Belenggu (film): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 42:
Jingga bercerita bahwa dia pernah diperkosa oleh tiga pria di sebuah tempat di Jalan Flamboyan. Elang dengan dingin membalas dendam perempuan yang dicintainya dengan kapak. Polisi pun akhirnya mulai ikut campur, mereka adalah Yosef (Arsewendi Nasution) dan rekannya (T.Rifna). Mereka dengan mudah menangkap Elang. Apalagi ada saksi Ibu Kebaya (Jajang C.Noer) yang mendengar suara itu dan membenarkan ada cerita tentang gadis yang diperkosa.
 
Polisi menemukan bahwa gadis diperkosa itu sudah mati dua tahun lalu. Itu artinya mungkin Elang membaca berita koran dan mengarang cerita. Apalagi namanya juga bukan Jingga. Tetangganya Elang ternyata tidak pernah ada. Bahkan yang disebutnya sebagai Djenar, Senja itu adalah istri dan anaknya sendiri yang dibunuhnya dengan sadis. Semuanya mengarah ke kesan bahwa Elang lah si pembunuh berkostum kelinci. Dengan kata lain Elang adalah psikopat. Apalagi diketahui dia pasien yang lari dari rumah sakit jiwa. Sampai di sini bangunan cerita seperti puzzle-puzzle yang sepertinya sudah tersusun sepertinya serupa dengan cerita film-film yang saya ungkapkan di atas.
 
Kecuali suatu hal. Salah seorang dari kedua polisi itu menemukan bahwa ada cerita dari Elang yang bukan dari sudut pandangnya sendiri alias bukaan rekaan orang sakit alias fakta. Ketika itu disadari, polisi sudah terlambat. Ending cerita dari Upi sang sutradara juga penulis ini yang brilian dan membuat Belenggu sulit ditebak. Seperempat –menurut perkiraan saya-dari cerita menjelang bagian akhir membuat film ini cerdas, bahkan jenius.
 
Kelebihan kedua sinematografi film ini artistik. Suasana muram style seperti tahun 1970-an bahkan mirip 1950-an, ada radio jadul, kipas angin jadul, bak mandi jadul, dan properti lainnya kebanyakan jadul. Namun kedua polisi berbicara menggunakan ponsel. Mobil mereka juga modern. Kalau disebut antah beranda, nggak juga, ada taksi dengan tajuk Jakarta. Film ini juga tidak pantas ditonton oleh anak-anak karena cukup sadis.
 
Cuma saja memang sebagian dari adegan sudah banyak diungkap berbagai film. Cara pembunuhan Elang bukan hal baru dalam film-film tentang psikopat (terkecuali bagian ending). Akting Abimana Aryasatya sebagai Elang lumayan sebagai orang paranoid dan super ketakutan, tetapi Rio Dewanto juga bagus dalam Modus Anomali. Yang keren justru penampilan Imelda Therina, yang nggak ada Imelda-imeldanya alias sudah menjelma sebagai Jingga.
 
==Pemeran==