Tuak nira: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 23:
[[Berkas:Timor palm wine.jpg|thumb|200px|Penyadapan nira di [[Timor Timur]].]]
Tuak nira dapat di[[distilasi|suling]] untuk membuat minuman yang berkadar [[alkohol]] lebih kuat, yang disebut dengan nama yang berbeda tergantung pada daerah (misalnya, ''[[Arak (minuman)|arak]]'', ''village gin'', ''charayam'', dan ''country whiskey''. Sepanjang [[Nigeria]], tuak yang telah disuling biasa disebut ''[[ogogoro]]''. Di bagian selatan [[Ghana]] tuak suling disebut ''[[Akpeteshie|akpeteshi]]'' atau ''burukutu''. Di [[Togo]] dan [[Benin]] tuak suling disebut ''sodabe'', di [[Filipina]] disebut ''[[Arak#Arak kelapa|lambanog]]'', sementara di [[Tunisia]] disebut ''[[Lagmi]]''.
== Peran sosial ==
===Indonesia===
Di [[Indonesia]], nira segar juga disajikan sebagai ''[[legen]]'', minuman jajanan yang manis dan tidak mengandung alkohol, biasanya disajikan dingin. Minuman ini diproduksi dari nira palem [[siwalan]].
Masyarakat [[Tapanuli]] ([[Sumatera Utara]]), khususnya masyarakat [[Batak]] menganggap bahwa tuak nira berkhasiat menyehatkan badan karena mengandung efek menghangatkan tubuh. Hal yang sama dijumpai pada masyarakat [[suku Toraja]] di [[Tana Toraja]], [[Sulawesi Selatan]], yang memiliki kebiasaan minum tuak nira. Selain untuk menghangatkan badan, tuak dari pohon [[enau]] di Toraja telah menjadi minuman pada ritual-ritual adat. Sehingga setiap pelaksanaan ritual adat sudah pasti tersedia tuak.
=== India===
Di [[India]], nira segar disajikan baik sebagai ''[[neera]]'' atau ''padaneer'' yang manis dan non-alkohol, atau sebagai ''Kallu'', minuman asam yang terbuat dari nira terfermentasi, tetapi tidak sekuat tuak.<ref>[http://www.indianwine.org/winetoddy.htm Toddy/Kallu and Neera/Padhaneer]</ref> Kallu biasanya diminum segera setelah fermentasi pada akhir hari, karena menjadi lebih asam dan kecut bila terlalu lama dibiarkan. Minuman yang terasa seperti [[cuka]] ini, dianggap memiliki [[umur simpan]] yang pendek. Namun minuman ini dapat didinginkan untuk memperpanjang masanya. Rempah-rempah juga ditambahkan untuk menyeduh minuman dan memberikannya rasa yang berbeda.
Di [[Karnataka]], India, tuak nira biasanya tersedia di [[kedai tuak]] (dikenal sebagai ''Kallu Kadai'' di [[Tamil]], ''Kalitha Gadang'' dalam [[Bahasa Tulu|Tulu]], ''Kallu Dukanam'' dalam [[Bahasa Telugu|Telugu]], ''Kallu Angadi'' dalam [[bahasa Kannada]] atau "''Liquor Shop''" dalam [[bahasa Inggris]]). Di [[Tamil Nadu]], minuman ini termasuk dilarang, meskipun legalitasnya berfluktuasi dengan politik. Dengan tidak adanya tuak legal, penyuling [[minuman keras oplosan|oplosan]] liar [[arak]] sering menjual alkohol yang terkontaminasi metanol, yang dapat mematikan bagi peminumnya. Untuk mencegah praktek ini, pemerintah India kemudian mendorong adanya "''[[Indian Made Foreign Liquor]]''" ("minuman keras asing produksi India") (IMFL), yang membuat cemas banyak produsen tuak nira.
Di negara bagian [[Andhra Pradesh]] (India), tuak nira adalah minuman populer di wilayah pedesaan. ''Kallu'' dikumpulkan, didistribusikan dan dijual oleh orang-orang dari [[kasta]] tertentu yang disebut "[[Settibalija]]", "[[Goud]]" atau "[[Gamalla]]" (Goundla). Tuak juga adalah bisnis besar di kota-kota dalam negara bagian tersebut. Di desa-desa negara bagian tersebut, orang biasanya juga meminum tuak nira setiap hari setelah bekerja.
Ada dua jenis utama ''kallu'' di Andhra Pradesh, yaitu "''[[Thadi Kallu]]''" (dari nira pohon Palmyra) dan "''[[Eetha Kallu]]''" (dari [[Phoenix sylvestris|pohon kurma perak]]). "''Eetha Kallu''" sangat manis dan kurang memabukkan, sedangkan "''Thati Kallu''" lebih kuat (manis di pagi hari, menjadi asam ke pahit-asam di malam hari) dan sangat memabukkan. Orang biasa menikmati ''Kallu'' tepat di sekitar pohon-pohon di mana ia disadap. Mereka minum dari daun ke mulut sementara orang ''Goud'' menuangkan Kallu dari ''Binki'' (wadah ''Kallu''). Ada berbagai jenis tuak nira (''kallu'') menurut musim: ''Poddathadu'', ''Parpudthadu'', ''Pandudthadu'', dan ''Mogadthadu''.
===Afrika===
Tuak nira memainkan peran penting dalam banyak upacara adat di bagian [[Nigeria]] seperti dalam [[Suku Igbo|masyarat Igbo]] (atau Ibo), dan di tempat lain di Afrika tengah dan barat. Para tamu di pesta perkawinan, perayaan kelahiran, maupun pemakaman akan dilayani dengan jumlah yang murah hati. Tuak nira sering ditambahi dengan tanaman obat untuk mengobati berbagai keluhan sakit badan. Sebagai tanda penghormatan kepada leluhur, banyak acara minum dimulai dengan sedikit tuak nira ditumpahkan di tanah (''Kulosa malafu'' dalam [[Bahasa Kituba|Kikongo ya Leta]]). Tuak nira dinikmati oleh pria dan wanita, meskipun wanita biasanya meminumnya di acara-acara yang lebih sepi.
Di beberapa bagian dari Nigeria Timur, [[Igbo Land]], tuak nira disebut "''Nkwu Elu''" atau "''Mmanya Ocha''" (minuman putih). Misalnya, dalam "Urualla" dan kota lainnya, minuman ini digunakan untuk perkawinan tradisional. Seorang pria muda yang pergi untuk perkenalan pertama dengan calon mertuanya diwajibkan untuk datang dengan tuak nira. Ada jumlah spesifik tuak nira dalam hitungan galon yang diperlukan. Hal ini tergantung pada kebiasaan dari berbagai kota di beberapa bagian Igbo Land.
==Penggunaan dalam kuliner==
|