pangeran [[Naruhiko Higashikuni]] kepada Kaisar sebagai penggantinya. Dua hari kemudian, Hirohito memilih Jenderal Tojo sebagai Perdana Menteri. Pada tahun 1946, Hirohito menjelaskan keputusan ini: "Saya benar-benar berpikir Pangeran Higashikuni cocok sebagai kepala staf Angkatan Darat, tapi saya pikir pengangkatan anggota rumah kekaisaran untuk jabatan politik harus dipertimbangkan sangat hati-hati atas semua, dalam waktu. perdamaian ini baik-baik saja, tetapi ketika ada ketakutan yang bahkan mungkin ada perang, maka lebih penting, mengingat kesejahteraan rumah kekaisaran, aku bertanya-tanya tentang kebijaksanaan dari anggota keluarga kekaisaran melayani [[sebagai perdana menteri ]]. "Enam minggu kemudian, Jepang menyerang Pearl Harbor.
 
Konoe dibenarkan pengunduran diri kepada sekretarisnya Kenji Tomita. . "Tentu saja Imperial Mulia adalah pasifis dan ia ingin menghindari perang Ketika saya mengatakan kepadanya bahwa untuk memulai perang adalah sebuah kesalahan, dia setuju Tapi keesokan harinya, ia akan memberitahu saya:." Kau khawatir tentang hal itu kemarin tetapi Anda tidak perlu terlalu khawatir. ". Dengan demikian, lambat laun ia mulai memimpin perang Dan kali aku bertemu dengannya, ia bersandar bahkan lebih untuk perang, saya merasa Kaisar mengatakan padaku: '.. Perdana menteri saya tidak mengerti masalah-masalah militer saya tahu lebih banyak. "Singkatnya, Kaisar telah menyerap pandangan tentara dan perintah tinggi angkatan laut. "
 
[[File:Cabinet of Prince Higashikuni Naruhiko.jpg|thumb|left|Kabinet Pangeran Higashikuni Naruhiko, Konoe adalah orang ke-4 di sebelah kanan pada baris 2]]
 
==Tahun Akhir pada Perang dan Bunuh Diri==
 
[[Image:Corpse of Fumimaro Konoe.jpg|thumb|right|150px|A [[Panglima Tertinggi Sekutu Powers untuk|SCAP]] koroner melakukan otopsi pada Konoe (17 Desember 1945)]]
 
Konoe berperan dalam jatuhnya pemerintahan Tojo pada tahun 1944. Pada Februari 1945, selama audiensi pribadi pertama yang telah diizinkan dalam tiga tahun ia menyarankan Kaisar untuk memulai negosiasi untuk mengakhiri [[Perang Dunia II]]. Menurut ke Grand Chamberlain [[Hisanori Fujita]], Hirohito, masih mencari'''' tennozan (kemenangan besar), tegas menolak rekomendasi Konoe itu.
 
Setelah awal pendudukan Amerika, Konoe menjabat dalam kabinet Pangeran Naruhiko Higashikuni, pertama pemerintahan pasca-perang. Setelah menolak untuk berkolaborasi dengan [[Bonner penebang]] dalam "Operasi Blacklist" untuk membebaskan Hirohito dan keluarga kekaisaran pertanggungjawaban pidana, ia dicurigai [[kejahatan perang]] s. Pada bulan Desember 1945, pada panggilan terakhir oleh Amerika untuk penjahat perang melapor ke Amerika, ia mengambil [[potasium sianida]] racun dan berkomitmen [[bunuh diri]]. Itu tahun 1945, tepatnya 1300 tahun setelah nenek moyangnya, [[Fujiwara no Kamatari]], memimpin kudeta di istana selama Soga klan. Makamnya berada di klan pemakaman Konoe di kuil [[Daitoku-ji]] di Kyoto.
 
Cucunya, [[Morihiro Hosokawa]], menjadi perdana menteri lima puluh tahun kemudian.
 
[[Kategori:Perdana Menteri Jepang]]
[[Kategori:Tokoh yang bunuh diri]]
[[Kategori:Alumni Universitas Kyoto]]
 
[[ar:فوميمارو كونويه]]
[[de:Konoe Fumimaro]]
[[en:Fumimaro Konoe]]
[[es:Fumimaro Konoe]]
[[et:Fumimaro Konoe]]
[[fi:Fumimaro Konoe]]
[[fr:Fumimaro Konoe]]
[[he:פומימרו קונואה]]
[[hu:Konoe Fumimaro]]
[[it:Fumimaro Konoe]]
[[ja:近衛文麿]]
[[ko:고노에 후미마로]]
[[la:Fumimaro Konoe]]
[[nl:Fumimaro Konoe]]
[[no:Fumimaro Konoe]]
[[pl:Fumimaro Konoe]]
[[pt:Fumimaro Konoe]]
[[ru:Коноэ, Фумимаро]]
[[su:Fumimaro Konoe]]
[[sv:Fumimaro Konoe]]
[[th:เจ้าชายฟุมิมะโระ โคะโนะเอะ]]
[[tr:Fumimaro Konoe]]
[[yo:Fumimaro Konoe]]
[[zh:近衛文麿]]