Simpur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
+
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
+ref
Baris 34:
 
===Kayu===
Banyak jenis sempur yang menghasilkan [[kayu]] pertukangan dan bahan bangunan yang baik.<ref name=Simpur>Sastrapradja, Setijati; Kartawinata, Kuswata; Soetisna, Usep; Roemantyo; Wiriadinata, Hari; Soekardjo, Soekristijono (1980). ''Kayu Indonesia''. '''14''':92{{spaced ndash}}93. [[Jakarta]]:[[Lembaga Biologi Nasional|LBN]] - [[LIPI]] bekerjasama dengan [[Balai Pustaka]].</ref> Dalam perdagangan internasional kayunya dikenal dengan nama ''simpoh'', sedangkan menurut [[Daftar kayu di Indonesia#Kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran/Kelompok Komersial Dua|daftar kayu komersial di Indonesia]] tercatat sebagai ''simpur''. Kayu simpoh tergolong kayu menengah hingga berat, dengan kerapatan kayu (pada kadar air 15%) antara 560 – 930 [[kilogram|kg]]/[[meter|m]]<sup>3</sup>.<ref name="pros52"/>
 
[[Kayu teras|Teras]]nya berwarna cokelat merah hingga cokelat kemerahan gelap, terkadang dengan kilau keunguan; biasanya tidak terbedakan dari [[kayu gubal]]nya yang sedikit lebih pucat. Serat-seratnya lurus atau berpadu; teksturnya kasar dan merata. Derajat penyusutannya cukup tinggi hingga tinggi; penelitian di [[Malaysia]] mendapatkan angka penyusutan, dari keadaan segar hingga kadar air 15% dan hingga kering tanur, berturut-turut, 2,2% dan 4,1-5,2% di arah radial serta 3,9% dan 8,8-9,6% di arah tangensial. Kayu simpoh agak sukar dikeringkan karena mudah melenting, melintir, melengkung, serta pecah-pecah di ujung dan di permukaan kayu apabila pengeringannya dilakukan secara kurang hati-hati.<ref name="pros52"/>